19. Tahap Pematangan

2.2K 308 49
                                    

"Apa kalian siap ?" Tanya Grif.

"Latihan tahap keempat adalah latihan menghilangkan kebencian. Kalian akan melawan diri kalian sendiri di alam bawah sadar kalian" lanjutnya.

Semuanya mendengarkan dengan serius tak terkecuali Baekhyun dan Chanyeol.

Mereka pun mengatakan bahwa mereka siap, kemudian masing-masing dari kesembilan pangeran mengambil tempat. Meja putih Zeus dikelilingi oleh 9 air terjun yang membentuk danau di bawah kaki meja.

Masing-masing pangeran duduk di singgasana mereka dengan lambang kekuatan masing-masing. Buku yang menjadi perisai dan pedang berubah lagi menjadi bentuk sebenarnya. Yaitu sebuah baju zirah yang akan mereka pakai, yang melengkapi kain yang saat ini melapisi dan melindungi tubuh mereka.

Semuanya menghembuskan napas dalam kemudian memejamkan mata. Semuanya memfokuskan perhatian pada diri mereka sendiri. Perlahan, semua kesadaran, semua suara angin, perasaan-perasaan itu menjauh meninggalkan mereka. Rasanya seperti berada di tempat asing.

Semuanya dengan serentak membuka mata. Dan mereka menemukan diri mereka sendirian terduduk di tempat air terjun. Ahh jadi ini adalah ruang bawah sadar mereka ?

Sehun melihat mata berwarna merah dari balik air terjun. Anehnya, air terjun itu seperti sebuah tirai yang mengahalangi cahaya masuk ke dalamnya.

"Kau siapa ?" Tanya Sehun.

Tidak ada balasan. Yang terdengar hanya sebuah tawa. Kemudian, sesuatu membuat Sehun terkesiap saat makhluk bermata merah itu keluar dari sana. Aura kebencian menguar begitu pekat disekelilingnya. Membuat Sehun terbatuk.

Orang dengan wajah yang sama berdiri di hadapan Sehun dengan wajah menyeringai yang menurut Sehun sendiri menakutkan.

"Siapa kau ?" Tanya Sehun.

"Aku ? Aku adalah kau yang sebenarnya" jawab mata merah.

"Tidak. Kau bukan aku" elak Sehun sambil menggeleng.

Mata merah itu melangkah ke depan membuat Sehun bergerak mundur. Kemudian mata merah itu tertawa melihat reaksi Sehun. Mata merah itu berjalan mengelilingi Sehun yang berdiam diri dengan rasa bingung.

"Aku adalah kau. Seseorang yang hidupnya diliputi oleh kesepian. Orang yang dijauhi dan dimaki oleh orang-orang. Orang yang membunuh orang tuanya sendiri" ucap mata merah sambil menyeringai.

Tangan Sehun mengepal, ia menggeleng, "aku tidak membunuh ibuku".

"Faktanya, kau membunuhnya" ucap mata merah itu dengan seringai setannya.

"Tidak" seru Sehun matanya sedikit memerah menahan amarah.

"Cobalah kau ingat, dia mati karena menyelamatkanmu. Itu artinya sama saja kau membunuhnya" seru si mata merah.

Kepalan tangan Sehun mengetat, ia kemudian memukulkan bogeman mentah ke pipi mata merah. Ia mencekik mata merah itu dengan penuh amarah dan kebencian. Amarah akan dirinya sendiri, kebencian akan ketidakberdayaannya.

"Yaa, persis seperti ini. Kau juga menjadi pembunuh dengan cara seperti ini" seru si mata merah.

"Aku bukan pembunuh" seru Sehun, matanya perlahan kosong seolah kebencian mengambil kendali akan tubuhnya.

Sadarlah bodoh.

Suara Sehun terdengar dikepalanya sendiri. Sehun melepaskan cengkraman tangannya dileher si mata merah. Ia memejamkan matanya kemudian menghela napas dalam.

Detik berikutnya, kepalan tangannha perlahan melemas. Ia membuka mata dan yang terlihat adalah mata yang penuh dengan keikhlasan.

"Aku tidak membunuh orang lain karena aku menyukainya. Aku membunuh seseorang untuk menyelamatkan diri. Itu bukanlah sebuah kesalahan. Dan ibuku, karena kasih sayangnya yang begitu dalam, dia menyelamatkanku. Ia tahu suatu saat aku akan menjadi sesuatu untuk dunia ini dan dia benar" kata Sehun sambil tersenyum.

EXO from EXO Planet (COMPELETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang