Ten

1.1K 168 0
                                    

Chanyeol menghela nafasnya. Berkali-kali ia berpikir dalam waktu satu jam lebih hanya untuk memikirkan, apa harus bercerita padamu tentang dirinya? Hatinya terketuk untuk melakukannya padamu. Ia merasa bahwa kamu pasti akan paham dengan keadaan Chanyeol setelah bercerita. Selama ini, ia memendamnya. Menyimpannya dalam hatinya dan menimbulkan sebuah dendam yang teramat dalam. Hingga kini, dendam itu masih ada. Menyelimuti hati lembutnya hingga menjadikan Chanyeol yang bersifat kejam.

Chanyeol menolehkan kepala padamu yang masih menatap Chanyeol dengan penuh tanya. Bibirnya tersenyum sangat tipis, bukan lagi senyuman sinis. Kamu bahkan tidak percaya Chanyeol bisa tersenyum.

"Apa kau ingin mendengar ceritaku?" tanyanya.

Kedua alismu terangkat, "Maksudmu?".

Chanyeol segera keluar dari mobilnya tanpa mau menjelaskan. Ia segera membuka pintu mobilmu dan menyuruhmu untuk keluar. Kamu hanya menuruti saja, masih dengan pikiran yang bertanya-tanya. Chanyeol segera meraih tanganmu. Matamu menatap tangan Chanyeol yang menggenggammu lembut. Ada apa dengan pria itu? Dalam waktu singkat bisa bersikap manis namun kadang juga bisa bersikap kejam.

Chanyeol menyuruhmu untuk duduk di tepi jembatan. Ia membersihkan tempat itu dengan tangannya. Lalu ia segera duduk dan menyuruhmu untuk duduk di samping tubuhnya. Dengan tiang sebagai penyangga, Chanyeol melipat tangannya di sana. Dagunya menempel pada tangannya dan matanya mengarah pada langit sore yang terlihat cerah. Kakimu bergerak menendang udara. Matamu menatap air sungai yang mengalir dengan deras. Sambil berpikir, apa maksud Chanyeol melakukan ini semua? Apa dia akan membunuhmu dengan melemparmu ke dalam sungai? Pikiran itu membuatmu langsung sadar dan berjingkak terkejut.

"Omo! Kau akan melemparkanku di sini?" tanyamu sambil menatap Chanyeol dengan mata melebar.

Chanyeol melirikmu sekilas. "Aniyo," jawabnya, bibirnya tertarik menahan tawa karena ucapanmu tadi.

"Lalu, kau ingin bercerita apa?" tanyamu.

Kaki Chanyeol juga ikut bergerak menendang udara. "Kuharap kau tidak terkejut setelah aku menceritakan ini," katanya. Lalu kepalanya menoleh ke arahmu. Kamu hanya mengangguk pelan menanggapi ucapannya.

Chanyeol kembali menghadap ke depan. Ia mulai membuka mulutnya. "Saat itu aku masih SMP. Aku mempunyai noona, namanya Park Jiyoon. Dia sudah menginjak SMA. Kami seorang piatu. Ibuku meninggal sejak kami masih SD. Dan ayahku yang mengurus kami. Tapi tidak bisa dikatakan mengurus, karena ayah hanya mengirim uang saja tanpa peduli dengan pendidikan kami, sekolah kami, makan kami, dan lain-lainnya. Dan lama-lama aku sadar, ayahku mempunyai pengganti ibuku." Chanyeol menundukkan kepalanya. Matanya menatap air sungai. Dan cerita itu mengalir dengan deras. Kamu mendengarkan setiap kata-kata yang terucap dari mulut pria itu.

Chanyeol sangat berusaha keras agar ayahnya dapat beralih perhatian padanya daripada kekasih--yang katanya akan menjadi calon ibu Chanyeol. Chanyeol sangat marah sekali saat ayahnya itu lebih memilih ke rumah kekasihnya daripada makan malam bersama. Setiap hari, Jiyoon selalu berusaha untuk menenangkan Chanyeol dan berkata bahwa; ayah sangat sayang kepada kita. Tapi Chanyeol tidak melihat hal itu. Ayahnya terlalu sibuk mencari uang dan berpacaran daripada bertemu dengan anak-anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang.

Hari demi hari terlewati, Chanyeol sudah merasa terbiasa tanpa kehadiran ayahnya. Ia jadi menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan di sekolah. Entah itu camping, lomba, ekstrakulikuler, dan lain-lainnya. Ia hanya bertemu dengan kakaknya pada malam hari. Tentu saja jarang sekali bertemu dengan ayahnya karena pria itu pastinya akan datang pada tengah malam.

Suatu hari, Chanyeol mengetahui bahwa Jiyoon mempunyai kekasih. Awalnya, Chanyeol menanggapi biasa saja. Namun, hari berganti hari, Jiyoon terlihat berbeda. Perempuan itu berubah menjadi pendiam. Pernah Chanyeol melihat bekas kebiru-biruan di sudut bibir Jiyoon. Tapi perempuan itu hanya bilang bukan apa-apa. Saat Chanyeol paksa pun, Jiyoon malah marah dan masuk ke dalam kamar. Chanyeol berusaha untuk tidak memikirkan hal itu lagi.

SightlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang