12

38 7 0
                                    

PAK Kiai mulai membaik dari penyakitnya. sudah sering keluar rumah. Bahkan sudah mengisi ceramah kembali setelah salat subuh.

Saat itu, Pak Kiai mengabarkan kepada seluruh santri bahwa alumni terbaik akan berkunjung ke pondok pesantren.

"Pesantren kita akan kedatangan alumni terbaik yang sedang kuliah di Spanyol. Nanti silahkan tanya dan belajar kepada dia," Pak Kiai mengumumkan.

Para santri penasaran, "Siapa ya? Jadi penasaran sama alumni pondok pesantren ini. Memang ada yang sudah sampai ke Spanyol dari pesantren ini," ungkap salah satu santri yang berkata kepada temannya.

Pak Kiai melanjutkan bicaranya.

"Alumni kita sedang dalam perjalanan bersama Embun, Nami, dan Pak Tiyo menuju pesantren ini."

Semua santri bersiap menyambut kedatangan alumni. Hari telah menjadi salah satu alumni terbaik. Bukan hanya menjadi terbaik di pesantren. Tapi sudah mendapat pengakuan dari kepala negara luar negeri.

Hari telah menjadi penasehat Perdana Menteri Spanyol bidang pengentasan amoral. Dia terpilih atas perjuangannya mencegah kasus amoral di negara dunia.

Kasus pelecehan seksual dan perdagangan manusia membuat namanya terkenal. Hingga dipercaya menjadi seorang penasehat seorang kepala negara.

Saat KTT. Namanya memang tidak terlalu dikenal karena banyaknya kepala negara yang mengikutinya. Namun masih ada media yang menyorotnya. Hingga akhirnya gambar Hari terpampang di salah satu koran ternama.

Setelah KTT. Nama Hari semakin diburu oleh media yang berkelas internasional. Wajahnya menghiasi cover majalah dan trending topic di berbagai chanel televisi dunia.

"Alumni kita yang akan datang ini bukan sembarangan orang. Dia telah diangkat oleh Perdana Menteri Spanyol sebagai penasehatnya," ucap Pak Kia dengan semangat.

Satu-satunya anak bangsa yang mendampingi kepala negara asing. Pesantren yang pernah didudukinya juga mendadak terkenal.

Pak Kiai sering diwawancarai media. Berbagai tulisan kreatif dibuat santri untuk menyambutnya. Halaman pesantren sudah dipenuhi lautan manusia.

Hari tiba di halaman pondok pesantren. Teriakan menggema di pesantren.

"Hari...! Hari...! Hari...!"

"Hari...! Hari...! Hari...!"

"Hari...! Hari...! Hari...!"

"Hidup Hari! Hidup Hari! Hidup Hari!"

Teriakan itu membuat Hari bersemangat.

"Terima kasih."

Hari sudah berdiri di kerumunan halaman pesantren. Teriakan terus menggema di telinganya.

"Hari...! Hari...! Hari...!"

Ternyata Hari tidak terlalu menghiraukan penyambutan itu. Meskipun dalam hatinya tetap merasa senang. Hari langsung menemuai Pak Kiai.

Aku bersama Nami menemani santri yang menyambut Hari. Kami berdua menceritakan pengalaman selama kegiatan KTT kepada santri di halaman pesantren.

Pak Tiyo mendampingi Hari menuju Pak Kiai. Hari sudah tahu Pak Kiai sering sakit-sakitan. Karena usianya yang tak muda lagi. Sejak Hari pergi ke Spanyol, memang Pak Kiai kondisi Pak Kiai sering tak stabil.

Aku menceritakan kondisi Pak Kiai kepada Hari ketika menuju pesantren. Belum sempat masuk ke rumah Pak Kiai. Terdengar suara tangisan dari dalam rumah tersebut.

Hari mengira kedatangannya disambut haru. Hingga sampai ke rumah Pak Kiai. Suara tangisan pun semakin menggema.

Dia membuka pintu. Hari melihat Pak Kiai sedang sakaratul maut.

Pergi Yang Dirindukan (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang