Aku bahkan tidak menyangka bisa bertemu dengan 'manusia es' sepertinya. Dan lagi, ia memiliki sifat gengsi yang tinggi. Apa susahnya bilang : "aku ingin bersamamu lebih lama."?
Cih, itulah dia.
Tapi kalian tahu kan.. es tidak selamanya akan menjadi...
04:00 am, Facebook : Today is Ameera Alda's Birthday!
✖
Aku mengetuk pintu kamar mama, namun tak ada jawaban. Padahal aku hanya ingin bertanya apakah aku boleh membuat beberapa cup cake untuk Meera. Ada pepatah, jawaban 'diam' berarti 'iya'. Baiklah, aku tak perlu meminta izin pada mama lagi.
Aku berjalan nenuju dapur tempat dimana mama dan para pegawainya biasa membuat cup cake dan kue. Aku menyalakan lampunya lalu langsung mengambil bahan-bahan dan alat-alatnya. Agar tak sunyi, aku memainkan beberapa lagu dari album ASTRO yang lama dari ponselku.
"Kkok kkok sumoraa~~~"
✖SKIP✖
Pukul 7 pagi, aku pergi ke apartemen Meera menggunakan mobil merah kesayanganku—hadiah dari papa karena aku lolos tes mengemudi beberapa tahun lalu. Aku terus memperhatikan tiga cup cake yang ada di sampingku—di kursi depan sebelah kanan. Aku khawatir cup cake itu jatuh atau rusak. Maka dari itu, aku berkendara dengan pelan. Dua puluh menit perjalanan, aku pun sampai di apartemen Meera.
Aku mengangkat kardus berisi cup cake dengan kedua tanganku. Seraya memberi posisi seperti seseorang yang ingin memberi kejutan pada orang lain. Lalu aku menekan belnya.
Ting tong...
Tak lama setelah itu, pintu apartemen terbuka. Menampakkan sosok Ameera tanpa menggunakan jilbabnya. Wajahnya lusuh, rambut berantakan dan setengah tidak sadar. Bagaimana bisa di hari ulang tahunnya ini ia terlambat bangun?? Tak bisakah ia menghargai hari jadinya?
"Ilsoo?" ia pun membuka matanya lebar-lebar.
Aku tersenyum lebar sambil mengangkat kardus cup cake di hadapannya, "Happy Birthday from Kang Ilsoo, Ameera!!"
Ia melanjutkan senyumku, tak bisa berkata-kata.
Instagram.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♥💬 321likes 123comments kangilsoo02 today is kokokoro birthday!! Happy birthday, mblo! Wish you all the best. I'm sorry for yesterday. Hbd🎉 dhkim 당신은 어디입니까? kangilsoo02 @dhkim 나는 내 친구와 함께했다. 당신이 과정에서 나중에 만남을 원하는 경우
-
"Thankyou so much ya, Soo." ucapnya.
Aku mengangguk, "Gue bikin tiga karena gue mikirnya masih ada adik lo itu. Eh ternyata dia udah pulang."
"Iya, dia ada ujian sih. Makannya pulang cepet-cepet. By the way, lo bikin sendiri?" tanyanya seraya mengambil cup cake yang gulanya berwarna pink. Ia sudah meniup lilinnya.
Aku mengangguk dan mengambil cup cake yang glanya berwarna cokelat, "Iya, jam 4 pagi gue bikin. Kalo ngga ada notif dari fb, gue ngga bakal tau kalo lo ultah. Eh rasanya gimana?" tanyaku—tanpa ada canggung.
"Enak kok. Ngga beda jauh sama yang dibikin mama lo. Ngga beda jauh juga sama cup cake di kafenya—"
Aku berhenti mengunyah, "Junhoe maksud lo? Hahah, lo kan udah tau kalo kafenya dia ambil cup cake di tempat gue. Eh iya, nomongin soal dia, gue mau ngomong sesuatu sama lo."
"Ngomong aja." ujarnya.
"Gue minta maaf soal kemaren yang di konser itu. Gue saat itu emosi aja dan gue ngga ada maksud buat suruh lo jauhin Junhoe. Karena gue tau, kalian saling suka. Gue juga ngga ada berhak apa-apa karena gue bukan siapa-siapanya Junhoe..."
Dan aku menjelaskan semuanya. Semua, dari awal hingga akhir. Soal pengakuan Junhoe tentang perasaannya saat itu, soal aku menggantungkan Junhoe, soal Junhoe mulai menjauh dariku, soal aku yang berusaha melupakam Junhoe dan soal lainnya. Kecuali soal calonku.
"Jad- jadi Junhoe pernah suka sama lo? Bahkan dia bilang kalo dia cinta sama lo? Kok Junhoe berani ya!? Dia berani bohongin gue, Soo! Dia bilang dia ngga pernah suka bahkan cinta sama lo. Dan dia cuman anggep lo sebagai rekan kerja aja. Padahal, asal lo tau, dia kemaren juga bilang kalau dia suka sama gue, dia cinta sama gue." responnya.
Aku pun tergelak. Ternyata sikap Junhoe yang mudah mencintai belum hilang. Kini aku percaya, Junhoe tidak akan penah bisa berubah.
Ia menaruh cup cakenya yang sekarang gulanya sudah tak ada, "Gue paling ngga suka dibohongin."
"Trus lo jawab apa waktu itu? Gue yakin Junhoe tulus kok sama lo."
Ia menggeleng, "Gue ngga yakin aja, so, gue ngga jawab apa-apa."
"Gue bakal bantuin lo."
Ia kebali menggeleng, "Dia bohongin gue. Itu awalan yang ngga baik buat hubungan kita nantinya kalo kita beneran jadian. Dia bisa sering bohong nantinya. Kalo soal perasaan aja bisa bohong, apalagi yang lainnya, kan? Emang, gue suka sama dia, tapi gue belum cinta sama dia. Dan yang gue takutin sekarang adalah kalau dia masih punya feel sama lo. Itu bakal jadi hambatan yang kesekian."
"Lo cuma butuh yakin aja, Meer. Kalo soal Junhoe masih ada feel sama gue, itu biar gue yang ngurus. Gue bakal bilang sama dia kalo gue—"
"Gue apa?" sahutnya sambil meraih gelas minum yang ada di atas nakas.
"Gue mau nikah." ucapku.
Meera tersedak, "Lo serius?"
Aku mengangguk yakin. Lalu aku mengambil sesuatu di dalam tas raselku. Sebuah polaroid milik Donghyuk yang ia berikan padaku beberapa waktu lalu. Lalu aku menunjukkannya pada Meera.
"Dia, Kim Donghyuk."
Lagi-lagi, ia tersedak dan batuk hebat, "Eh lo kenapa?"
"Beneran dia?" tanyanya. Aku hanya mengangguk yakin.