Typo everywhere
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Daniel POV
Sial kemana perginya gadis jalang itu. Berani beraninya dia melarikan diri dariku, awas saja nanti jika aku menemukannya akan kubuat dia menyesali semua perbuatannya. Gadis itu sudah mengacaukan pikiranku, pertemuan bersama key dan kawan lainnya pun terpaksa aku tinggalkan. Apa dia mau melaporkan aku dan kawan kawanku? Apa gadis itu berpikir aku akan takut dengan tindakannya itu? Hahaha... Dia salah jika berpikir seperti itu karena para aparat itu adalah sama halnya dengan anak buahku, bedanya mereka mengenakan seragam. Aku sudah menaruh beberapa orang kepercayaanku di departemen keamanan. Jadi apa yang harus kutakutkan.
Aku benar benar tidak tenang, perasaanku tiba tiba terasa tidak enak. Apakah gadis kecil itu baik baik saja diluar sana? Kenapa aku jadi mengkhawatirkannya. Tentu saja aku mengkhawatirkannya mengingat statusnya sebagai mantan tawanan hanz. Aku takut laki laki keparat itu masih memburunya, aku tidak boleh membiarkan hal itu sampai terjadi. Hari ini juga aku harus menemukan Annisa. Tunggu aku gadis kecil, aku pasti menemukanmu jika ternyata kamu memang benar melarikan diri maka aku akan membuat perhitungan dengan mu."Sebaiknya aku melihat daehan, siapa tahu dia sudah pulang dari sekolahnya. Mudah mudahan dengan bantuan daehan akan lebih cepat menemukan gadis itu"
Tok.. Tok.. Tok..
"Daehan apa kamu ada didalam?" aku memanggil daehan dari luar kamar.
"Sebentar bos" sahut daehan dari dalam
"Ada apa bos?" tanya daehan saat membuka pintu kamarnya.
"Aku membutuhkan bantuanmu daehan" ucapku
"Akhirnya daehan ada kerjaan juga, bos mau minta bantuan apa? Daehan pasti kerjakan dengan senang hati" sahut daehan
"Kamu bantu aku mencari Annisa"
"Kenapa dengan Annisa bos?" tanya daehan
"Annisa melarikan diri saat heri menjemputnya dikampus. Dia sudah tidak ada disana" aku mencoba menjelaskan
"Lalu sekarang apa yang harus daehan lakukan bos?" tanya daehan
"Kamu bersama 6 orang anak buah kita, tolong cari annisa di area kampus sampai perbatasan kota"
"Heri dan yang lainnya akan aku suruh mencarinya sampai pusat kota"
"Baiklah bos, daehan akan berusaha mencari annisa sampai ketemu"
"Aku percayakan urusan ini padamu daehan. Kamu mengenal area perbatasan kota jauh lebih baik dibandingkan dengan heri. Itulah alasanku memintamu untuk mencari annisa disana"
"Bos, apakah aku boleh membawa senjata selain pisau?" tanya daehan. Anak ini memang ahli bermain pisau sejak kecil.
"Baiklah daehan kamu boleh membawa satu senjata api" ucapku.
"Hmm, bukan utu yang aku mau bos. Bolehkah aku meminjam pedang yang ada diruangan bos itu?" tanya daehan
"Maaf daehan, pedang itu bukan untuk main main tapi kamu boleh menggunakan pedang yang hampir mirip dengan pedang itu. Nanti akan kuberikan padamu" ucapku
"Baiklah bos" ucap daehan. Aku lalu masuk keruang kerjaku untuk mengambil sebuah pedang yang mirip dengan pedang milikku itu
"Ini untukmu daehan, bawa gadis itu pulang sebelum tengah malam" aku memberikan sebuah pedang pada daehan untuk berjaga jaga jika nanti dia harus berhadapan dengan orang orang dari kubu hanz.