5. A Novel?

220 167 81
                                    

Emma bergegas mandi dan bersiap-siap untuk menemui Alfa di gedung olahraga. Emma mengenakan pakaian kasualnya dan memakai make up yang natural. Ia segera keluar saat taxi sudah sampai di depan rumahnya. Adam hanya memperhatikan Emma tanpa bertanya saat Emma melangkah keluar dari rumah.

Taxi mulai berjalan pergi mengantar Emma menuju gedung olahraga. Ponsel Emma bergetar menandakan pesan masuk. Ternyata pesan dari Rossie yang mengajaknya untuk makan siang bersama dengan teman-temannya. Emma nenyetujuinya dan membalas pesan Rossie.

Emma langsung melangkahkan kakinya memasuki gedung olahraga saat keluar dari taxi. Suara jeritan yang sangat ramai terdengar dari salah satu ruangan. Emma melihat sedikitnya 10 gadis seumuran dengannya sedang menontong pertandingan. Sepertinya pertandingan antar kelompok dalam club.

Emma masuk dan duduk di kursi sebelah kanan. Ia duduk agak jauh dari para gadis yang sangat antusias. Ia melihat Alfa yang sedang di lapangan. Dengan keringat terus keluar dari tubuhnya, rambut yang basah dan mata fokus milik Alfa membuat Emma tersenyum sendiri melihatnya.

Pertandingan selesai. Gadis-gadis itu menjeritkan nama Alfa membuat Emma geli. Karena pertandingan selesai, gadis-gadis itu perlahan meninggalkan ruangan. Pelatih terlihat serius memberi pengarahan kepada anak didiknya. Setelah selesai berbicara, pelatih meninggalkan ruangan dan mulai diikuti anak didiknya. Alfa berada di tengah lapangan sambil memegang bola. Pandangannya lurus ke arah Emma.

"Aku kira kau tidak akan datang." ucap Alfa lalu memainkan bola basket di tangannya. Emma bangkit dan berjalan ke tengah lapangan.

"Aku menepati janji." ucap Emma lalu melepaskan tasnya. Ia merebahkan diri dengan kepalanya yang tertompang di atas tas miliknya. Ia berada di posisi tidur samping Alfa yang tengah men-drible bola. Alfa hanya tersenyum melihatnya.

"Apa kau sangat menyukai basket?" ucap Emma sambil menatap langit-langit atap.

"Ya. Aku menyukainya." ucap Alfa sambil bermain basket sendirian.

"Kenapa?"

"Karena aku dapat melupakan masalahku sejenak."

Emma bangun setelah mendengar jawaban dari Alfa. Ia menyilangkan kaki dan duduk sambil menatap Alfa yang masih sibuk dengan bolanya.

"Dari sekian banyak orang yang aku kenal, kau adalah satu-satunya orang yang tidak memiliki masalah hidup."

Alfa memasukkan bola ke ring. Tanpa menatap Emma ia berkata, "Setiap orang pasti memiliki masalah masing-masing."

Emma kembali merebahkan dirinya setelah mendengar jawaban dari Alfa. Ia meluruskan kakinya untuk mendapat posisi yang nyaman. Alfa mendekat dan membaringkan tubuhnya di samping Emma.

"Rossie mengajak makan siang bersama teman-teman."

"Aku sudah diberitahu." ucap Alfa lalu memejamkan matanya. Ia ingin istirahat sebentar.

"Baiklah. Aku pergi." ucap Emma lalu bangkit.

"Kau datang lima menit sebelum pertandingan berakhir dan sekarang sudah ingin pergi. Yang benar saja!" protes Alfa.

"Terserah!" ucap Emma tidak peduli.

Alfa mengangkat tangannya. Emma menggenggam tangan Alfa lalu menariknya untuk membantunya berdiri. Tapi Alfa malah menarik Emma sehingga Emma jatuh di atas tubuhnya. Emma segera bangkit namun tangan Alfa malah menariknya kembali. Emma menatap jengkel Alfa.

"Kenapa?" ucap Emma sambil menompang tubuhnya dengan siku tangan. Ia menatap Alfa yang berada di bawahnya.

"Hanya ingin menatapmu."

Cambridge Classic Story  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang