Setelah malamitu, semuanya berubah. Adrian dan Indira semakin dekat. Mereka semakin seringbepergian berdua, untuk mencari tahu kabar tentang kepulangan Bima. Merekamengunjungi rumah Bima namun tidak mendapati siapa pun yang mereka harapkan disana. Rumah itu kosong hanya dan ada pak satpam yang setia menjaga rumah itusiang dan malam. Kata pak satpam, keluarga Bima belum juga pulang dariAmsterdam dan mereka juga tidak pernah tahu kapan keluarga Bima akan pulangdari sana.
Selain mengunjungikediaman Bima, mereka juga mencari kabar Bima lewat internet, media sosial,nomor telepon kedua orang tua Bima, bahkan mereka berencana untuk menyusul Bimake Amsterdam. Namun itu juga akan percuma karena mereka tidak pernah tahualamat rumah Bima di sana, walaupun mereka tahu alamat kampusnya, itu juga akanpercuma, karena pasti akan memakan waktu lebih dari dua bulan untuk bisamenemukan Bima.
Dua mingguberlalu dan mereka masih tidak bisa menemukan apa-apa selain rasa lelah dankhawatir. Mereka sudah lelah untuk mencari tahu di mana keberadaan Bimasekarang, dan mereka khawatir, dalam waktu dua bulan ini mereka tidak bisamenemukan kabar apa pun dari Bima dan akhirnya pernikahan itu benar-benarterjadi.
Selama duaminggu ini Adrian menghabiskan hampir seluruh waktunya bersama dengan Indira.Adrian hanya menghubungi Sabrina lewat telepon atau pun lewat pesan singkat,bahkan sering kali dia lupa untuk memberikan kabar kepada Sabrina. Lambat laun,Sabrina mulai merasa ada yang aneh dengan kedakatan Adrian dan Indirabelakangan ini.
Sabrina barusaja pulang dari kampusnya. Kini dia sedang berada di kamarnya, sedang dudukmemandangi ponselnya yang sedari tadi hening bahkan nyaris tidak pernah adapanggilan atau pun pesan dari Adrian. Sabrina lantas mencari nomor teleponAdrian yang sudah terprogram di ponselnya kemudian menghubunginya. PonselAdrian sedang aktif tapi entah kenapa tidak ada jawaban dari Adrian. Sabrinamencoba untuk menghubunginya bahkan sampai beberapa kali namun tetap tidak adajawaban dari Adrian. Sabrina mendengus pelan kemudian memutuskan untukmengirimkan sebuah pesan kepada Adrian.
Yan, kamu dimana, sih?
Aku kangen tauk!
Aku pengen ketemu sama kamu!
Malam ini, jam delapan, di cafe Prince, ya!
Jangan lupa!!!
Sabrina lantasmembaringkan tubuhnya kemudian beristirahat sejenak. Hari ini dia sangat sibuk,dan nanti malam dia akan melepaskan semua kelelahannya dalam pelukan Adrian.Pelukan yang paling hangat dan paling nyaman yang pernah dia rasakan. Sabrinabersyukur karena memiliki pelukan itu.
-**-
Jam delapan di cafe prince.
Sabrina sudahmenunggu di sana. Di meja nomor enam, sambil di temani oleh segelas orange jus.Beberapa kali dia melirik ke jam tangannya. Sudah hampir sepuluh menit danAdrian belum datang juga.
"Iyan kemana ya? Kok belum datang juga?" batin Sabrina.
Sabrinamelanjutkan penantiannya. Sepuluh menit, lima belas menit, bahkan sampai orangejus pesanannya tak tersisa lagi di gelas, Adrian tak kunjung datang. Sabrinameraih ponselnya kemudian membuka pesan yang tadi dia kirimkan buat Adrian.Nampaknya pesan itu belum juga di baca oleh Adrian.
Sabrina mendesahpelan, kemudian mencari nomor telepon Adrian dan mencoba menghubunginya.Teleponnya itu tersambung, namun lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban dariAdrian. Sabrina makin bingung dengan tingkah Adrian belakangan ini. Sabrinadiam sebentar sambil menebak apa yang terjadi pada kekasihnya itu. Jemarinyamengetuk meja dengan irama yang stabil sambil pikirannya menerawang memikirkansikap kekasihnya yang mulai aneh belakangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMA "Cinta, Persahabatan dan Janji"
RomanceImpian dan cita-cita mengharuskan Bima dan Indira berpisah. Adrian yang adalah sahabat Bima mengemban sebuah janji. Dia berjanji kepada sang sahabat untuk tetap menjaga Indira apapun yang terjadi. Sabrina yang adalah sahabat Indira dan juga kekasih...