/20/ The Promise

260 31 1
                                    

/Author' POV/

-At Sejong's Books Shop-

Junhoe mengajak Ameera masuk ke dalam toko buku itu. Agar tidak terlalu dingin kata Junhoe. Lalu ia mengajak Ameera berkeliling mencari sebuah kamus. Meera bahkan hampir tak ingat jika Junhoe berjanji mengajarinya bahasa korea. Lantas Junhoe membeli salah satu kamus dan mengajak Meera duduk di sebuah bangku tinggi yang menghadap sebuah kaca. Yang spesial adalah, mereka bisa melihat menara namsan dari sini.

Seakan lupa dengan apa yang baru saja terjadi, mereka berdua memulai pembicaran dengan normal. Junhoe tak lagi membahas cintanya kepada Meera, sedangkan Meera juga tak terlalu memikirkan itu.

"Menurutku, tulisan hangul itu tidak penting. Kau bisa mempelajarinya kapanpun kau mau. Kau harus memperbanyak kosa kata." ujar Junhoe menjelaskan.

Ameera mengangguk, "Baiklah."

Mereka lantas menghabiskan waktunya sembari menunggu hujan dengan belajar bahasa korea. Ameera sangatlah excited, apalagi dengan pria itu. Pria itu lega sudah mengatakannya kepada Meera. Sudah tak ada lagi yang mengganjal di benaknya keculi satu masalah ini.

Masalah Ilsoo. Junhoe sama sekali tak menyukai bahkan mencintai gadis berkaca mata itu. Lagipula Junhoe hanya menganggap Ilsoo sebagai rekan kerja. Mewakilkan bisnis orang tua mereka saja, tidak lebih. Junhoe bukan mengacukannya. Hanya saja selama ini memang Junhoe benar-benar menganggap Ilsoo sebagai rekan kerja. Tak pernah terlintas di fikirannya untuk menyukai Ilsoo. Karena Junhoe tau, orangtua Ilsoo sudah menjodohkan gadis itu. Sekalipun tidak jadi di jodohkan, Junhoe tak akan pernah menyukai Ilsoo.

"Aku bahkan hampir lupa janjimu yang ini." kata Meera.

Junhoe tertawa kecil, "Aku tak pernah mengingkari janjiku, bukan?"

Meera mengangguk mengiyakan. "Ya. Termasuk oleh-oleh yang waktu itu kuminta. Kau benar memberikannya."

"Kau suka?" tanya Junhoe.

"Sebenarnya aku ingin sneakers." jawab Meera.

"Kalau begitu, kau ingin membelinya sekarang?" Junhoe bertanya dengan perasaan tidak enak.

Meera terkekeh, "Tidak, aku hanya bercanda. Aku suka apapun yang kau berikan."

"Boleh aku beetanya sesuatu?" Meera mengangguk. "Jika aku memberikan cinta dan seluruh hidupku padamu, apa kau akan suka?" pertanyaan itu langsung terlontar dari mulutnya tanpa hadir di fikirannya.

Mimik wajah Meera berubah, "Untuk saat ini, jangan membahas masalah itu. Aku tidak suka."

"Baiklah, maaf." Junhoe menundukkan kepalanya. Bad boy itu seakan menjadi weak boy untuk seketika.

"Jika hujannya sudah reda, antar aku pulang. Karena aku harus mengantarkan adikku ke bandara." kata Meera.

Junhoe mengangguk mengiyakan. Lantas keduanya seakan menjadi stranger satu sama lain detik itu juga. Tak ada percakapan lagi di antara keduanya. Si pria kehabisan topik untuk dibahas, sedangkan si wanita tidak mempunyai mood lagi untuk bicara. Hingga saat hujan reda, keduanya pergi meninggalkan toko buku. Hening juga masih menyelimuti mereka saat perjalanan pulang menggunakan motor sport Junhoe.

✖TBC✖

Jd inget salah satu MVnya Black Pink yg Jennie dibonceng doi:v eh Jeni apa bukan sih/? Gatau deng. Yg penting Vomment❤

-h

NAMSAN (kjh)✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang