25.]

285 35 71
                                    

Aku lagi latihan soal olimpiade nasional biologi dari buku MENGUASAI SOAL OSN BIOLOGI SMA/MA' yang waktu itu diambilin sama Arza. Melalui buku itu, secara tidak langsung membuatku lumayan bisa nyambung sama Arza karena kita sama-sama menyukai komik. Aku harus bersungguh-sungguh untuk memenangkan OSK Biologi ini supaya tidak mengecwakan banyak pihak terutama Mama.

Aku mengerjakan nomor 30. Aku mengeryitkan dahi. Ini soal penalaran. Aku membaca kata demi kata dari soal dan option jawaban. Aku harus pilih yang mana ya? Antara A atau C? Aku ingin membuka kunci jawaban karena frustasi sendiri karena jawabannya menurutku benar semua. 

Nggak boleh, Ara! Jangan nyerah! Harus dipake otaknya!

Drtt drtt drtt

Di tengah-tengah konsentrasi, ponselku bergetar menandakan ada pesan masuk. Siapa sih? Ganggu lagi belajar aja! Awas aja kalo nggak penting-penting amat kayak operator kartu yang suka ngasih tahu kalau paket data mau habis.

Dengan ogah-ogahan kayak pak Ogah, aku membuka layar handphone-ku. Di layar handphone-ku tertulis 'Arza add your ID'

Yaelah nggak penting amat. Kirain siapa.

Aku mematikan ponselku dan segera mengambil pensil.

Bentar.

Aku mengerutkan dahi bingung. Tadi Arza mau ngapain? Nge-add aku? Dapet dari mana Arza LINE-ku?

Ah, mungkin dari Kak Raka. Aku masih agak terkejut karena Kak Raka punya saudara yang sangat absurd yaitu Arza. Walaupun mereka sama-sama absurd tapi absurdnya mereka tuh beda. Kalau Kak Raka itu suka bercandanya agak maksud walau jarang tapi kalau Arza kelakuannya yang justru sangat absurd dan terlalu sering.

Mengenai nama belakang mereka yang sama yaitu, Hadiwijaya. Sebenarnya aku tahu kalau nama belakang mereka itu sama tapi aku kira itu bukan semacam nama keluarga. Hanya nama yang dipakai karena mengandung arti yang bagus.

Kenapa aku nggak mikir kalau mereka itu saudaraan ya?

Aku membuka layar ponselku. Menatap ke layar ponsel dengan wajah bingung dan hati marathon. Apa jangan-jangan ada suatu hal yang sangat penting? Apa ada kabar buruk mengenai contohnya dia nggak mau bantuin aku?

Aduh, pusing. Buat apa Arza nge-LINE? Ada angin apa dia sampai nge-add begini? Apakah akan ada angin tornado di Indonesia?

Arza: Besok dateng buat latihan tapi bu yasminnya ga ada.

Aku membuang napas lega sambil mengelus dada. Oh, ternyata dia cuma mau kasih informasi doang toh. Aku kira apaan. Untung jantung sehat. 

Ara: oke

Aku melihat kalau Arza sudah membaca pesanku. Wih, cepet amat Arza membacanya secepat kucing yang yamber ikan.

Arza: Mau diundang ke grup LCC ga?

Aku sengaja tidak nge-read dulu. Pikiranku dipenuhi dengan kekhawatiran-kekhawatiran yang akan terjadi. Gimana ini? Canggung nggak ya kalo aku masuk ke grup LCC? Kalau misalnya mereka lagi diskusi terus aku ikut-ikutan nimbrung tapi malah dikacangin gimana? Aku nggak mau sakit hati. Ada rasa takut terselip di hati.

Terus kalau misalnya aku mau nanya, tapi dikacangin gimana? Apa aku harus jadi silent reader selamanya? Nggak enak sebenernya kalau jadi silent reader melulu soalnya nggak bisa ngungkapin isi hati juga kan? Cuma diam-diam merhatiin doang. Nggak ada timbal baliknya.

Pikiranku mengawang ke masa di mana pas di kelas 10, aku mau nanya PR soalnya waktu itu aku sakit sehingga tidak amsuk sekolah. Yang membaca ada 30 orang, tapi sama sekali nggak ada yang menjawab. Aku masih ingat hari apa itu! Hari selasa tanggal 4 oktober! Karena itu aku kapok, nggak mau nanya-nanya di grup kelas. Menjadikanku silent reader abadi. Mending langsung tanya guru aja. Dan menjadi silent reader sudah berlangsung sampai aku di kelas 11 yaitu di grup kelas XI IPA 1.

Error 404: Feelings Not FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang