14. Mencari

2.4K 332 23
                                    

Kai terdiam sambil melirik-lirik ke arah Wess dengan tatapan jengkel. Makhluk yang satu itu selalu saja mengawasinya dan membuntutinya.

"Apa kau akan terus mengikutiku ?" Tanya Kai kesal.

Wess hanya mengangkat bahu dengan gaya yang sungguh sangat menyebalkan.

"Wess, Yang Mulia akan kembali ke istana. Ayo, kita harus pergi" ucap seorang lelaki yang entah siapa. Kai melihat mata lelaki itu berwarna merah.

"Tapi—"

"Tidak ada tapi-tapi. Cepat ke sini" gerutu lelaki bermata merah itu.

Apakah dia seorang vampire ?

Kai melihati Wess. Ia akan sangat bersyukur jika serangga pengganggu ketenangannya itu pergi. Wess akhirnya pergi dengan mata yang terus mengawasi Kai sedangkan Kai hanya melihatnya dengan wajah tengil dan meledek.

Kai melihat ke bawah. Ia melihat sesuatu berwarna hitam. Sepertinya itu adalah tanda segel yang mengurung istana ini.

Kai berbalik, dan ia menemukan seorang lelaki bermata panda di depannya. Lelaki itu menatapnya dengan tatapan penasaran dan menyelidik. Lelaki itu kemudian mengangkat tangannya dan menariknya. Hingga Kai merasa waktu seolah berhenti.

"Katakan apa rencanamu" ucap lelaki itu.

"Tao ? Benarkan kalau namamu itu Tao ?" Tanya Kai dengan alis mengernyit.

"Aku bertanya apa yang kau lakukan di sini" Tao tidak mengindahkan perkataan Kai dan kembali bertanya.

"Apapun yang kulakukan di sini tidak ada hubungannya denganmu" seru Kai sinis.

"Benarkah ? Bukankah kau di sini untuk menyelamatkan saudaramu ?" Tanya Tao dengan nada yang tak kalah sinisnya.

Kai menyeringai licik. Kemudian ia berbalik melihatnya. "Hei, dengar yaa. Aku bahkan tidak peduli pada mereka. Terserah mereka mau mati atau tidak" kata Kai kemudian pergi meninggalkan Tao yang berdiri mematung.

Sial. Dia gagal mendapatkan informasi untuk Medusa.

Perempuan itu tertawa keras. Kai ternyata benar-benar berniat untuk berkhianat pada saudaranya.

"Baiklah. Ayo, aku ingin kembali ke istana EXO Lux'ion" katanya kemudian dua orang di belakangnya mengangguk.

Kai berjalan-jalan. Ia mencari sesuatu hingga matanya melihat sebuah kalung berliontin jam pasir berwarna ungu. Benar. Itu adalah sesuatu yang ia berikan pada seseorang.

Ia mengambilnya.

Ternyata benar. Orang itu ada di sini. Tapi bagaimana mungkin ? Dia manusia bumi. Apa mungkin bisa bertahan di planet EXO.

Tapi, setelah dipikir-pikir. Kai juga sebenarnya tidak tahu apakah dirinya manusia atau bukan. Terlalu banyak makhluk aneh di sini hingga ia berpikir kalau dia pun adalah orang aneh.

Kau menemukan sesuatu ?

Kai pun menggeleng.

Ia kembali ke aula di mana Sehun di sandera. Ia melihat Sehun yang terduduk dengan tangan yang disandarkan pada lututnya.

"Kenapa kau melakukan ini ?" Tanya Sehun dengan mata penasaran.

"Apa yang kau maksud ?" Tanya Kai melihat Sehun sambil lalu.

"Datang ke sini dan mengkhianati kami" Sehun mengepalkan tangannya.

Apakah untuk menyelamatkanku ?

Alis Kai bertaut kemudian ia menatap lurus ke pohon kehidupan. Sorot matanya sendu dan dia pun hanya terdiam.

Aku mencari sesuatu.

Sehun mendongak. Dia menatap Kai yang terlihat muram dengan tangan mengepal.

"Kebencianmu, apakah itu tidak menghilang ?".

"Apanya yang menghilang. Itu malah semakin besar", Kai mendengus kasar.

Kemudian dia berbalik dan menatap ke arah Sehun. "Segeralah kembali. Atau kau akan mati" katanya kemudian berlalu meninggalkan Sehun.

Sehun menatap punggung Kai yang berlalu pergi. Matanya bertanya-tanya, apa yang tengah lelaki itu cari. Apa yang tengah membuat saudaranya itu risau hingga memilih untuk berkhianat.

Aku akan melepaskanmu, jadi tunggulah sebentar lagi.

*****  

D.O, Chanyeol, Chen dan Baekhyun duduk menunggu. Suhu tubuh Sehun semakin menurun. Tubuhnya semakin mendingin. Chanyeol hanya menyalakan api untuk membuat suhu menjadi lebih hanyat. Di luar sana, hujan turun dengan lebat bersamaan dengan petir yang menggelegar.

Monggu menatap kekejauhan. Apakah tuannya itu baik-baik saja saat ini ?

"Kapan kita bisa ke hutan itu ?" Tanya Suho gusar.

Monggu terdiam, "aku belum tahu".

"Kau gila! Kenapa kau membiarkan dia pergi ?" Suho menaikkan oktaf suaranya. Ia benar-benar cemas saar ini. Dan dia tidak bisa melakukan apapun. Sehun yang tidak juga sadar dan Kai yang pergi seorang diri. Sial. Dia merasa gagal menjadi seorang kakak.

"Saat itu dia bilang kalau dia harus mencari seseorang" Monggu menjawab.

"Siapa yang ingin ia cari hah ?" Tanya Suho. Ia mengusap wajahnya gusar.

"Sahabatnya".

"Aissssh!! Ini membuatku gila!".

"Kau gila ? Untuk apa sahabatnya ada di sini ?" Tanya Chanyeol.

"Kai bilang, sahabatnya menghilang tanpa sebab" Lay menimpali. Dia ingat saat malam mereka bertemu. Kai bilang dia sangat menyayangi sahabatnya dan sahabatnya menghilang dengan cara yang menurutnya tidak wajar.

"Hanya untuk sahabatnya dia melakukan ini pada kita ?" Tanya Xiumin tak percaya.

"Tidak. Tidak hanya untuk sahabatnya. Tapi juga untuk Sehun dan ibunya — dewi Afrodit" Monggu menyela kemudian dia pun menghela napas dalam.

"Ib— apa maksudmu ?" Tanya D.O sedikit berteriak.

"Saat perjalanan ke sini, ada bayangan yang melintas ke dalam pikirannya" Monggu menceritakan hal yang sebenarnya dan mereka hanya bisa menghela napas dalam.

***** 

Suara cambukan terdengar dari sebuah kamar yang terkunci. Kamar dengan pintu besar yang megah namun bau besi berkarat. Kai menempelkan telinganya.

Ia mendengar jeritan. Ia mendapati sebuah lubang lalu mengintip ke dalamnya. Seorang typhon tengah mencambuk dua orang perempuan yang memakai gaun selutut. Satu berambut cokelat dan satu lagi berambut silver.

"Aaarrrrgggghhhh" teriakan itu memilukan.

Kai terlonjak dari tidurnya. Ia terbangun dengan peluh yang membanjiri tubuhnya. Matanya mengabur dan air matanya menetes.

Mimpi buruk ini lagi.

Sudah berapa kali ia memimpikan hal ini ? Ia yakin, apa yang terlintas ke dalam pikirannya kemarin benar adanya. Pasti ada di sini. Dua perempuan itu pasti ada di sini.

Surai cokelat itu adalah sahabatnya sejak kecil sedangkan perempuan bersurai silver itu, Kai tidak tahu siapa.

"Aku akan menemukan kalian. Pasti" ucapnya dengan pasti.

EXO from EXO Planet (COMPELETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang