“Aku sudah ada di depan rumahmu.” Min Soo membaca pesan singkat dari Alan.
“Apa di benar-benarꟷ” Min Soo tercekat dikala ia melihat dari jendela kamarnya Alan sudah berdiri bersandar di mobilnya dan melambaikan tangannya pada Min Soo. Mata Min Soo membelalak dan langsung menutup kembali tirai jendelanya.
“Apa yang dia lakukan disini?” tanya Min Soo pada dirinya sendiri.
Ponsel Min Soo berdenting tanda sebuah pesan masuk. “Aku menjemputmu. Ayo cepat kalau kau tidak mau terlambat!” Min Soo membaca pesan itu yang ternyata dari Alan.
“Wuah, apa dia bisa mendengarku dari sana?” tanya Min Soo pada dirinya sendiri lagi.
TIIN! TIIN!
Tiba-tiba suara klakson mobil berbunyi keras di depan rumah Min Soo. Semua orang di rumah Min Soo bertanya-tanya siapa gerangan yang mengklakson tepat di depan rumah mereka. Namun tidak dengan Min Soo. Ia justru menjadi gusar dan cepat-cepat berlari ke bawah.
“Min Soo! Ada temanmu diluar!” seru ibu Min Soo yang sudah ada di ambang pintu. Ternyata Min Soo kalah cepat dengan ibunya.
Detik kemudian, Min Soo sudah ada di ambang pintu setelah berpamitan pada keluarganya. Tapi, sebelum Min Soo benar-benar keluar dari rumahnya, tiba-tiba saja ibunya menarik lengan Min Soo.
“Hei, apa itu Lee Hwan?” tanya ibunya yang tentu saja mengejutkan Min Soo.
“Apa maksud ibu? Ibu, dia itu Alan, temanku yang pindahan dari Amerika,” timpal Min Soo.
“Benarkah? Sekilas, wajahnya tampak seperti Lee Hwan,” ucap ibunya sambil meneliti wajah Alan dari kejauhan. Sementara Alan yang menyadari tatapan aneh ibu Min Soo menjadi salah tingkah.
“Ibu! Jangan menatapnya seperti itu! Lihat! Dia jadi salah tingkah,” ujar Min Soo pada ibunya. Sedangkan ibunya hanya cengingisan. “Aku berangkat dulu!” seru Min Soo berpamitan pada ibunya sambil berlari menuju mobil Alan.
Sepanjang perjalanan, Min Soo hanya menatap jalanan di sampingnya. Ia jadi teringat kata-kata ibunya tadi. Min Soo memag sempat mengira Alan adalah Lee Hwan. Tapi Min Soo tidak yakin.
“Apa kau tidak apa-apa? Apa yang kau dan ibumu bicarakan tadi pagi?” tanya Alan runtut sambil menoleh pada Min Soo sekilas.
“Pertama, aku tidak apa-apa. Kedua, itu pembicaraan keluarga. Jadi, kau tidak perlu ikut campur,” timpal Min Soo yang tiba-tiba jadi ketus. Sebenarnya, Min Soo juga tidak tahu kenapa ia jadi ketus seperti itu. Walaupun itu memang sifatnya, tapi ia merasa pagi ini itu bukanlah dirinya.
“Rupanya kau sudah kembali ke Min Soo yang dulu,” gumam Alan yang masih dapat didengar Min Soo dan Min Soo hanya mendengus. “Kurasa ibumu menyukaiku,” ucap Alan lagi.
“APA?” pekik Min Soo terkejut.
“Hei! Jangan berteriak!” seru Alan sedikit kesal.
“Lagipula kau itu aneh! Ibuku sudah punya ayahku!” seru Min Soo tak kalah kesal. Sementara Alan menatap Min Soo aneh dan kemudian tertawa geli.
“Bukan itu maksudku! Maksudku tadi itu dalam arti yang berbeda. Lagipula aku juga menyukai yang sebaya,” ucap Alan kemudian.
Entah kenapa Min Soo jadi malu sendiri. Sudah berteriak memarahi Alan tidak jelas, ternyata dia salah paham.
***
Setelah memasuki area sekolah, Alan memarkirkan mobilnya di halaman parkir yang tersedia. Tak diduga, saat mereka turun dari mobil, Young Ho dan Shin Hwa juga sama-sama turun dari mobil Shin Hwa. Awalnya, Min Soo ingin langsung menghiraukan mereka, tapi sepertinya masalah muncul tidak harus karenanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eight: My Lucky Number
Romance(COMPLETED) - K-FICTION ROMANCE Ini bukan hanya sekedar cerita tentang seseorang dengan profesi sampingannya sebagai seorang pemain baseball, ini lebih dari itu. Bae Min Soo, perempuan kecil yang sudah tumbuh besar menjadi remaja. Cantik? Iya, tapi...