"ASTAGA, YN! BERHENTILAH! JANGAN MEMPERMALUKANKU!!!" teriak Chanyeol.
Ia sedaritadi sudah berusaha untuk terdiam dan mencoba yakin bahwa kamu pasti akan mengerti tatapan Chanyeol yang menyuruh berhenti untuk melalukan hal gila seperti sekarang. Mendengar teriakan Chanyeol justru membuatmu tertawa semakin keras sembari semakin lincah menari di lapangan luas di bawah hujan yang masih menetes deras.
Chanyeol menundukkan kepalanya, meredam malunya karena beberapa orang yang sudah membicarakan tentangmu. Tangan Chanyeol ia sembunyikan ke dalam sakunya sambil menghitung mundur untuk menyuruhmu berhenti lagi.
"Yeollie!!! Kemarilah! Ini sangat menyenangkan!" serumu.
Kamu menari semakin heboh saat suara lagu yang semakin keras dari salah satu rumah di dekat lapangan itu. Chanyeol mengalihkan pandangan padamu. Ia menatap datar seakan mengirimkan pesan 'berhentilah!'. Tapi kamu tidak memedulikannya. Chanyeol yang sudah tidak sabar segera berjalan ke arahmu yang sebelumnya ia berdiri di bawah pohon besar. Ia segera menarikmu cukup kasar. Tangannya merangkulmu dan segera membawamu untuk pergi dari tempat itu.
"Ah, aku masih ingin di sana!" rengekmu.
"Tidak ada!" bantahnya.
Kamu mengerucutkan bibir kesal. Akhirnya pasrah dibawa Chanyeol untuk kembali jalan seperti orang bodoh di bawah hujan yang semakin lama semakin deras. Kamu mengeratkan tanganmu pada kain seragam Chanyeol, menahan rasa dingin yang sedaritadi kamu tahan. Chanyeol masih merangkulmu, mengirimkan kehangatan untukmu meskipun itu bukanlah tujuan Chanyeol. Kamu yang melihat Chanyeol yang hanya terbalut kemeja atas seragam sekolah dengan kaos dalam segera mendongak menatap Chanyeol yang lebih tinggi darimu.
"Apa kau tidak merasa kedinginan?" tanyamu.
Chanyeol menghentikan langkahnya. Air hujan sudah tidak berjatuhan lagi di atas kepala karena kamu dan Chanyeol sekarang berada di sebuah halte. Chanyeol menggiringmu untuk duduk di sebuah bangku besi panjang di sana. Ia melepas rangkulannya, lalu mengusap kedua telapak tangannya untuk menghangatkan diri. Ia melirikmu yang masih menatap Chanyeol.
"Wae?" tanyanya bingung.
"Apa kau kedinginan?" tanyamu ulang, masih dengan tangan yang melilit kain seragam Chanyeol.
"Ani," jawabnya.
"Cih, jawaban bodoh," gumammu sambil menghadap depan.
"Mwo?!"
"Ani."
Kamu mengambil tangan Chanyeol. Lalu kamu genggam sambil mengusapnya untuk mengirimkan kehangatan. Chanyeol hanya diam saja sambil menikmatinya. Hatinya juga ikut menghangat mendapati perilaku seperti ini. Ia merasa bahwa hidupnya tidak sendiri. Masih ada orang yang peduli disaat ia kedinginan. Setelah sekian lama ia hidup dalam kesepian. Ibu dan kakaknya meninggalkannya begitu saja, sementara ayahnya sibuk dengan keluarga barunya. Betapa mirisnya hidup seorang Chanyeol.
"Terima kasih," kata Chanyeol akhirnya. Membuatmu terkejut dan menoleh ke arahnya.
"Mwo?!" tanyamu meminta ulang perkataannya.
"Ani," jawabnya tidak mau mengulang. Merasa malu dan ia menyesal kenapa harus mengatakan kepada orang sepertimu yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Sama-sama," balasmu akhirnya, mengingatkan padanya bahwa kamu tadi sangat mendengar jelas dengan ucapannya. "Chanyeol-ah," panggilmu, dengan panggilan yang berbeda.
"Hm?"
"Nikmati hidupmu dengan sesuatu yang membahagiakan," katamu. "Jangan menyia-nyiakan hidupmu dengan sesuatu yang tidak berguna atau bahkan menyesatkanmu," ucapmu dengan hati-hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sightless
FanfictionTidak sengaja, saat Kim YN sedang mengikuti sebuah acara bersama dengan teman-temannya, ia melihat sebuah kejadian yang benar-benar tidak terduga. Ia sungguh terkejut, apalagi itu bersangkutan dengan teman di sekolahnya--Park Chanyeol. Sejak kejadia...