Sebelum baca, jangan lupa tekan bintangnya.
Sorry for typo.
Happy reading
--
--
--
BRAK.
Baekhyun seketika menoleh mendengar suara tersebut. Dia berharap itu bukan Junghae. Ya, dia sangat berharap demikian. Entah apa jadinya jika hal itu menimpanya. Dia tidak ingin kejadian sembilan belas tahun yang lalu terulang lagi. Kejadian di mana dia harus kehilangan adik perempuan satu-satunya.
Baekhyun terpaku untuk beberapa detik. Tubuhnya mulai bergetar. Jantungnya berpacu lebih cepat. Sesak juga dapat ia rasakan. Dia harus menyaksikan kembali kejadian sembilan belas tahun lalu. Gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya terbaring tak berdaya di jalan raya. Darah segar merembes keluar dari kepalanya.
Dia berlari sekuat tenaga menemui tubuh lemas adiknya. Dia mengangkat kepala Junghae kepangkuannya. "Junghae, kau baik-baik saja?" tanyanya. Nada suaranya dipenuhi rasa khawatir. Air matanya kini bahkan mulai terjun bebas melewati pipinya. Dia menangis tentu saja. Dadanya terasa benar-benar sesak.
Tak ada sahutan dari Junghae, namun matanya masih terbuka. Dia masih sadar namun dengan taraf kecil. Tangannya terulur menuju wajah Baekhyun. Dia mencoba menghapus air mata pria itu. "Oppa," ucapnya terbata. Tangannya kini menyentuh permukaan pipi pria itu. "Kajima! Jangan katakan apa pun pada mereka." Dengan susah payah gadis itu menyelesaikan kalimatnya.
Baekhyun ikut menyentuh tangan Junghae yang berada di pipinya. Air matanya tak kunjung berhenti mengalir. "Iya. Aku tak akan pergi. Aku tak akan mengatakan apa pun pada mereka," jawabnya sambil terisak. "Betahanlah, aku mohon! Maafkan aku," lanjutnya yang masih terisak.
Junghae ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada kata yang dapat dia ucapkan. Rasa sakit di kepalanya semakin mendominasi. Pandangannya mulai kabur. Semakin lama semakin kabur, hingga semuanya menjadi gelap. Dia menutupkan matanya.
"Junghae, bangun. Aku mohon. Bangunlah! Junghae-ya, Junghae-ya." Baekhyun menggucang sedikit kepala Junghae. Tak ada reaksi maupun sahutan dari gadis itu. "Junghae-ya." Baekhyun berteriak keras pada akhirnya.
*****
Suasana di ruang Keluarga Kim tampak lengang. Setelah Park Chanyeol menceritakan semua kronologinya menikah dengan putri bungsu keluarga tersebut, mereka diam seribu bahasa. Seolah tak percaya dengan apa yang baru mereka dengar. Ini memang hal baru yang tak pernah muncul dalam pemikiran mereka. Selama ini putri bungsunya tampak biasa saja. Bagaimana bisa dia menyimpan rahasia serapat ini? Tak ada satu pun dari mereka yang mencurigainya. Bahkan Jungra pun, baru mengetahui beberapa hari ini.
Chanyeol dan ibunya juga ikut terdiam. Dia tak menyangka jika reaksi keluarga istrinya akan seperti ini. Ya, ini jugalah yang diharapkannya. Mereka tak akan marah padanya karena telah menikahi salah satu putrinya tanpa meminta izin. Lihatlah sekarang, mereka semua terdiam. Sepertinya terkejut dengan apa yang baru saja diceritakannya. Sebenarnya ini wajar sih.
"Aku tak tahu harus berkata apa? Ini begitu mengejutkan," kata Tuan Kim memecah keheningan.
"Maafkan aku, Ahjussi." Hanya itu kata yang bisa Chanyeol katakan. Kepalanya juga ia tundukan untuk rasa penyesalannya. Menyesal karena tak mengatakan sejak awal.
"Mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi. Tak ada yang pernah tahu takdir Tuhan, bukan. Kami berterima kasih karena kau sudah mau bertanggung jawab atasnya. Kuharap kau akan menjaganya sampai akhir." Nyonya Kim kini ikut bersuara. Nadanya begitu tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET WIFE ✅ [COMPLETE]
FanfictionJunghae adalah putri terakhir dari pemilik Jeguk Group. Karena dijebak oleh seseorang, terpaksa dia harus menikah secara diam-diam dengan sesorang yang baru dikenalnya. Peringkat tertinggi di Wattpad: #7 dalam Marriage Life 28/3/2019 #447 dalam Sehu...