Nineteen

1K 148 3
                                    

Chanyeol keluar dari mobilnya setelah memarkirkannya di halaman parkir sekolah. Pagi ini ia tampak tidak secerah biasanya, karena semalaman tidak bisa tidur dan luka di wajahnya semakin memperburuk rupanya. Ia berjalan sambil merapikan letak kacamatanya, lalu jempolnya sedikit menyentuh luka lebam yang ada di bibirnya dan ia segera mendesis kesakitan karena kemarin belum sempat ia sembuhkan.

Chanyeol melirik ke kanan dan ke kiri, mencari sosok seorang gadis yang biasanya akan menyapanya pagi sekali, membuat tatapan orang-orang akan beralih padanya. Tapi, tidak untuk kali ini. Pagi tadi juga tidak ada pesan lagi darimu. Chanyeol pikir, kamu pasti marah dengan Chanyeol karena tidak mau menurutinya semalam. Tapi siapa peduli? Chanyeol hanya ingin menjalani hidupnya sesuai apa yang diinginkannya. Bukan hidup atas dasar omongan orang lain yang bahkan tidak tahu tentang perasaannya.

Tapi, disisi lain ia merasa sedikit kosong saat tiba-tiba kamu menghilang pagi ini. Suara cempreng khas darimu yang setiap pagi selalu didengarnya tidak ada. Ia berjalan seorang diri dengan kesepian tanpa ada yang mau mengajaknya mengobrol atau sekedar basa-basi dengan menyapa. Chanyeol merasa kesepian saat ini.

Langkahnya berubah memelan saat melihatmu tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kamu sedang sibuk mengobrol dengan teman-temanmu di depan loker sambil bersedekap dan bersandar pada lemari loker. Chanyeol hanya berusaha untuk melirikmu saja yang tampak asyik dengan temanmu tanpa ada niatan untuk menyapanya. Segera saja Chanyeol menjalankan kakinya menjauhimu menuju ke kelasnya tanpa mau menyapamu. Dan Chanyeol tiba-tiba merasa sedih karena kamu tidak berniat untuk menyapanya juga. Apa kamu sungguh marah? Apa Chanyeol tidak akan mempunyai teman lagi setelah ini?

Beberapa menit kemudian, kamu berjalan bersama dengan Wendy dan membicarakan tentang film-film yang akan tayang di bioskop. Kakimu melangkah dengan pelan menuju ke arah kantin sambil tertawa cekikikan mengingat cerita film komedi yang beberapa hari lalu kalian tonton. Matamu sedikit melirik pada Chanyeol yang ternyata duduk di bangku depan kelas sambil membawa buku dengan headphone yang terpasang menutupi telinganya. Kamu menghela nafas, merasa sangat tidak enak sekali tiba-tiba menjadi cuek. Melihat luka lebam di sudut bibir Chanyeol membuat hatimu tergerak ingin mengobatinya, tapi kamu tetap tidak mau mendekatinya hari ini. Rasanya masih marah karena kemarin Chanyeol tidak mau mendengarkanmu. Semalaman khawatir karenanya, dan mendengar semua apa yang dilakukannya. Membuatmu yakin bahwa kamu tidak bisa menjalankan misimu dengan baik. Chanyeol yang memenangkannya. Apa keadaan akan kembali terulang seperti yang lalu?

"Hei! Jangan melamun!" Wendy memukul lenganmu, membuatmu segera tersadar dan langsung tersenyum kikuk ke arahnya.

"Aku tidak melamun," sangkalmu. Kamu segera menarik tangan Wendy dengan cepat agar tidak lelet berjalan.

Sedangkan Chanyeol menegakkan kepalanya kembali, menatap punggungmu yang semakin menjauh. Ia menghela nafas, sambil membuang pikirannya yang mulai tidak karuan. Kenapa dia jadi peduli dengan perubahan sikapmu? Bukannya Chanyeol harusnya senang hidupnya tidak terganggu lagi? Tapi perasaan Chanyeol sudah berubah. Bukan lagi Chanyeol yang lebih suka sendiri tanpa ada yang menganggu. Ia lebih menginginkan ada teman yang akan mengajaknya bicara. Dan tentu saja itu harus kamu. Chanyeol merasa sudah nyaman olehmu.

"Aish, aku sudah mulai gila," gumamnya, seraya berdiri dan menjauh dari tempat itu.

***

Setelah pelajaran berakhir dan saatnya makan siang, Chanyeol keluar dari kelasnya dengan mood yang sangat buruk. Ia merasa tidak ada energi sama sekali hari ini. Biasanya di depan pintu kelas ia akan mendapat kejutan darimu yang akan mengajaknya makan siang bersama, tapi lagi-lagi ia tidak mendapatkannya. Kamu terasa sangat jauh kali ini dan itu membuat Chanyeol membenci keadaan sekarang. Ia merasa terlalu bodoh kenapa harus bergantung padamu.

SightlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang