/Ilsoo POV/
"Nde, oppa."
"..."
"Nde, annyeong."
Aku mematikan sambungan telefonku dengan Kim Donghyuk. Setelah itu, aku masuk ke dalam mobilku dan mulai meninggalkan basement apartemen Ameera. Dua puluh menit berkendara, sampailah aku di SongSong's Boutique.
Aku bertemu dengan Junghwa dan Yunhyeong, sepasang suami istri pemilik butik ini sekaligus sahabat Donghyuk. Ada Donghyuk juga tentunya disini.
"Hai, Ilsoo, apa kabar?" tanya Junghwa dan ia langsung memelukku.
Lantas aku membalasnya, "Alhamdulillah."
"Ilsoo-ya, kau bisa langsung melihat dressnya." kata Donghyuk yang menyempatkan bicara saat ia sedang berkutat dengan Yunhyeong.
"Nde, unni, kajja." kataku pada Junghwa.
Junghwa mulai memamerkan beberapa koeksi dress lainnya. Pastinya wedding dress untuk seorag muslim. Butik yang lumayan besar ini ramai pengunjung. Memesan dress untuk pernikahan mereka, sama sepertiku, bahkan dress untuk ulang tahun bahkan acara lainnya.
Setelah melihat-lihat, akhirnya aku menemukan dress pilihanku. Dress berwarna merah maroon untuk photoshoot pertama, dress hijau toska untuk photoshoot kedua, biru laut untuk photoshoot berikutnya dan yang terakhir, yang sudah kupesan sepekan lalu, dress putih susu dengan sulaman warna emas di bagian bawah dress dan kerudung.
"Ilsoo-ya?" panggil Junghwa.
"Jika boleh ku merekomendasikan, Paris adalah tempat yang sangat cocok untuk berbulan madu." jawabnya seraya berbisik dan menyenggol lenganku.
"Sstt! Menikah saja belum, bahkan aku sama sekali tak memikirkan hal itu. Namun soal Paris, maaf, aku suka Spanyol." aku tertawa kecil.
"What are you guys talking about, huh?"
"Astagfirullah! Donghyuk kau mengagetkan kami!" ujarku saat melihat Donghyuk dan Yunhyeong yang tiba-tiba sudah di belakangku dan Junghwa. Lantas mereka tertawa.
Aku dan Donghyuk memutuskan untuk pergi makan malam setelah setengah hari ini berada di Butik SongSong. Kami pulang dalam hening, dan ini sudah terbiasa terjadi di antara aku dan Donghyuk. Hanya lagu dari Ed Sheeran, Thinking Out Loud saja yang meramaikan.
"Maybe we found love like where we are~" kami tak sengaja menyanyikan kalimat terakhir di lagunya.
Kami saling menatap lalu terhanyut dalam tawa, "Suaramu bagus juga." pujinya.
"Kau juga." kataku.
Ia tersenyum, "You are blushing." lantas aku memegangi pipiku panik.
✖
"Pesan apa saja. Namun ingat, jangan telalu banyak. Karena gaun-gaunmu itu akan sempit tiba-tiba." ujarnya berbisik agar pelayan bermane tag Chanwoo Jung di samping kami tak mendengar.
Aku memelototinya, "Sudahlah, aku tau."
"Uhm, aku ingin air putih saja." sambungku.
"Wae, Ilsoo-ya? Kau marah?" tanya Donghyuk panik.
"Ani."
"Apa yang ingin kalian pesan sebenarnya?" tanya pelayang Jung sebal. Mungkin karena kedua tanggannya yang memegangi mini note dan pulpen mulai pegal.
Donghyuk menjawab, "Dua gelas air putih." lantas, pelayan itu pergi.
Hening kembali. Dinner macam apa ini sebenarnya, yaAllah? Batinku. Lalu, tak lama kemudian, pelayan itu datang dan benar-benar membwa dua gelas air putih.
"Ini." ucapnya lalu ia pergi. Kurasa pelayan itu sedang tidak mood bekerja. Bagaimana jika samapai bosnya tau?
"Kamsa." ucap kami bergantian.
Aku meminum air putih itu. Donghyuk hanya menatapku. "Wae?" tanyaku ketus.
"Kenapa kau marah saat aku menyinggung soal gaun yang sempit? Ilsso-ya, lihatlah! Kau tidak gendut, hanya saja pipimu itu—mengembang seperti cupcake setelah di oven. Apalagi saat kau memanyunkan bibirmu seperti itu. Senyumlah." ucapnya.
Ouch! Ia pandai merayu rupanya.
"Aku ini calon suamimu. Tak perlu malu, karena kau cantik. Cantik di wajah, cantik juga di hati. Senyumlah." aku diam.
"Kubilang senyum, Ilsoo-ya. Seperti ini." ia menarik kedua ujung bibirku karena gemas.
Aku pun tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi-gigiku, "Ini sudah! Puas kau. Cepat habiskan airmu, sebentar lagi Isya. Aku ingin sholat besama mama dan papa."
Setelah ia menyeruput sedikit airnya, ia menarik tanganku tiba-tiba. "Yaa! Lepaskan! Kita belum menikah!" kami pun melepaskan tangan kami.
"Ini untukmu." kata Donghyuk sambil memberikan beberapa lembar won kepada pelayan Jung tanpa mengambil kembaliannya.
Aku mulai menyukai pria ini. Sikap manisnya membuatku nyaman. Tak menyangka rasanya, sebentar lagi ia akan menjadi suamiku. Bukan imamku, karena kami akan tetap bertahan pada keyakinan kami. Aku Islam, ia Kristen. Sama seperti mama dan papa dulu. Mama Islam, papa Khatolik, namun sekarang papa sudah menjadi seorang muslim. Aku akan sangat senang jika nantinya Donghyuk mau menjadi seorang mualaf sama seperti papa.
Untuk shabatku, Meera, aku harap nasib kita sama. Aku dengan Kim, sedangkan kau dengan Koo. Aku menemukan oppaku karena orangtuaku, sedangkan kau menemukan oppamu di Namsan. Aku akan sangat senang juga jika kau bisa menyusulku dan Donghyuk bersama Junhoe. Tak usah ada marah-marah lagi di antara kalian, karena aku tau kalian saling mencintai. Kuharap setelah ini, semua masalah berakhir. Semua pertikaian berhenti dan saatnya bagi kebahagiaan untuk datang. Untuk sekedar berkunjung, bahkan tinggal. Aku bahagia bersama Kim, kau bahagia bersama Koo. Aku menjadi Kim Ilsoo dan kau, Koo Mira. Amin.
✖TBC✖
Ini belum selesaaaaiiii!!!! Karena masih ada beberapa konflik lagi yang belum saya bahas:') Dan saya memutuskan untuk membuat sekuel❤❤ akan saya buat 'I Found My Oppa in Namsan : We're Not a Terrorist'
Yuhuuu beda genre😳
Vomment❤
-h
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMSAN (kjh)✔ [SELESAI]
FanfictionAku bahkan tidak menyangka bisa bertemu dengan 'manusia es' sepertinya. Dan lagi, ia memiliki sifat gengsi yang tinggi. Apa susahnya bilang : "aku ingin bersamamu lebih lama."? Cih, itulah dia. Tapi kalian tahu kan.. es tidak selamanya akan menjadi...