/25/ The Truth [END]

383 28 1
                                    

Author' POV

Jnhoe berjalan gontai menuju basement apartemen Ameera. Ia masih bingung, minta maaf pada Ilsoo atau tidak. Sekarang ia sedang berargumen dengan kegengsiannya itu untuk memutuskan pilihan yang tepat.

Setelah sampai, ia langsung masuk ke dalam mobilnya dan mulai melaju entah kemana. Dua puluh menit berkendara, ia tak sadar bahwa ia sudah sampai di Namsan. Ia memarkirkan mobilnya di depan toko roti ternama di Namsan. Kang's Cake. Lantas ia keluar dari mobilnya dan melangkahkan kaki jenjangnya ke arah toko tersebut.

"Ahjuma, Ilsoo-ya eodie?" tanyanya pada mama Ilsoo yang sedang berjaga di kasir.

✖skip

Tiga puluh menit menunggu besama sang ahjuma, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang. Sepasang insan yang akan melangsungkan pernikahan itu masuk kedalam toko yang lumayan ramai itu lalu masuk lagi menuju rumah. Ditemukannya dua manusia yang sedang terhanyut dalam sebuah percakapan. Ilsoo pun terkejut bukan main, pun dengan Donghyuk yang familiar dengan wajah Junhoe. Setelah sekian lama ia tak bertemu dengan Junhoe dan merindukan pria itu, sekarang Ilsoo bisa melihat pria itu secara langsung.

"Ah, Ilsoo sudah datang. Bicaralah padanya." kata mama Ilsoo. Lalu, sang mama menghampiri Ilsoo dan Donghyuk. "Junhoe menunggumu." katanya.

Lalu, Ilsoo dan Donghyuk menghampiri Junhoe yang duduk di sofa. Junhoe dan Donghyuk saling menatap heran seakan ingin mengatakan sesuatu namun tak tau apa sesuatu itu.

"Kau?" ucap mereka bersamaan. Sekarang, giliran Kang Ilsoo yang heran dibuat keduanya.

"Kau. Kau bukankah pria yang saat itu bersama Ameera di dekat Sungai Han?" ucap Junhoe saat Ilsoo dan Donghyuk duduk.

Donghyuk tak tinggal diam, "Kau. Kau bukankah pria misterius yang ingin mengganggu Ameera waktu itu, kan?"

"Hey! Sebenarnya ada apa di antara kalian dan Ameera? Kalian mengenalnya? Bagaimana bisa?" tanya Ilsoo bingung.

"Dia kekasihnya, Ilsoo." jawab Juhoe.

"Apa yang kau katakan, huh? Kami hanya berteman. Kami tak sengaja bertemu, lalu kami berteman. Kau jangan asal menuduh seperti itu. Mungkin kau yang kekasihnya." kata Donghyuk menggebu-gebu.

"Apa maksud kalian?" Ilsoo mulai frustasi.

"Aku melihatnya bersama Ameera, Ilsoo." adu Junhoe.

"Donghyuk, apa itu benar?" tanya Ilsoo.

Donghyuk mengacak rambutnya, "Ya, memang benar. Namun kami hanya berteman dan saat itu aku belum mengenalmu, Ilsoo-ya."

Masalahnya akan selesai jika ada Ameera juga.

Meja panjang berwarna coklat lengang begitu saja karena hanya ada empat orang yang mengisinya. Dua pria dan dua wanita kini duduk saling berhadapan. Saling diam dalam keramaian rumah makan mewah malam minggu ini.

"Sekarang, jelaskan." Ilsoo membuka suara.

"Sebelumnya, maafkan aku. Kehadiranku di Seoul ternyata tak sesuai dengan ekspektasiku. Di hari kedua aku bertemu dengan Kang Ilsoo lalu kami berteman, bahkan bersahabat. Dua bulan lebih satu minggu berlalu, aku bertemu dengan Koo Junhoe. Seorang bad boy yang pada akhirnya menjadi temanku juga. Baru seminggu berteman, aku mulai merasa kalau aku menyukainya. Hingga pada suatu malam, Kang Ilsoo melihat aku dan Koo Junhoe bersama. Namun saat itu aku tak tau jika Kang Ilsoo juga menyukai Koo Junhoe, bahkan ak juga tak tau juka Kang Isoo dan Koo Junhoe saling mengenal. Lalu ia bisa dibilang marah kepadaku. Malam itu ia tak mau membalas pesan dan mengangkat telfonku. Aku tak ingin kehiangan sahabatku, maka dari itu, aku memutuskan untuk berlari menemuinya. Karena malam hari, tak ada bus lagi yangberoperasi. Aku berlari pergi ke Namsan—dalam keadaan jalanan bersalju dan aku tak memakai alas kaki. Hingga pada akhirnya, aku tumbang dan semuanya menjadi gelap. Lalu seorang pria baik hati menolongku, membawaku ke rumahnya..."

".... Kemudian, sahabatku, Kang Ilsoo, memintaku untuk menjauhi Koo Junhoe. Sebagai sahabat yang setia, aku melakukannya. Hatiku bisa dibilang sakit dan Donghyuklah yang menghiburku. Ia selalu ada saat aku kesepian karena Junhoe pergi ke Busan, saat aku sedih karena harus menjauh dari Junhoe dan saat aku dan sahabatku sedang dalam masa bertikai. Tiga hari kemudian, Junhoe datang saat aku dan Donghyuk sedang bermain bersama anak-anak kurang mampu di dekat sungai Han. Ia datang dengan membawa dua bag paper di tangannya." Meera menghela nafas.

"Namun saat ia mendekat, aku langsung mengajak Donghyuk dan yang lainnya untuk pergi. Junhoe, maafkan aku soal itu. Kemudian, aku diantar Donghyuk pulang ke apartemen. Dan saat aku sampai di depan pintu apartemenku, aku melihat dua paper bag itu sudah tergeletak di sana. Lantas, aku mengambilnya dan membawanya masuk ke dalam kamar. Oleh-oleh dari Busan, padahal waktu itu aku mengatakan terserah saat ia menanyaiku oleh-oleh apa yang aku mau, dan ia membelikanku ini, dan ini." Ameera menunjuk kerudung dan kacamata pemberian Junhoe yang saat ini ia kenakan.

Dan pada akhirnya, cerita dari Ameera selesai. "Jadi, aku dan Donghyuk hanya berteman. Uhm, begitu juga dengan Juhoe. Ia hanya temanku."

"Ilsoo, maafkan aku."

"Wae?" tanya Ilsoo pada Junhoe.

"Karena ia telah memberimu harapan yang palsu." Ameera yang menjawab.

"Baiklah." ucap Ilsoo.

"Nah, semua urusan dan masalah sudah selesai." kata Donghyuk.

"Belum." ujar Junhoe.

"Ada masalah lagi?" tanya Donghyuk.

Junhoe mengangguk, "Meera, kau lihat, aku sudah meminta maaf pada Ilsoo, bukan? Sekarang, jawab aku." kata Junhoe.

Ameera menggigit bibir bawahnya gugup, "Uhm, Junhoe, aku...

✖TBC✖

Jun, saestu aku jadi kekasihmu😄
Vomment❤

-h

NAMSAN (kjh)✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang