3] Error 404: Easy Choice And Good People Not Available In This Case

906 112 21
                                    

TIDAK hanya mengamati, tetapi aku diminta tolong oleh Bu Yasmin untuk menghitung ada berapa orang yang benar atau salah dalam babak benar/salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIDAK hanya mengamati, tetapi aku diminta tolong oleh Bu Yasmin untuk menghitung ada berapa orang yang benar atau salah dalam babak benar/salah. Jadi, saat sesi benar atau salah, pernyataan akan diajukan oleh Bu Yasmin. Maka, satu tim yang terdiri dari sepuluh orang akan menjawab apakah pernyataan itu benar atau salah. Jika benar, mengangkat bendera berwarna hijau, sedangkan salah  mengangkat bendera berwarna merah. Benar-benar harus berkonsentrasi penuh dan memahami pernyataan.

"Bagaimana hasilnya, Ara?" tanya Bu Yasmin.

"Banyak yang benar, Bu."

"Yang paling banyak benar siapa?"

Aku menghitung coret-coretan yang ada di kertas. "Umm," sebenarnya aku tidak ingin mengakuinya. Namun, aku memang arus jujur untuk keselamatan bangsa dan negara. Hastag apaansih, Ra. "Arza, Bu."

Dalam babak ini, Si Jahat benar semua dalam sepuluh pertanyaan. Oke, itu lumayan lah. Tapi, aku tetap tidak suka pada Si Jahat.

"Yang paling banyak salah siapa?" 

Aku kembali melihat kertas coret-coretanku. "Jaya, Bu."

"Oke, kita mulai evaluasinya. Kalian sudah cukup baik hari ini. Terutama, Arza, kamu yang paling banyak benar, tetapi jangancepat puas dan selalu merendah ya. Bantu teman-temanmu menghapal. Dan, untuk Jaya kamu masih banyak salahnya. Kamu harus belajar yang giat dan mengejar ketertinggalanmu." Jaya terlihat lesu setelah mendengar hasil evaluasi hari ini, tetapi ia tetap memaksakan senyum sambil mengangguk-ngangguk. "Kalian semua sudah cukup baik. Tingkatkan kemampuan kalian semua. Paham semua?"

"Paham," ucap mereka serempak.

"Kalian tetap di sini, melihat latihan debat. Dan, Arza tolong panggilkan kakak-kakak kelas kamu untuk masuk."

Si Jahat pergi keluar untuk memanggil tim debat, lalu masuk kembali berbarengan dengan kakak kelas yang mengekor di belakang. Si Jahat duduk di dekat teman-temannya sementara tim debat yang terdiri dari tiga orang, duduk di hadapan Bu Yasmin. Aku duduk di samping Bu Yasmin. Ah, kalau seperti ini aku merasa tidak enak.

"Latihan kali ini tentang reklamasi pulau kan? Kalian dapat tim pro atau kontra?" tanya Bu Yasmin.

"Kita dapat tim kontra, Bu."

"Oke, mulai."

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,"

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Kakak kelas yang ada di tengah adalah pembicara pertama. Dia sedang berbicara tentang argumennya ditambah sumber pasal hukum yang menguatkan argumennya itu. Aku memerhatikannya. Keren.

Namun, fokusku hilang ketika aku menyadari ada yang memerhatikanku. Justru seharusnya yang diperhatikan Kak Ani selaku pembicara pertama. Kutengokkan kepalaku, dan kalian tahu siapa yang memerhatikanku? Dia Si Jahat! Dia yang menatapku selama ini! Sejujurnya, aku sudah biasa ditatap begitu oleh orang-orang. Tapi, terkhusus Si Jahat aku tidak suka. 

Error 404: Feelings Not FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang