Empat bulan berlalu. Kini usia pernikahan merekamemasuki usia yang ke lima bulan. Tidak ada perubahan yang terjadi. Merekamasih menunggu dan mancari kabar dari Bima.
Sabrina juga berubah jadi aneh. Sangat sulit bagimereka untuk bisa menemukan keberadaan Sabrina, dan bertemu langsung denganya.Pendidikan spesialisnya belum selesai, namun entah kenapa dia selalumenghabiskan banyak waktu di rumah sakit. Kecurigaan Adrian semakin besar untukkekasihnya itu.
Pagi itu, seperti biasanya Adrian dan Indira berolahraga bersama. Banyak hal yang mereka lewati bersama dan itu cukup banyakmembuat kedekatan mereka meningkat cukup pesat. Mereka melakukan joggingkeliling kompleks perumahan mereka. Walaupun awalnya terasa sedikit berat namunternyata kini Indira sudah mulai terbiasa dengan pola hidup dari suaminya itu.
Saat mereka kembali ke rumah, mereka menemukan sebuahpaket tergeletak di depan rumah mereka. Bentuk paket itu sama seperti bentukpaket yang selalu diterima Indira, ketika Bima masih rutin mengirimkannyalukisan. Mereka berdua saling bertatapan dengan raut wajah penuh tanya, ketikamereka menemukan paket itu.
Adrian mengambil paket itu, kemudian mencoba menelisikke sekeliling, mencari tahu siapakah yang mengantarkan paket itu. Namun usaha Adriansia-sia. Tidak ada seorang pun yang tampak dalam pandanganya.
"Coba buka! Aku penasaran, siapa yang ngirim paket pagi-pagigini?" kata Indira.
Adrian lantas membuka paket itu dengan rasa penasaranyang cukup tinggi dan sedikit was-was. Wajahnya penuh dengan kecurigaan.Perlahan paket itu mulai terbuka. Dan sungguh mengejutkan, ternyata itu adalahsebuah lukisan.
Wajah Adrian dan Indira tampak sangat terkejut ketikamenyadari kalau paket itu ternyata sebuah lukisan. Yang lebih membuat merekaterkejut adalah: itu adalah lukisan mereka berdua dengan pakaian pengantin. Disudut kanan bawah terdapat tanda tangan dan nama pelukisnya. Dan kejutan di pagiitu menjadi sempurna ketika mereka tahu bahwa yang melukis dan mengirim lukisanitu adalah: Bima.
"Itu tanda tangan Bima, kan?" ujar Indira.
"Iya! Ini tanda tangan Bima! Tanda tangan ini samadengan semua tanda tangan yang ada di lukisan-lukisan Bima yang lain," jawab Adrian.
Adrian lantas memberikan lukisan itu kepada Indira, "kamupegang ini! Aku akan coba untuk ngejar pengirim lukisan ini. Dia pasti belumjauh dari sini." Adrian lantas berlari dengan kecepatan tinggi, menuju ke arahgerbang kompleks permahannya.
Indira menatap lukisan itu dengan seksama sambil dalamhatinya dia berdoa agar Adrian mampu mengejar pengirim lukisan ini. Lukisan initampak sedikit berbeda dengan lukisan-lukisan yang Bima kirim sebelumnya.Lukisan kali ini tampak kurang bagus dibanding dengan lukisan yang pernah Indiradapatkan. Indira membalikan lukisan itu, dan menemukan sebuah amplop terselipdi bagian belakang kanvas lukisan itu.
Indira meraih amplop itu dengan sangat bergegas, lalumembukanya. Ternyata amplop itu berisi surat dari Bima untuknya.
Untuk:Kekasih dan sahabatku.
Saat takdirmulai menentukan jalan dan pilihannya, takkan ada yang bisa menghindar apa lagimelarikan diri. Tuhan memberikan otoritas terbesar untuk takdir, agar dia bisamenentukan jalan dan pilihan bagi siapapun itu. Takdir tidak pernah keliru. Apalagi salah. Hanya saja kita yang tidak pernah mengerti kenapa takdir menentukanjalan hidup kita hingga bisa jadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMA "Cinta, Persahabatan dan Janji"
RomanceImpian dan cita-cita mengharuskan Bima dan Indira berpisah. Adrian yang adalah sahabat Bima mengemban sebuah janji. Dia berjanji kepada sang sahabat untuk tetap menjaga Indira apapun yang terjadi. Sabrina yang adalah sahabat Indira dan juga kekasih...