Twenty One

1K 141 0
                                    

Kamu segera berlari masuk setelah tadi berdiri di depan pagar hingga mobil Chanyeol tertelan jalan. Kamu sungguh tidak percaya jika Chanyeol pulang ke rumahnya. Itu tidak mungkin karena sekarang bahkan masih pukul tujuh malam. Kamu menebak, yang menelepon Chanyeol adalah orang yang sama seperti waktu itu. Tidak mungkin jika itu keluarganya. Ayahnya sendiri bahkan sibuk dengan keluarga barunya. Jika itu temannya, itu lebih tidak mungkin lagi karena Chanyeol tidak memiliki teman.

"Ahjussi! Tolong, cepat antarkan aku!" teriakmu, sambil membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.

Supirmu dengan tergopoh-gopoh berlari menuju mobil dan segera mengeluarkannya.

"Nona, kita akan kemana?" tanyanya.

"Kita lurus saja kesana," ucapmu sambil menunjuk jalan yang kamu ingat dimana Chanyeol tadi mengendarai mobilnya.

Kamu menekan ponselmu dengan gemetar. Menghubungi Chanyeol untuk memastikan keberadaannya. Kamu menggigit kuku jarimu karena cemas. Melihat dirimu yang masih memakai pakaian rumah membuatmu mendesah kesal. Tapi mau bagaimana lagi, kamu sudah diburu waktu dan tidak ada lagi waktu hanya untuk berganti pakaian. Detik terus berjalan dan teleponmu tidak ada satu pun yang diangkat oleh Chanyeol. Apa pria itu tidak ada kesempatan sekedar untuk mengangkat telepon darimu? Kamu jadi semakin khawatir.

Baru saja tadi berbaikan. Dan kamu merasa ada harapan Chanyeol akan menuruti permintaanmu. Tapi nyatanya, dia tidak bisa melakukannya. Ia berkata bahwa ia harus segera pulang karena ditunggu oleh seseorang di rumah. Lalu pergi begitu saja. Saat kamu menahan tangannya pun ia langsung menepisnya pelan sambil tersenyum kecil berharap kamu mengertinya. Sifat keras kepala pria itu masih tidak bisa hilang. Dia masih terus melakukannya sebelum dendam itu benar-benar hilang.

"Kenapa kau tidak bisa sekali saja mendengarkanku?" gumammu, berharap Chanyeol mendengarnya.

Kamu menurunkan tanganmu dengan pasrah karena Chanyeol masih tetap tidak mau menyempatkanmu untuk bicara dengannya barang sedetik saja. Kamu segera fokus pada jalan. Memeriksa di mana mobil Chanyeol sekarang berada. Kamu segera menyuruh supirmu untuk menjalankan mobil dengan cepat saat melihat pantat mobil Chanyeol yang terlihat pada tikungan yang tidak jauh dari tempatmu berada.

"Ahjussi, tolong cepatlah lagi!" pintamu dengan nada cemas.

Matamu tetap mengintai mobil Chanyeol yang berjalan menuju tempat entah dimana. Mobil Chanyeol berjalan dengan kecepatan penuh. Kamu khawatir pada pria itu jika ada apa-apa karena mengendarai sangat cepat seperti pembalap mobil yang sudah sangat mahir. Untung saja supirmu juga masih bisa mengikutinya tanpa kehilangan jejak sedikitpun.

Kepalamu menoleh, menatap sekeliling di daerah jalan yang sekarang kamu lewati. Badanmu berputar ke belakang dan tidak ada kendaraan lainnya. Tempat itu sungguh sepi. Dengan lampu jalan yang sedikit redup. Beberapa pohon besar tumbuh di pinggir jalan semakin membuat kesan menyeramkan. Kamu bergedik ngeri. Tempat itu juga tidak banyak manusia di sana. Di sisi jalan hanya terdapat kedai kecil yan terisi oleh beberapa orang dewasa. Sedangkan tempat lainnya hanyalah bangunan kosong atau rumah yang sedang dijual. Sisanya hanya tanah yang ditumbuhi oleh rumput ilalang. Dimana sebenarnya ini?

"Ahjussi, apa kau tahu ini dimana?" tanyamu.

"Ahjussi tidak tahu ini jalan apa. Baru kali ini melewati jalan ini," jawabnya.

Kamu hanya ber-oh ria. Matamu menatap mobil Chanyeol yang mulai belok ke kiri. Kamu segera menyuruh supirmu untuk segera mengarahkan mobil ke kiri sebelum kehilangan jejak Chanyeol. Dan jalan yang kini dilewati lebih sempit daripada tadi. Kamu semakin bergedik ngeri. Di samping jalan hanya terdapat dinding besi yang beberapa bagian sudah berkarat.

SightlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang