9. Hydrokinesis dan Lunarkinesis

2.8K 396 23
                                    

Di sisi lain, Suho tengah berkonsentrasi di sebuah tebing yang di bawahnya terdapat banyak arus air yang sangat deras. Berputar-putar seperti sebuah kincir. Suho tanpa sengaja menjatuhkan batu yang ia pijak hingga kini ia berada di bagian tepi jurang yang tajam.

"Ini akan berakhir jika aku terjatuh ke air" gumamnya pada diri sendiri.

Dengan mengayun sedikit tubuhnya ke depan, Suho mengambil akar pohon yang tertancap kuat ke tanah. Ia menaiki akar pohon yang lumayan besar itu dan merayap ke atas.

Ia menghembuskan napas lega. Ia melihat ke sekitar, aneh. Seingatnya ia berada di kuil, tapi kenapa tiba-tibw berada di sebuah padang gersang dengan tebing yang curam dan pusaran air yang begitu kencang ?

Ia berjalan sedikit ke tengah-tengah. Ia melihat bangkai bunga dan hewan yang kekeringan. Ia mengernyitkan dahinya. Di mana tenpat ini ? Bagaimana bisa air dan tanah terpisah seperti ini. Keadaan sangat gersang dan panas. Lebih gersang dan panas dari gurun pasir sahara. Di sini tidak ada pohon kaktus yang bisa menyimpan air di dalam tubuhnya.

Tiba-tiba, dari balik sebuah pohon kering tak bernyawa, keluar empat ekor serigala dengan taring yang sangat tajam. Mereka terlihat lapar. Oh tidak. Mereka terlihat sangat lapar.

Serigala itu datang mengejar namun, Suho tidak bisa menggerakkan kakinya sedikit pun. Tubuhnya terasa panas karena ia merasakan kegersangan. Ia memejamkan matanya, kemudian tersadar.

"Ini seperti sebuah simulasi dalam film. Benar. Ini simulasi. Aku harus menemukan jalan keluarnya" gumamnya pelan.

Ia kemudian melihat ke arah tebing, dan anehnya tebing itu menghilang di gantikan dengan ombak yang sangat besar. Ia merentangkan tangannya dan membuka telapak tangannya mengarah ke air. Ia seolah menarik air dan membalikkan telapak tangannya ke atas. Air yang begitu banyak tiba-tiba terangkat ke atas. Suho pun menarik air itu dan menyerang keempat serigala yang berlari mengejarnya.

Suho menyiramkan air ke kakinya dan akhirnya kakinya pun terangkat. Serigala itu tidak menyerah. Mereka menghindari air dan berlari ke arah Suho.

Gawat.

Ia berlari ke sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi. Di sana terdapat batu yang cukup besar. Suho naik ke atas batu itu dan menghela napas lelah. Napasnya memburu karena ia berlari terlalu cepat. Serigala itu mengaum, dan tak lama tiga serigala berwarna putih, cokelat dan hitam datang bergabung. Suho hampir mengeluh.

Ia berpikir bagaimana cara untuk menghindari ketujuh serigala yang hendak memangsanya itu.

Suho berbalik, dan ia tersenyum. Air. Satu-satunya cara agar ia bisa selamat adalah jatuh ke air.

"Baiklah. Meskipun harus mati, lebih baik mati setelah berusaha daripada tidak sama sekali" serunya.

Suho melihat ke arah dua serigala yang sudah menaiki batu dan hanya tersisa jarak dua meter darinya. Suho tersenyum dan mengatakan "dadah" kemudian ia melompat ke dalam pusaran air yang kencang.

Serigala itu mengaum kecewa. Mangsanya telah menghilang dan ia gagal mendapatkan makan siang.

Di dalam air Suho mencoba untuk berenang ke arah dengan arus yang tidak terlalu deras. Namun ia gagal. Arus air membuatnya terpental ke sana kemari.

Suho memokuskan ke sekelilingnya. Ia mengingat pertemuannya dengan Alois. Ia mencoba untuk menghembuskan napas dan menghirupnya lagi. Ia hampir bersorak saat ia bisa melakukannya dengan mudah dan enteng. Ia tersenyum kemudian ia berdiam, membiarkan pusara air membuatnya terbawa ke sana ke mari.

Kemudian ia membuka matanya dan menggerakkan tangannya, membuat telapak tangannya mengarah ke bawah dengan kecepatan 0,1 detik pusara air pun berhenti dan air menjadi tenang. Waktu berhenti. Cahaya menguar dari dalam tubuhnya dan ia pun melihat simbol droplet terlukis di punggung tangan kanannya. Ia tersenyum. Ia berhasil menemukan kekuatannya.

EXO from EXO Planet (COMPELETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang