Nine

1.1K 160 0
                                    

Tiga hari sudah berlalu. Sejak kejadian pertarungan basket itu banyak sekali perempuan yang mendekati Chanyeol. Membuat pria itu risi. Tapi Chanyeol sama sekali tidak merubah penampilan. Ia tetap memakai kacamata barunya dan menyendiri seperti biasa.

"One, two, three, four, five, six, seven,... Eight!"

Saat ini, kamu sedang berlatih cheerleaders. Dari jarak jauh Chanyeol memperhatikanmu Kamu sudah merasakan itu, kamu sempat melirik keberadaan lelaki itu yang sedang mencoret buku yang dibawanya. Peluh sudah mengalir di pelipismu. Karena gerah, kamu segera mengambil minuman dingin yang terletak di tepi lapangan. Pandanganmu mengarah pada Chanyeol. Pria itu masih tetap saja tidak mau berhenti mengintaimu. Kamu kadang merasa kesal karena setiap hari harus ada mata-mata. Apa tidak ada satu hari saja Chanyeol istirahat sejenak agar tidak mengganggumu? Kamu juga butuh merasakan kebebasan lagi.

Kamu menutup botol air minum. Bertepatan saat Chanyeol juga mengangkat kepalanya dan kalian saling bertatapan. Kamu segera mengalihkan pandangan karena tidak mau melihat wajah Chanyeol yang diam-diam menyeramkan.

"Dia menatapmu sejak tadi." Seseorang berbisik padamu yang adalah teman satu timmu. Kamu hanya memberikan senyuman tipis.

"Biarkan saja," katamu.

"Dia menyukaimu. Sepertinya," ucap temanmu itu.

Kamu segera menoleh dengan pandangan 'yang-benar-saja!'. Bukan senang rasanya, tapi mengerikan jika itu memang benar. Tidak mungkin juga Chanyeol menyukaimu. Dia hanya mengintaimu karena takut rahasianya terbongkar.

"Tidak mungkin, lah!" ujarmu.

"Jika aku benar bagaimana?" tanyanya.

"Tidak mungkin!"

"Oke." Temanmu itu segera menarikmu, menghadap ke arah Chanyeol yang kembali menatap bukunya. "CHANYEOL-SSI!!! APA KAU MENYUKAINYA?!" tanya temanmu secara langsung membuatmu seketika melotot dan memukul lengannya. Temanmu yang bernama Hyera itu menunjukmu saat Chanyeol sudah mengangkat kepalanya. Kamu segera melambaikan tangan pertanda 'abaikan-saja'.

Chanyeol segera berdiri dengan wajah tanpa ekspresinya. Ia mengemasi barang-barangnya, sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan tempat itu. Hyera tertawa karena Chanyeol yang tidak menanggapi hal itu. Sedangkan kamu sudah memukul lengannya berkali-kali.

"Kau mempermalukanku!"

Hyera segera kabur meninggalkanmu setelah merasakan rasa sakit di lengannya. Kamu kembali menatap di tempat yang Chanyeol duduki tadi. Ada perasaan tidak terima saat Chanyeol berlalu begitu saja. Oh ayolah, banyak para lelaki yang berlomba-lomba untuk mendapatimu. Tapi Chanyeol pergi begitu saja saat ditanya seperti itu. Setidaknya, ia menjawabnya meskipun itu jawabannya 'tidak'. Jika seperti ini, itu membuatmu merasa seperti tidak dihargai. Ah kamu terlalu berlebihan. Tidak dihargai bagaimananya? Toh, kamu juga tidak ada apa-apa dengan pria itu.

Namun, kakimu melangkah menuju tempat yang Chanyeol lalui tadi. Hanya ingin mengatakan bahwa kamu tidak ingin diintai selalu. Kamu ingin mempunyai hari bebas seperti dulu lagi. Kepalamu menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan Chanyeol. Tanganmu terangkat untuk mengusap dahimu yang basah oleh keringat. Sebuah suara tiba-tiba muncul membuatmu menoleh.

"Kau mencariku?"

Kamu mendapati Chanyeol yang duduk di bawah pohon dengan buku coretan yang ada dipangkuannya. Tubuhnya terselimuti oleh hoodie berwarna abu-abu dan kepalanya tertutupi oleh topinya. Kamu jadi mengingat kejadian dulu. Tapi kakimu tetap melangkah mendekatinya.

"Apa kau bisa sehari saja tidak mengikutiku?" tanyamu.

Chanyeol meletakkan penanya. Ia melepas topi hoodie-nya. Kepalanya bersandar pada batang pohon. Bibirnya tersungging miring seperti biasa. Kamu membenci senyuman itu.

SightlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang