Kamu membuang tasmu ke arah lantai. Lalu kamu segera terjun ke tempat tidur hingga tubuhmu memantul. Tanganmu masih menggenggam sebatang cokelat yang sudah remuk pada bagian ujung karena Chanyeol. Kamu melihat cokelat itu sambil berpikir. Chanyeol bisa bersikap manis namun juga dalam waktu bersamaan bisa menjadi menyeramkan. Sebenarnya, apa yang membuat pria itu menjadi pribadi yang seperti itu? Kamu sangat penasaran sekali.
Dari wajahnya, kamu bisa melihat dia sebenarnya adalah pria baik-baik. Meskipun kamu bukanlah orang yang ahli dalam membaca sifat dari wajah, tapi itu sangat kentara sekali. Saat Chanyeol diam dengan sifatnya yang tertutup di sekolah, kamu bisa melihat sisi manisnya. Lupakan senyuman jahat dan suara menyeramkannya. Ketika dia mengatakan maaf padamu, terdengar begitu berbeda dari sifat setannya.
Kamu menghela nafas, berusaha menghilangkan pemikiranmu yang tidak masuk akal. Tentu saja Chanyeol bersikap seperti itu untuk menutupi jati dirinya yang sebenarnya adalah seorang pembunuh.
"YN-ah, jangan lupa makan!" teriakkan ibumu dari lantai bawah membuatmu segera beranjak bangun. Pakaian sekolah masih melekat di tubuhmu dan membuatmu sangat gerah. Kamu segera menuju ke kamar mandi dan meninggalkan cokelat dari Chanyeol itu tergeletak di tempat tidur.
Satu jam kemudian, kamu sudah selesai makan. Dan kembali lagi ke dalam kamar dengan pakaian santai rumah. Kaos putih kebesaran dan celana jeans pendek. Kamu menghempaskan tubuhmu ke tempat tidur sambil mengambil cokelat yang belum kamu makan. Kamu segera membuka bungkusnya dan mengambil satu potongan ke dalam mulutmu. Kamu mengunyahnya sambil memejamkan mata untuk merasakan sensasinya. Sangat manis. Namun berbeda dengan sifat si pemberi. Huh, mengingat Chanyeol membuat cokelat itu terasa pahit saja.
Suara deringan telepon membuatmu segera menyambar ponselmu. Nama Irene tertera di sana dan tanpa pikir panjang kamu segera mengangkatnya.
"Yeubuseyo?" katamu sambil mengambil cokelat lagi dan memasukkannya ke dalam mulut. Tanganmu juga mengambil remote untuk menyalakan TV dan melihat acara musik yang sedang tayang.
"APA KAU GILA?!" teriakkan Irene yang tiba-tiba membuatmu segera membuang ponsel dan mengusap telingamu dengan kasar.
Ada apa dengan Irene hingga ia bersikap sekasar itu? Kamu menggerutu kesal lalu mengambil lagi ponselmu.
"Kau yang gila! Apa kau tidak bisa bersikap biasa saja, hah?" kesalmu. Matamu menatap layar TV yang menampilkan boyband Korea sedang tampil.
"Kau gila! Kau gila! Kau gila! Seleramu rendahan sekali!" Ucapan Irene membuatmu mengkerut bingung.
"Apa maksudmu?!"
"Apa kau tidak tahu dengan berita yang sedang booming sekarang?" tanyanya.
"Aniyo," katamu. Pandanganmu mengarah pada layar TV yang sedang menyorot wajah Sehun EXO membuatmu gemas karena terlihat tampan, sambil menggigit potongan cokelat lagi.
"Kau benar-benar..." ucap Irene yang sepertinya gemas dengan tingkah lakumu. "Oke," Terdengar hembusan nafas dari sebrang. "Kau lihat saja apa yang terjadi besok."
"Mwo? Ada apa? Aku benar-benar tidak tahu," ucapmu.
"Itu salahmu! Bye!!!" Sambungan telepon kemudian terputus. Kamu menatap layar ponselmu dengan bingung.
Tidak mau berpikir banyak, kamu segera meletakkan ponselmu lagi. Lebih baik fokus melihat para pria tampan yang sedang tampil di televisi daripada memikirkan hal yang bahkan tidak mau kamu tahu.
***
BUGGG!!!!
Chanyeol kembali memukul wajah pria bertubuh lebih pendek darinya itu. Wajah pria yang dipukulnya itu sudah babak belur dengan darah yang sudah mengalir di mana-mana.
"Kumohon... Ja-jangan membu-nuh-ku..." lirih pria itu sambil memundurkan tubuhnya yang sudah menyentuh tanah. Kakinya yang sudah lemas itu berusaha mendorong agar menjauh dari Chanyeol.
"Hahahahaha," Chanyeol tertawa keras. Terdengar mempunyai arti lain dari tawanya itu. Bukan tertawa karena hal lucu. Chanyeol mengeluarkan ludahnya ke samping lalu kepalanya ia putar untuk menghilangkan rasa pegal yang terasa di lehernya.
Kakinya melangkah dengan pelan menemui pria yang menjadi mangsanya saat ini. Tangannya membawa sebuah benda berat yang tadi sempat ia gunakan untuk memukul kepala pria itu hingga darah bercucuran. Chanyeol membuang benda yang dibawanya ke samping kanan. Lalu ia semakin dekat dan menjongkokkan tubuhnya. Tangannya menarik kerah mangsanya.
"Setelah apa yang kau lakukan, kau bilang jangan membunuhmu???!!" tanya Chanyeol dengan suara tertekan karena emosi. Ia melepas kerah mangsanya dengan kasar hingga kepala pria itu terbentur tanah.
"Aarghh!!!"
"Kau bahkan melakukannya tanpa akal sehat dan kau mengatakannya padaku untuk tidak membunuhmu?! Lalu bagaimana denganmu waktu itu, hah?!!!" teriaknya. "Dunia memang tidak adil," katanya. Tangannya bergerak untuk mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes mengingat kejadian lalu.
Pria yang berusia sedikit lebih atas darinya itu masih berusaha untuk memundurkan diri meskipun dirinya sudah benar-benar lemah. Chanyeol menarik kaki pria itu hingga membuat mangsanya mendekat kembali. Chanyeol menarik kerahnya lagi.
"Kau harus menanggung semuanya!!!"
BUGGGG!!!!
Chanyeol memukulnya lagi. Tepat di rahang pria itu hingga pria itu mengeluarkan banyak darah dari mulutnya. Ia terbatuk-batuk lalu berbaring lemas dengan nafas tersenggal.
"A-aku pastikan k-kau a-kan mendekam di pe-penjara," lirih pria itu, masih sempat untuk berkata buruk pada Chanyeol yang sudah dikuasai setan.
"Apa kau bilang?! Kau berkata seakan-akan hanya aku yang salah. Lalu bagaimana denganmu?! Kenapa kau tidak mendekam di penjara saat ini, hah?! Kenapa kau masih hidup di alam bebas ini?!!! Kau lebih baik mati!!!"
Chanyeol kembali memukul pria itu. Berkali-kali hingga pria yang dipukulnya itu meminta ampun agar tidak membunuhnya. Tapi Chanyeol tidak menggubrisnya. Chanyeol memukulnya lagi dan lagi hingga nafas terakhir pria itu berhembus. Matanya tertutup, tubuhnya sudah terbaring lemah. Chanyeol menghembuskan nafasnya lega setelah melakukan pekerjaannya.
Untuk terakhir kalinya, ia menyeret tubuh pria itu. Lalu ia benturkan pada tembok bagaikan sebuah mainan. Banyak darah yang mengalir di sana. Setelah puas bermain-main, Chanyeol segera beranjak pergi. Ia melangkahkan kaki dengan santai setelah memeriksa untuk tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Kepalanya berputar hingga suara tulang lehernya berbunyi.
Tinggal lima orang lagi yang diincarnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sightless
FanficTidak sengaja, saat Kim YN sedang mengikuti sebuah acara bersama dengan teman-temannya, ia melihat sebuah kejadian yang benar-benar tidak terduga. Ia sungguh terkejut, apalagi itu bersangkutan dengan teman di sekolahnya--Park Chanyeol. Sejak kejadia...