21. I Without You

144 93 34
                                    

Keadaan Rumah Sakit begitu ramai. Tubuh Alfa tergeletak penuh darah di lantai dasar. Para pengunjung dan beberapa staaf Rumah Sakit begitu terkejut melihat kejadian ini.

Dengan cepat beberapa perawat langsung membawa tubuh Alfa yang sudah tak bernyawa masuk ke Rumah Sakit. Sisa darah tampak berceceran di lantai. Petugas kebersihan langsung membersihkan tempat kejadian. Hal seperti ini bisa membawa pengaruh buruk bagi Rumah Sakit.

Tuan Xander begitu terkejut mendengarnya. Ia hampir terkena serangan jantung. Dengan langkah cepat, ia segera pergi untuk meliat kondisi putranya.

Tangis tak tertahankan saat Tuan Xander melihat kondisi putranya yang saat ini terbaring kaku di kamar mayat. Tangan anaknya sudah begitu dingin. Ia sudah kehilangan istrinya dan sekarang ia kehilangan putranya. Betapa berat takdir kehidupan.

Nyonya Stellere langsung segera datang mendengar kejadian tersebut. Tuan Xander menatap datar kearah Nyonya Stellere.

"Seharusnya kami tidak pernah memiliki hubungan dengan keluargamu." Tuan Xander langsung melangkah pergi setelah mengucapkannya.

****

Kabar meninggalnya Alfa begitu ramai dibicarakan. Putra tunggal keluarga Xander mati bunuh diri. Tuan Xander begitu terpukul dengan kematian anaknya. Kini dirinya hanya seorang diri.

Bukan hanya keluarga Xander yang begitu terpukul dengan kejadian naas ini. Keluarga Stellere pun ikut merasakan kesedihan, terutama Emma. Ini hal terberat baginya. Bahkan ia sempat jatuh pingsan hari itu. Kini Emma begitu kosong. Tidak ada lagi senyuman di wajahnya.

Para sahabat sangat terkejut saat mengetahui semuanya. Mereka tidak menyangka jika Alfa selama ini memiliki rencana jahat kepada Emma. Yang mereka ketahui adalah Alfa begitu mencintai Emma. Ini semua begitu mendadak dan tak terkendali.

"Sampai kapan kau akan terus seperti ini?" ucap Adam menatap sedih ke arah Emma yang termenung melihat keluar jendela.

Setelah kejadian ini Adam tak pernah membiarkan Emma lepas dari pandangannya. Ia tahu Emma begitu sedih dan terpukul. Ia hanya ingin berjaga supaya gadis ini tidak melukai dirinya sendiri.

"Menurutmu, bagaiamana rasanya jatuh dari atap gedung ini?" ucap Emma bersuara.

Adam terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Apa yang ada dalam pikiran gadis itu tampak mengerikan.

"Kau tahu kisah Romeo dan Juliet, kan? Dalam kisah itu, seorang Juliet rela membunuh dirinya sendiri untuk menyusul sang Romeo."

Pandangan Emma begitu kosong. Ia berkata tanpa menoleh kearah Adam. Tanpa sadar, setetes air mata mengalir begitu saja.

Tiba-tiba sebuah senyuman terukir di wajah Emma.

"Orang bilang, jika kau tidak bisa bersama dengan orang yang kau cintai di dunia ini maka kau akan bersamanya di kehidupan yang lain. Apa mitos itu benar?"

Adam masih terdiam. Ia membiarkan Emma mengeluarkan segala penat ditahannya. Meskipun sebenarnya Adam tidak ingin mendengarkan lanjutan dari obrolan ini.

Emma mengalihkan pandangannya kearah Adam.

"Haruskah aku menyusulnya?"

Dengan langkah cepat Adam langsung memeluk Emma. Tangisan Emma kembali pecah. Ini sangat sulit untuknya. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Apa yang harus ia lakukan?

Adam terus memeluknya sampai Emma sedikit tenang. Kejadian ini menghancurkan segala ketenangan. Wajah Emma kini menjadi basah akibat air matanya.

Adam menatap Emma lembut.

Cambridge Classic Story  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang