/21/ The Secret Between Ilsoo and Junhoe

249 30 0
                                    

/Ilsoo' POV/

Sepertinya aku salah jika hanya menjelaskan bahwa aku mencintai Junhoe kepada Meera. Aku tau betul hari itu, saat Junhoe mengatakan semua dan seolah memberikan harapan untukku. Aku tak tau apakah Junhoe lupa atau pura-pura lupa dengan perkataannya itu. Hanya sekedar mengatakan, belum terealisasikan. Aku sadar dan tau betul bahwa Junhoe mencoba melupakanku.

-Some years ago, at Namsan Tower, 22:00 pm-

-flashback on-

"Karena tak ada wanita aneh lagi selain dirimu di Seoul-oh! Bahkan di dunia ini. Kau yang paling aneh!" kami tertawa.

"Baiklah, baiklah, aku aneh. Kau juga."

"Aku tidak aneh, hanya saja, jantungku ini-" ia memotong perkataannya.

"Wae?" tanyaku.

"Jantungku terasa aneh saat aku berada di sekitarmu, melihatmu lalu saat bercengkrama denganmu. Seperti jantungku terpompa lebih cepat daripada biasanya."

"Untuk saat ini, ku akui, kau pandai merayu." cibirku.

Ia berdecak, "Ck! Aku sedang tidak merayu. Namun kenyataannya begitu."

"Terserah apa katamu."

"Nan choahae."

-flasback off-

Kini pria itu berubah drastis. Gayanya, sikapnya, bahkan tutur kata manisnya sudah tak bisa kudengar lagi sejak saat itu. Kami pulang dalam hening, saling canggung satu sama lain. Di satu sisi, aku senang karena Junhoe berkata jujur mengenai perasaannya. Namun di sisi lain, aku tak mau gegabah karena aku tau, Junhoe tidak bisa komitmen dengan kata-katanya. Seperti sekarang. Aku memintanya untuk menunggu jawaban dariku. Namun saat aku ingin menjawab, ia bahkan tak mau bertemu denganku. Bahkan membalas pesanku saja, ia mungkin tak sudi.

Ya, aku tau aku yang salah. Aku menggantungkan Junhoe selama setahun lebih. Mungkin pria itu bosan dan lelah menunggu kepastian dariku. Ada kala dimana aku menyerah dan berusaha melupakan dirinya. Namun apapun usaha yang aku lakukan untuk melupakannya, itu semua tak akan mampu.

Aku berhasil melawan rasa menyerahku karena aku ingat, tak hanya kata 'nan choahae' saja yang pernah ia katakan padaku. Ia mengatakan bahwa ia mencintaiku, tak akan melupakanku, meninggalkanku atau berpaling kepada wanita lain. Ia menjanjikanku segumpal harapan pada seorang Kang Ilsoo. Harapan untuk terus bersama, harapan membangun toko kue dan kafe di Busan, menjalani masa depan dengan keturunan kami kelak, dan masih banyak lagi harapan manis darinya. Salah jika ia mengatakan bahwa aku hanya dan dirinya hanya sebatas rekan kerja.

Lama tak bertemu karena kami sibuk satu sama lain, sekarang pegawai Junhoe lah yang mengambil pesanan cup cake. Pun sebaliknya, sekarang mama yang melayani dan kembali mengurus semuanya. Aku bersyukur karena kesibukanku membuatku sedikit melupakan Junhoe. Walaupun saat aku sedang sendiri, aku kerap mengingatnya. Memandangi polaroid putih yang terlukis wajahnya, memandangi Namsan Tower dari balkon kamarku dan mengigat hal-hal yang suka kam lakukan dulu.

Sudah kubilang, aku tak akan sanggup melupakan dirinya. Hanya tak bisa melupakan. Bukan berarti aku masih mencintainya, kan? Ya. Mulai sekarang, aku akan belajar untuk mencintai pria lain. Aku tak akan melupakan Junhoe, karena itulah janji kami saat itu. Aku akan berhenti untuk mencintainya. Karena aku yakin, pria pilihan mama yang satu ini better than Junhoe.

Mau tak mau aku harus menjelaskan semuanya pada Meera. Aku menyayanginya sebagai saudaraku. Aku tau Meera menyukai Junhoe dan sepertinya Junhoe juga punya perasaan yang sama. Tak ada hak bagiku untuk menjauhkan mereka berdua. Karena Junhoe masih ada di fikiranku, Junhoe juga tanggung jawabku. Junhoe berhak mendapatkan kebahagiaannya karena aku tau sekarang ia masih tertekan akibat kesalahan dariku karena sudah menggantungkannya. Aku akan menarik perkataanku pada Meera dan mengatakan yang sebenarnya.

✖TBC✖

Makin ngaco nih author😄😄
Vomment❤

-h

NAMSAN (kjh)✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang