Twenty

1K 149 2
                                    

Chanyeol merapikan rambutnya di depan kaca. Ia memandang dirinya yang kini rapi dalam balutan kemeja berwarna biru tua. Wajahnya terlihat sangat fresh, karena ia ingin terlihat sangat baik di depanmu nanti. Luka di bibirnya sudah sembuh. Matanya tidak tertutupi kacamata biasanya. Ia terlihat sangat tampan kali ini. Jika saja ia setiap harinya seperti ini, mungkin sudah banyak para gadis yang berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

Ia segera beranjak dari posisinya sambil menyambar kunci mobil. Kaki panjangnya melangkah keluar dari rumahnya. Ia menghampiri mobilnya dan segera masuk ke dalamnya. Ia menghela nafasnya sejenak sambil bergumam dalam hati bahwa ini adalah pilihan terbaik. Ia menjalankan mobilnya menuju ke arah rumahmu yang sudah lama tidak ia kunjungi itu.

Seminggu sudah berlalu, dan keadaan tidak berubah. Kamu tetap mendiami Chanyeol. Suasana berubah seperti awal. Chanyeol yang mengintaimu diam-diam, dan itu bukan lagi alasan untuk kamu tidak membocorkan rahasia. Chanyeol sudah tidak peduli tentang itu. Ia juga tidak tahu alasannya sekarang kenapa selalu melihatmu dari kejauhan. Ia hanya ingin melihat wajahmu saja. Meskipun kadang ia merasa sedih karena kamu masih saja menjauh.

Dan malam ini, Chanyeol sudah tidak tahan berdiam-diaman seperti anak kecil yang sedang bertengkar. Ia merasa bahwa mengalah lebih baik daripada menunggumu yang tidak ada kepastian akan berbaikan. Chanyeol sendiri bingung akan perasaannya. Kenapa ia menjadi pria lemah seperti sekarang? Saat melihatmu dengan pria lain membuat hati Chanyeol memanas. Saat melihat beberapa pria menggodamu membuat Chanyeol ingin sekali menghajar mereka semua. Tapi ia tidak bisa melakukan hal itu lantaran ia sadar bahwa ia bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang teman. Ah, apa masih bisa disebut teman saat ini?

Beberapa hari Chanyeol menerenungi tentang perasaannya. Apa ia menyukaimu? Selama berada di dekatmu, Chanyeol merasa nyaman. Dan saat kamu menjauh, Chanyeol merasa ada bagian dirinya yang hilang. Tapi, Chanyeol segera menepis perasaannya itu. Itu tidak boleh terjadi. Tapi mau bagaimanapun Chanyeol berusaha melupakan perasaannya, itu tetap tidak berubah. Ia menyukaimu tanpa disadari. Chanyeol benar-benar sukses dibuat terjatuh olehmu. Ia kalah.

Mata Chanyeol beralih pada sebuah toko bunga yang terletak di pinggir jalan. Tidak mau berpikir terlalu lama, ia segera menepikan mobilnya di depan toko tersebut. Ia segera turun dan masuk ke dalamnya dengan langkah pasti. Salah satu pegawai di toko tersebut segera menyapa dan menanyakan bunga apa yang ingin dipesannya.

"Aku tidak tahu bunga kesukaannya," kata Chanyeol menjawab saat pramuniaga tersebut bertanya. "Bunga apa yang cocok untuk meminta maaf?" tanya Chanyeol sembari melihat-lihat bunga-bunga yang membentuk sangat indah.

"Ah, itu sangat mudah sekali," ucap pramuniaga tersebut sambil berjalan menuju ke arah kanan dan Chanyeol mengikutinya. "Kau cukup beri bunga mawar merah dan putih saja," ucap perempuan itu.

Chanyeol mengangguk paham. "Ya sudah, aku membeli itu."

"Baiklah."

Chanyeol menunggu pegawai toko tersebut membungkus bunga yang sudah dibentuk seindah mungkin. Tak lupa juga perempuan itu memberikan sebuah kertas kecil untuk Chanyeol menulis sesuatu di sana. Pria itu berpikir apa yang bagus untuk ia tulis. Tangannya mengetuk meja dengan pulpen di tangannya. Ia sangat bingung sekali harus menulis apa untukmu.

Pada akhirnya ia mencoret kertas itu dengan tulisan tangannya. Hanya beberapa kata saja yang cukup untuk mewakili perasaannya.

'Aku minta maaf'

Chanyeol menghembuskan nafas kasar melihat kata yang tulisnya. Apa itu sudah benar? Huh, dia kenapa jadi ragu untuk memberikan bunga untukmu. Apa ini tidak berlebihan?, gumamnya dalam hati.

Chanyeol segera keluar dari toko tersebut setelah ia mendapatkan sebuket bunga mawar merah dan putih, tak lupa tulisan tangannya juga terselip di dalamnya. Ia segera masuk ke dalam mobil sambil meletakkan bunga itu dengan hati-hati di kursi sebelahnya. Ia kembali menginjak pedal gas dan mengarahkan mobilnya ke rumahmu.

SightlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang