Part 4

942 70 3
                                    

Steven membaringkan diri di atas ranjang ukuran king size itu sambil memandang langit kamarnya dengan warna merah yang mendominasi keseluruhannya.

Tok tok tok!

Suara pintu kamar yang di ketuk dari luar membuat Steven mendudukkan diri dan melihat ke arah pintu dengan bingung.

"Siapa itu?" Tanyanya pada diri sendiri.

Steven melangkah membukakan pintu, terlihat seorang pengawal berdiri di sana. Wajah Steven yang tadinya kebingungan berganti sumringah.

"Ini data yang anda minta, pangeran" pengawal itu menunduk dan menyerahkan sebuah amplop putih pada Steven, si pangeran bergerak mengambil amplop itu dan membuka lalu membaca isinya sekilas.

"Apa ini lengkap?" Tanya Steven masih melihat beberapa lembar kertas di tangannya.

"Lengkap, pangeran, data juga foto seluruh anggota keluarga" jawab pengawal mengangguk sopan, Steven menyeringai.

"Baiklah kalau begitu, terima kasih. Kau boleh pergi dan ingat! Jangan beritau siapapun tentang ini atau kau.."

Steven meletakkan tangan telunjuk pada lehernya sendiri dan mengayunkan telunjuk itu dari kanan ke kiri.

"Kau tau maksudnya, kan?" Sambung-nya dingin, pengawal tersebut membungkukkan tubuh.

"Saya tahu, saya janji akan menjaga hal ini, pangeran" ujarnya.

Steven hanya mengangguk dan mengibaskan tangannya menyuruh pengawal itu pergi, si pengawal pun melesat dari hadapan Steven dengan cepat.

"Aku akan melihat rumahmu sekarang dan memastikan kau mengingatku selamanya, cantik" ucapnya pelan.

Si pangeran ke-6 menatap lama sebuah foto lalu memasukkan foto itu kembali ke dalam amplop dan melesat keluar dari istana, menuju alamat yang tertera pada luar amplop. Steven berhenti tepat di depan sebuah rumah besar berwarna putih bercampur dengan merah gelap.

"Ini rumahnya?" Steven bergumam kembali melihat alamat pada amplopnya.

"Benar, ini alamatnya" ucapnya sambil terus memandang sekitar rumah itu hingga manik merah Steven menangkap seseorang yang berada di lantai 2, di balkon kamar lebih tepatnya.

(Steven pov)

Aku melihat seorang gadis dengan hotpants putih sepaha dan pakaian mini atau biasa disebut tanktop berwarna cream. Rambutnya di gulung ke atas menampakkan leher putih yang begitu jenjang. Astaga, dia sangat cantik. Itu dia. Mengapa dia berpakaian seperti itu di luar rumah? Seharusnya dia tidak memperlihatkan tubuhnya pada orang. Si gadis melihat ke arah-ku, iya, ke arah-ku. Aku tersenyum miring dan merubah warna mata, dia melebarkan matanya lucu dan mengusap mata seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Aku melesat pergi dari sana sebelum dia melihat-ku lagi, aku hanya ingin memastikan dia benar di rumah itu dan itu benar, rumah itu adalah rumahnya.

"Aku akan sering mengunjungimu, sayang" gumamku melesat ke dalam istana memasuki kamar dan membaringkan diri di ranjang.

"Kau.. apa yang kau lakukan padaku sebenarnya? Mengapa aku terus memikirkan-mu seperti ini?" Aku menatap fotonya lalu memejamkan mata untuk tidur.

☘️☘️☘️☘️☘️🌸☘️☘️☘️☘️☘️

(Author pov)

Sepulang berburu putra-putri keluarga Jung segera memasuki kamar masing-masing dan terlelap, berbeda dengan Alexa yang belum terlelap. Si bungsu mengganti pakaiannya dengan hotpants putih sepaha, tanktop cream dan menggulung rambutnya ke atas dengan asal menyisakan helaian-helaian kecil di sisi wajah dan memperlihatkan leher jenjang putihnya itu lalu melangkah ke balkon kamar, mendudukkan diri di salah satu kursi menikmati hembusan angin malam yang dingin.

[✔️] VAMPIRE DIARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang