Kebahagiaanku terasa sempurna karena adanya mereka. Meski tanpa orang tua, aku dan Mira selalu bahagia, karena kami sudah menganggap Raito-sensei sebagai orang tua kami.
Ditambah lagi, orang-orang uchiha yang sudah kuanggap sebagai keluargaku, membuat hidupku terasa lengkap.
Namun, semua itu hanyalah masa lalu. Sekarang, aku tak lagi bersama mereka. Dan aku juga tak sebahagia dulu.
Sekarang, hidupku sudah berbeda.
Hidup dalam kesendirian, dan penuh rasa kesepian, sudah menjadi prioritasku sekarang.Mungkin bisa saja, aku menghilangkan rasa kesepianku dengan berkumpul bersama teman-temanku yang ada di desa.
Namun semua itu percuma, karena sosok Kirana yang dulu sangat ceria, sekarang telah berubah menjadi sosok yang pendiam, murung, dan dan lebih suka menyembunyikan senyumannya.
Sosok Kirana yang selalu bersemangat untuk menjadi yang terbaik, kini telah hilang. Dia hanya sedikit bersemangat saat ada misi dari hokage-sama, yang dimana ia bisa melupakan kemurungannya sejenak.
Kupandangi beberapa foto yang dihiasi bingkai kayu sederhana. Foto itu adalah kenangan masa laluku bersama Raito-sensei dan Mira.
Bukan itu saja, aku juga memandangi foto kenanganku bersama tim 7. Yaitu saat aku, 2 orang temanku, dan seorang Jounin yang kami sebut sensei, mulai melaksanakan berbagai misi-misi dari hokage-sama saat masih ditingkat Genin.
Saat masih Genin, aku memang tidak satu tim dengan Mira. Tapi, saat tidak menjalankan misi dan kami berada di rumah, kami menyempatkan waktu kami untuk latihan bersama Raito-sensei.
"Kirana.. Apakah kau di rumah?"
Tiba-tiba, sebuah suara muncul dari luar. Aku pun segera melupakan foto-foto itu dan berjalan kearah pintu. Saat kubuka pintunya, kudapati Might Guy atau akrab dipanggil Guy-sensei tengah berdiri didepan pintu.
"Oh.. Kau rupanya sensei, ada perlu apa kau kemari?", tanyaku tanpa menampilkan senyuman
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mengunjungimu. Dan aku juga ingin tahu seperti apa kau sekarang. Ternyata, kau tidak berubah ya. Sepertinya kejadian itu sudah merenggut keceriaanmu.", jelasnya.
"Sudahlah, bicaranya nanti saja. Ayo masuklah dulu. Tidak sopan kan bicara didepan pintu", ajakku kepada Guy-sensei untuk masuk.
Sembari menghidangkan beberapa makanan kecil, Guy-sensei terus berbicara.
"Sudah lama ya, Kirana, kita tidak bertemu. Maafkan aku karena aku sudah mengabaikanmu. Hokage-sama menugaskanku untuk jadi ketua tim bersama beberapa Genin. Dan aku harus melatih mereka yang masih menjadi shinobi muda.", jelasnya memberi alasan.
"Sudahlah, lupakan saja. Aku sudah terbiasa hidup sendiri. Jadi sensei tak perlu mengkhawatirkanku", jawabku sedikit acuh.
"Aku tahu, Kirana. Kejadian itu memang membuatmu berubah. Ini semua salahku, karena pada waktu itu aku datang terlambat."
Aku berusaha sedikit tersenyum saat mendengar ucapan Guy-sensei.
"Hmmm.. Itu bukan salahmu, sensei. Itu semua sudah ditakdirkan untuk terjadi. Jadi tak ada yang perlu disesali".
Meski begitu, sebenarnya aku sangat menyesali kejadian itu. Kejadian yang membuat hidupku menjadi sangat kelam dengan rasa penyesalan yang tak ada akhirnya.
"Oh ya, bagaimana kondisi kediaman ini?, tanyanya tiba-tiba
"Yah, seperti yang sensei lihat, kediaman ini sangatlah sepi. Apalagi, rumah ini berada paling ujung yang jauh dari kediaman yang lain.", jelasku
"Apakah kau juga mengetahui tentang pembantaian clan yang dilakukan Uchiha Itachi?",
Tiba-tiba Guy-sensei bertanya soal itu."Kalau itu, aku kurang tahu. Karena saat kejadian itu, aku, Mira dan Raito-sensei sedang tidak ada disini. Itulah alasan kenapa kami selamat dari pembantaian itu.", jelasku
"Dan tentang Itachi, aku benar-benar tak percaya kalau Itachi akan berbuat sekejam itu. Aku tahu betul Itachi itu seperti apa. Jadi pasti ada sebab kenapa dia melakukan itu", lanjutku
"Dan apakah kau tahu tentang Uchiha Sasuke, satu-satunya bocah yang selamat dari pembantaian itu?",
"Yah, nampaknya Itachi membiarkan Sasuke untuk hidup sebagai penerus clan.
Tapi, sepertinya Sasuke tidak tahu tentangku. Dan aku juga tak mau tahu banyak tentang dia",Guy-sensei hanya terdiam mendengar jawabanku. Kemudian ia hanya melihat sekeliling rumah dan pandangannya terhenti pada salah satu sudut ruangan.
Dimana aku menggantungkan satu pakaian berlambangkan uchiha dibagian belakang dan satu seragam shinobi yang berlambangkan uchiha di bagian lengan kiri atas.
"Sepertinya, kau benar-benar menjadi seorang uchiha ya. Buktinya saja kau menyimpan baju-baju itu dengan baik", pujinya
"Kau pasti sudah tahu tentang hal ini, sensei. Baju itu dari Fugaku-sama dan seragam shinobi itu dari Raito-sensei. Fugaku-sama memberikannya saat aku lulus dalam ujian Genin. Dan Raito-sensei memberikan seragam shinobi itu saat ulang tahunku ke-12 tahun.", jelasku panjang lebar.
"Raito memang seorang guru yang baik. Ia mampu mendidik muridnya sampai menjadi shinobi yang hebat."
"Dengan kekuatan yang kau miliki sekarang ini, kau memang layak menjadi shinobi andalan desa. Bahkan kau bisa saja menjadi seorang hokage.", lanjutnya.
"Aku tidak ingin menjadi hokage. Aku hanya ingin menjadi shinobi yang kuat dan mampu melindungi desa. Dan aku berjanji, aku tidak akan membiarkan kejadian yang sama terulang kembali.", jawabku
"Kirana, kau tidak bisa membohongiku.
Jangan berlagak kalau kau baru saja mendapatkan api semangat yang membara.
Jelas-jelas, hatimu masih sama seperti saat kau kehilangan Raito dan Mira". Cetusnya tiba-tibaAku terkejut dengan jawaban Guy-sensei. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi selain hanya bisa menundukkan kepalaku.
Lalu, Guy-sensei menghampiriku dan menepuk bahuku."Kirana, aku tahu perasaanmu sekarang. Jika kau ingin menceritakan isi hatimu, kau bisa menceritakannnya padaku.
Baiklah, aku harus pergi sekarang. Karena aku harus melatih para murid baruku.""Baiklah, terima kasih sensei sudah berkunjung kesini.", jawabku
Aku mengantar Guy-sensei sampai depan pintu. Dan perlahan sosok Guy-sensei semakin menjauh dari pandanganku.
Aku benar-benar tak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa berdiri mematung sambil memandangi foto-foto kenangan masa laluku.
Aku benar-benar dihantui oleh masa lalu yang kelam itu. Masa dimana aku kehilangan orang yang penting dalam hidupku, yaitu Raito-sensei dan Mira.
Masa yang dimana membuatku menjadi seperti ini, menjadi sosok yang dingin.
Dan penuh dengan rasa penyesalan yang tak ada akhirnya.Maaf yah barangkali jelek, namanya juga masih pemula..
Silakan masukan saran atau masukannya di komentar yahh..
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ The Real Uchiha (END)
AdventureKirana, seorang gadis sederhana yang telah ditakdirkan untuk menjadi seorang uchiha. Tapi, menjalani hidup sebagai uchiha sepenuhnya bukanlah keinginannya. Ini cerita and karya pertama yang Author bikin. Kalau banyak jeleknya, mon maap yakk. Arigato...