CHAPTER 1 KEPILUAN MASA LALU

4.6K 230 2
                                    

Konichiwa minna-san.

Aku Kirana, aku seorang shinobi dari desa Konohagakure. Umurku 15 tahun, tetapi aku sudah menjadi salah satu shinobi tersibuk di desa. Meski begitu aku hidup dalam kesendirian, namun banyak pelajaran yang kuambil dari kisah hidupku.

Let's begin the story...

Yah, aku memang bukan dari keluarga shinobi. Aku hanya seorang shinobi yang berasal dari keluarga sederhana. Tapi, itu tidak membuatku merasa takut kalau aku tidak bisa menjadi shinobi yang kuat. Faktanya, banyak juga shinobi yang bukan berasal dari keluarga shinobi, yang menjadi shinobi yang kuat dan mampu melindungi desa.

Tapi meski begitu, aku termasuk orang yang kurang beruntung. Aku kehilangan kedua orang tuaku saat umurku masih 3 tahun.

*10 tahun yang lalu*
Ya, Apakah kalian ingat saat Kyuubi menyerang desa? Saat tragedi itulah orang tuaku meninggal. Aku tahu kronologis kejadian itu, dari beberapa shinobi yang juga ikut mengevakuasi warga desa.

Saat itu orang tuaku sedang berusaha untuk membantu para shinobi yang ada. Bukan untuk bertarung, tapi mereka berusaha membantu mengevakuasi warga desa.

Saat itu, ayahku tengah menolong seorang anak kecil yang sedang tertunduk ketakutan, ayahku berusaha membawanya ketempat evakuasi. Namun naas, reruntuhan bangunan jatuh menimpa ayahku. Dan sebelum reruntuhan itu menimpanya, ayah sempat melempar anak kecil yang ditolongnya itu, sehingga anak itu terjatuh.

Dan ibuku, saat itu ia dalam perjalanan kerumah untuk menjemputku. Tetapi diperjalanan ibuku menerima nasib yang sama seperti ayahku. Dan sebelum aku mengetahui itu semua, aku sudah dievakuasi oleh shinobi desa. Dan saat aku dibawanya, kulihat rumahku hancur akibat serangan Kyuubi.

Di tempat evakuasi, aku hanya bisa menangis karena aku sangat ketakutan ditambah lagi aku tak tau dimana orang tuaku berada.

"Jangan cemas, anak manis. Kami, para shinobi akan berjuang untuk melindungi desa. Jadi serahkan semuanya pada kami." Tiba-tiba seorang shinobi datang kepadaku dan berusaha menenangkanku, dia seorang lelaki uchiha. Nampaknya dia salah satu shinobi yang ditugaskan untuk mengevakuasi para warga desa.

Saat dia didekatku, aku menatapnya dalam-dalam agar aku bisa mengenali wajahnya. Dia tersenyum kepadaku. Senyumannya begitu hangat dan mampu membuatku merasa tenang dan lupa atas keadaan pada saat itu.

Tak lama kemudian ada seorang shinobi yang membawa seorang bocah perempuan dalam keadaan pingsan. Karena pada saat itu seluruh ruangan sudah penuh, jadi lelaki uchiha yang berada disampingku mempersilakannya untuk mengistirahatkan bocah perempuan itu di dekatku. Kemudian shinobi yang membawanya tadi mengeluarkan cahaya dari tangannya. Sepertinya ia seorang ninja medis.

"Apakah aku bisa membantu?" Entah apa yang dipikirkanku saat itu, aku menawarkan bantuan kepadanya.
"Baiklah, silakan," jawab shinobi itu mempersilakan. Kemudian aku memegang kedua belah pipi bocah perempuan itu untuk menghangatkan wajahnya. Setelah beberapa lama, nampaknya bantuan yang ku berikan tidak sia-sia. Bocah perempuan itu membuka matanya. Kami berdua saling tersenyum, dan kemudian aku membantunya untuk duduk tegak.

"Hey, terima kasih atas bantuanmu. Aku Yumaida Mira." tiba-tiba anak itu mengajakku bicara.
"Oh.. Aku Kirana, senang bertemu denganmu, Mira" jawabku.

Tiba-tiba lelaki uchiha didekat kami itu mulai mengajak kami bicara.
"Wah, sepertinya kalian akan cepat akrab. Oh ya, aku Uchiha Raito"
"Terima kasih Paman, kalau tidak ada Paman, mungkin kami akan terlantar disini" ucapku berterima kasih.

Saat kami tengah melangsungkan obrolan kami, tiba-tiba ada beberapa shinobi yang membawa..... Apa?!! Mereka membawa beberapa jasad korban serangan Kyuubi.
Seketika para warga yang ada di tempat evakuasi langsung mengerumuni jasad-jasad yang tadi dibawa oleh para shinobi tadi, termasuk juga aku.

Dan saat aku mulai memperhatikan setiap jasad yang ada, aku melihat beberapa wajah yang familiar bagiku. Ya, jasad itu... ayah... ibu... paman.. dan bibi. Ternyata seluruh keluargaku menjadi korban dalam tragedi ini. Rasanya aku tak kuat menopang tubuhku sendiri.

Kakiku lemas, badanku menggigil, dan air mata pun tak mampu lagi ku bendung. Aku benar-benar tak percaya bahwa mulai sekarang, aku akan hidup dalam kesendirian untuk selamanya. Aku hanya bisa menangis sambil terduduk lemas melihat jasad kedua orang tuaku dan keluargaku.

"Aku turut berduka atas kepedihan yang kamu alami, Kirana.", tiba-tiba Paman Raito datang merangkul bahuku.

"Aku tidak tahu harus bagaimana, Paman. Sekarang aku sendirian, seluruh keluargaku menjadi korban. Dan aku juga tidak tahu akan tinggal dimana, karena rumahku juga hancur akibat serangan Kyuubi", jawabku sambil menangis tersedu-sedu.

"TIDAAAKK!!!"
Tiba-tiba sebuah teriakan mengagetkan ku dan menghentikan tangisanku yang tersedu-sedu.

"Ada apa itu Paman?" tanyaku penasaran. "Entahlah, sepertinya suara itu berasal dari arah selatan." jawab Paman Raito yang tak kalah kagetnya.

Kemudian kami berlari menuju tempat teriakan itu berasal. Dan kami mendapati Mira yang tengah menangis disamping jasad laki-laki. Sepertinya itu salah satu keluarganya

"Ayah, kenapa kau meninggalkan aku? Hanya ayah satu-satunya keluarga yang aku punya. Bukankah ayah berjanji, ayah tidak akan pergi meninggalkanku dan ayah akan melihat aku menjadi seorang shinobi yang kuat. Tapi kenapa ayah mengingkari janji itu ayah?" keluh Mira sambil menangis.

Melihat Mira menangis, aku pun teringat apa yang ku alami sekarang ini. Aku menghampiri Mira.

"Mira, aku tahu situasimu sekarang, karena aku juga mengalami hal yang sama. Bukan cuma itu rumahku juga hancur akibat serangan Kyuubi." terangku tak henti-hentinya menangis.

"Aku pun demikian, Kirana. Aku juga tidak mempunyai tempat tinggal lagi.", jawab Mira tak kalah sendunya.

Kemudian, Paman Raito menghampiri kami.
"Kirana-chan, Mira-chan, kalian boleh tinggal di kediamanku. Karena aku juga hidup sendiri" kata Paman Raito menawarkan bantuan.

"Tapi Paman, kami bukan dari clan uchiha, jadi mana mungkin kami akan tinggal bersama Paman", cetus Mira sedikit menolak.

"Kalian tenanglah, dengar yah. Clan Uchiha adalah clan yang penuh kasih sayang. Baik itu pada keluarga ataupun orang lain. Jadi tidak akan menjadi masalah", kata Paman Raito meyakinkan.

"Tapi apakah kami tidak merepotkan Paman?" tanyaku memastikan.

"Tentu saja tidak. Justru, aku senang karena aku tidak akan tinggal sendirian lagi", jawabnya sambil tersenyum hangat.

"Arigatou gozaimasu" jawabku dan Mira bersamaan yang kembali menangis karena perasaan senang yang kami dapatkan. Dimana lagi ada orang sebaik Paman Raito yang mau mengasuh anak-anak yang baru saja ditinggal orang tuanya. Akhirnya, setelah beberapa hari di tempat evakuasi aku dan Mira tinggal di kediaman uchiha milik Paman Raito.

Maaf masih pemula, jadi masih agak semrawut.
Kalau ada yang ingin kasih masukan, saran, atau menyumbangkan ide, silakan comment yahh
Jangan lupa vote yahh

✓ The Real Uchiha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang