Two

1.7K 177 0
                                    

Acara ulang tahun itu dimulai dengan menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk Seulgi. Gadis itu sudah terlihat dalam mood baik karena teman dekatnya sudah berkumpul dan berdiri di dekatnya. Kamu bertepuk tangan sambil bernyanyi dengan riang diikuti oleh teman-teman yang lain. Kamu berdiri di sebelah ibu Seulgi yang tampak cantik dalam balutan dress panjangnya.

Tak lama, Seulgi mulai meniup lilinnya, lalu diiringi suara tepuk tangan yang semakin riuh. Gadis itu segera memberi potongan pertamanya untuk ibunya. Kamu melihatnya dengan tersenyum saat kedua pipi Seulgi yang dikecup sayang oleh kedua orang tuanya. Lalu Seulgi juga memberi potongan kue untuk kamu dan yang lain.

Setelahnya, acara juga diisi oleh game dan juga nyanyian dari beberapa orang yang akan tampil. Permainan dilakukan oleh individu dan juga kelompok. Kamu tentu saja tidak mengikuti keduanya. Mendengar penjelasan MC yang tampaknya permainan itu sungguh konyol membuatmu angkat tangan untuk mengikutinya. Kamu hanya duduk di sebuah kursi sambil memakan makanan yang tersedia di deretan meja.

Tak berapa lama untuk mengisi selingan permainan, kamu dipanggil untuk menyanyi di atas panggung bersama dengan Wendy. Kamu berjalan dengan santai menuju ke arah panggung. Beberapa orang--tentunya para pria--sudah menggodamu dengan kalimat mainstream-nya saat kamu melewati mereka. Kamu sudah naik di atas panggung dan duduk di sebuah kursi. Sementara Wendy juga sudah siap di kursi sebelahmu sambil memangku sebuah gitar.

"Ekhem..." Kamu berdeham sejenak untuk menetralisir suaramu. Tanganmu sudah menggenggam sebuah mic. "Sebelum saya menyanyikan sebuah lagu, saya ingin mengucapkan selagi untuk sahabat saya. Selamat ulang tahun Seulgi-ya!!!" serumu sambil melambaikan tangan ke arah Seulgi yang sedang menjilat cream kue.

Matamu beralih pada Wendy, mengisyaratkan dengan mata bermaksud bertanya 'apa-kau-sudah-siap?'. Wendy yang tahu tatapan itu mengangguk. Kamu segera menghadap depan kembali ke arah tamu undangan.

Wendy mulai memetik gitarnya untuk intro lagu yang akan kamu nyanyinya. Setelahnya, kamu segera menggerakkan bibirmu untuk menyanyi. Pada bait pertama lagu sudah terdengar banyak tepuk tangan dari para penonton. Kamu sedikit tersenyum menanggapinya. Matamu terpejam, menikmati sebuah lagu yang kamu nyanyikan. Setelahnya, matamu terbuka. Tepat melihat seorang lelaki yang memandang pada suatu arah dengan tatapan menyeramkan. Wajahnya datar namun tatapannya begitu menusuk pada objek yang sedang dipandangnya. Kamu tidak tahu lelaki cupu itu melihat siapa. Tapi yang jelas, pria itu sepertinya mempunyai sesuatu yang tidak semua orang tahu.

Beberapa detik setelahnya, terlihat senyuman miring itu lagi. Tangannya terangkat untuk menarik topi hoodie-nya agar menutupi kepalanya. Lalu, kacamata yang biasa ia pakai itu dilepas dan ia simpan ke dalam saku. Chanyeol mulai melangkahkan kaki ke luar tempat tanpa mengatakan apapun.

Kamu yang tidak fokus menyanyi karena melihat itu segera saja Wendy menendang kakimu pelan. Kamu segera sadar dan mulai menyanyi dengan lancar. Tapi pikiranmu masih berada pada lelaki bernama Chanyeol itu. Ada apa dengan lelaki itu? Sungguh misterius. Seketika bulu kudukmu berdiri karena membayangkan yang tidak-tidak.

***

Acara sudah berjalan selama dua jam. Kakimu sudah pegal karena highheels yang kamu pakai. Kamu segera duduk di samping Joy yang tampak melakukan siaran live di Instagramnya. Ia melambaikan tangan ke arah layar sambil menyapa para pengikutnya yang berkomentar. Ia juga mengarahkan kamera ke arahmu bermaksud untuk ikut menyapa pengikutnya namun kamu segera mendorong ponselnya karena suasana hatimu tiba-tiba memburuk.

Kamu menghela nafas sambil bersandar pada kursi. Tanganmu mengurut kepalamu yang terasa pusing. Gara-gara memikirkan cowok misterius itu membuat kepalamu ingin meledak saja. Pria itu selalu menyendiri jika di sekolah. Memang kamu tidak satu kelas dengannya, tapi beberapa kali kamu sering melihat lelaki itu yang duduk sendiri di tepi koridor, di bawah pohon, atau di kantin. Lelaki itu juga tampaknya tidak mempunyai teman. Mendengar suaranya saja kamu tidak pernah. Ah, tapi itu tidak penting. Yang jelas, kamu bingung dengan arti senyuman aneh pria itu. Kenapa? Siapa yang sedang ditatap pria itu? Apa dia sedang mengincar seseorang?

SightlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang