Part 18

497 40 4
                                    

(Steven pov)

Aku melirik jam di dinding kamarku yang sudah menujukkan pukul 11 lebih, it's time to meet my girl! Aku melesat keluar dari istana dengan cepat menuju ke rumah Alexa, sampai di sana aku melompat ke atas balkon. Tidak ada orang dan tidak ada siapa-siapa di sini. Apa dia di dalam? Atau sudah tidur?
Impossible. Tidak, tidak mungkin dia sudah tidur. Aku melangkah mendekati pintu balkon dan mengetuknya beberapa kali.

Tok tok tok!

Berselang detik kemudian pintu di buka dari dalam, aku membeku di tempat-ku berdiri. Ya Tuhan.. demi Dewa dan Dewi Vampire yang ada di dunia, bisakah hanya aku saja yang melihat-nya seperti ini? Maksud-ku jangan ada namja lain yang melihat-nya.

"Hey.. kenapa?" Alexa melambaikan tangan di depan wajah membuat aku kembali tersadar dari khayalan aneh yang muncul di otak-ku.

(Alexa pov)

Aku duduk di pinggir ranjang sambil bersilang kaki, bosan juga di rumah terus seharian jika hanya malam bisa keluar itupun karena berburu.

Tok tok tok!

"Siapa itu?" Gumam-ku bingung.

"Apa mungkin itu Steven?" Gumam-ku lagi dengan bingung yang semakin menjadi-jadi.

Aku beranjak ke pintu balkon dan membuka-nya, benar Steven ternyata. Kenapa dia melihat-ku seperti itu? Aku melambaikan tangan di depan wajah tampan-nya.

(Author pov)

"Hey.. kenapa?" Alexa kebingungan.

"Huh? Nothing!" Steven menyahut gugup membuat Alexa menaikkan alis dan melipat tangan di depan dada.

"Kau benar-benar aneh" Alexa berbalik masuk ke kamar di ikuti oleh Steven.

"Kamar-mu bagus juga" puji Steven melihat sekeliling.

"Bukankah kamar di istana lebih bagus?" Alexa mendudukkan diri di pinggir ranjang, Steven menoleh dan mendekati Alexa.

"Tidak juga, hanya lebih besar saja" jawab Steven duduk di samping Alexa, si gadis hanya mengangguk dan menunduk sambil menganyunkan kaki.

"Kau baik-baik saja, sayang?" Tanya Steven melihat gadis-nya seperti punya masalah yang di sembunyikan, Alexa memandang Steven sejenak lalu menggeleng sambil tersenyum.

"I'm fine" jawabnya singkat, Steven menggeser duduk merapat dengan Alexa dan merangkul gadis itu.

"Ceritakan saja" Steven mengelus rambut Alexa lembut.

"Kau bisa menceritakan apapun pada-ku, aku akan mendengarkan-mu" lanjut Steven mencium kening Alexa dan memeluk-nya dengan erat.

"Thank you, Steven" Alexa balas memeluk Steven namun Steven langsung melepas pelukan itu.

"What?" Tanya Alexa bingung dengan tatapan kesal Steven.

"Bukankah aku telah menyuruhmu memanggilku oppa?" Steven mencubit kedua pipi Alexa sedikit kuat.

"Aku tidak mau memanggil-mu oppa! Never!"

Alexa menepis tangan Steven dari wajah-nya, Steven tersenyum miring dan menarik tengkuk sang gadis lalu mencium bibir mungil itu cukup lama.

"Call me oppa or.." bisik Steven sambil melirik ke ranjang di samping mereka.

"What?" Alexa mendelik.

"Or i'll going to eat you" Steven mendorong Alexa berbaring di ranjang dan menindih-nya.

"What are you doing?" Tanya Alexa dengan raut takut yang terlihat jelas di wajah cantik-nya, Steven menyeringai melihat reaksi gadis di bawah-nya ini.

[✔️] VAMPIRE DIARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang