11. Terrakinesis dan Electrokinesis

2.8K 345 17
                                    

D.O membuka matanya, ia berada di sebuah lembah yang tertimpa meteor. Entahlah tempat itu di mana. Suasananya begitu gelap dan mencekam. Terdengar suara tembakan dan benda berjatuhan di sana sini.

D.O mendongak, ia melihat sebuah meteor melesat jauh melewatinya. D.O mengikuti pandangannya dan tepat jatuh di seberang. Bunyi ledakan dan gesekan dari partikel yang bertabrakan pun terdengar memilukan.

D.O melihat ke bawahnya, lembah ini seperti sebuah kawah yang mengering. Di sekelilingnya pun terdapat banyak katedral-katedral. Apakah ia berada di tempat yang dulunya dijadikan medan perang ?

Sebuah meteor lagi-lagi terlihat dari atas. Meteor itu terlihat hendak jatuh di tempat ia berdiri. D.O memejamkan matanya kemudian ia membayangkan semua unsur-unsur planet ini. Seperti bebatuan dan tanah.

D.O mengangkat tangannya lebar-lebar ke atas dengan mata terpejam. Meteor itu melesat begitu cepat dan menghasilkan api dari partikel udara yang bergesekkan.

D.O tetap berkonsentrasi. Bebatuan dan tanah di sekitarnya terangkat ke udara dan membuat sebuah tameng. D.O membuka matanya dan menatap bebatuan itu dengan datar. Meteor itu menghantam dinding pelindung yang D.O ciptakan hingga meteor itu hancur berkeping-keping. D.O menurunkan tangannya dan unsur-unsur planet itu pun berjatuhan di sekitarnya.

Ia melihat lambang yang tercipta di punggung tangannya. Lambang yang D.O ketahui adalah seekor semut. Yah, semut adalah hewan kecil yang mendominasi di dunia ini. Karena D.O adalah pengendali unsur-unsur dasar planet ini maka simbol di tangannya adalah seekor semut yang tak terhitung jumlahnya.

***** 

Chen berdiri di tengah-tengah menara. Menara itu terlihat suram. Chen melihat awan-awan di atas sana menggelap. Juga ada banyak petir yang menyambar di sana sini.

Matahari bahkan tidak terlihat dan tidak ada cahaya sedikitpun. Chen menuruni tangga namun matanya membelalak ketika mendapati banyaknya anjing liar yang menatapnya dengan tatapan lapar.

Hiena, makhluk itu ada banyak dan Chen tidak bisa bergerak ke mana pun. Ia melihat celah di antara satu menara ke menara lain. Ia berbalik dan dengan cepat meloncat ke menara di sebelah kiri. Kakinya terkilir karena menginjak batu yang tergeletak di atas lantai yang kasar.

"Aku tidak bisa melihat apapun" gumamnya sambil meringis.

"Ggrrrrghhhh" geram Hiena itu, Chen menoleh ke belakang. Hiena itu sudah ada di pagar pembatas yang terbuat dari bebatuan.

"Apa kau takut ?" Tanya Hiena itu sambil mendesis.

Chen mencebikkan bibirnya. Dua hal yang ia tahu dari rasa takut. Satu, adalah situasi yang memang benar-benar menakutkan dan kedua adalah, situasi yang kita buat menakutkan. Dan rasa takutnya kali ini adalah yang pertama. Chen tidak takut akan hal-hal ghaib seperti hantu atau sebagainya karena ia percaya bahwa mereka telah berbeda alam.

Chen berbalik dan mencoba berlari lagi. Namun bajunya di gigit oleh Hiena itu. Dengan penuh tenaga, Chen menendang Hiena itu hingga Hiena itu membentur dinding menara dan membuatnya terpelanting. Chen menggumam maaf kemudian berbalik.

Namun sial. Nasib baik tidak berpihak padanya, ada lima ekor Hiena di depannya dan tiga ekor Hiena di samping kiri dan kanannya. Chen tidak melihat celah dia bisa melarikan diri. Kesebelas Hiena itu melompat, namun bertepatan dengan itu Chen memejamkan matanya dengan tangan yang terkepal. Semua Hiena itu terpental dengan suara meringis.

Chen membuka matanya, di tangannya sudah terdapat petir yang siap membunuh kesebelas Hiena itu. Chen mengernyitkan dahinya kaget.

"Ini apaaa" serunya.

EXO from EXO Planet (COMPELETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang