Didalam taxi.. Callysta tak mengeluarkan sepatah kata apapun semenjak ia dibentak justin tadi. Entahlah.. dia merasa malas saja. Ada rasa marah yang bergejolak didalam dirinya. Justin baru saja membentaknya.. kapan lelaki itu bisa mengerti dirinya?
“didepan belok kiri da” rendy menunujuk sebuah jalan yang disebutnya. Sang supir taxi yang dipanggil UDA tadi hanya mengangguk mengerti. Taxi itu berhenti tepat disebuah hotel bintang lima di padang. Rendy membukakan pintunya disusul Callysta dan justin.
Callysta masih teguh pada pendiriannya. Mendiami justin. Matanya menangkap rendy yang sedang mengobrol dengan seorang receptionist memakai bahasa yang tak dimengertinya. Pandangannya beralih ke luar yang dilapisi kaca bening. Seorang wanita paruh baya. Sedang berdiri menatapnya sambil tersenyum tulus. Wajah wanita tua itu sudah berkeriput. Rambut putih tipisnya digerai. Tangan kanannya memegang tongkat kayu yang terlihat sudah rapuh. Sepertinya tongkat itu sebagai penyangga tubuhnya. Pakaiannya begitu lusuh dan kumuh. Callysta mengerjapkan matanya berulang kali. Wanita tua itu.. siapa dia? Kenapa dia terus menyenyumi Callysta?
“ayo”Callysta terperanjat kaget ketika sebuah tangan menepuk bahunya. Dia menarik nafas lega ketika mengetahui bahwa lelaki itu Rendy. Ia membalikan badannya. Tubuhnya menegang ditempat. KEMANA NENEK ITU?***
Suasana makan malam didalam restoran itu terasa hangat. Lantai restoran yang terbuat dari bamboo itu terlihat asri di mata. Suara garpu dan piring yang berdenting semakin membuat malam yang dingin itu terasa ramai dan nyaman. Callysta melahap semua makanan didepannya dengan rakus.Prinsipnya malam ini adalah’PANTANG PULANG SEBELUM LICIN’ Justin dan rendy menelan ludahnya masing masing sebab nafsu makan Callysta yang bisa dibilang kelewat berlebihan,tapi mereka bisa memaklumi. wanita itu tengah berbadan dua.
Callysta menaruh pisau dan garpunya diatas piring,ia memundurkan tubuhnya dan mulutnya yang masih berlepotan dengan dedak rendang mulai mengoceh“oh my god. rendang ini lezat sekali..rendy.. apa aku bisa tambah lagi?” rendy membuka mulutnya tak percaya,Tambah? Lagi? Holy woly soly noly rolly crap!***
Callysta mencoba terlelap untuk yang kesekian kalinya. Tapi tetap tidak bisa! Matanya tak bisa diajak bekerja sama dengan otaknya saat ini. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00 wib. Kurang lebih sudah 12 jam ia tak mengeluarkan sepatah katapun kepada justin. Dan ia cukup kagum dengan dirinya. Untuk yang pertama kalinya dalam hidupnya… dia.. dia. Ugh.
“besok kita harus pulang”justin mulai angkat suara. Callysta menarik nafasnya tanpa suara. Ya.. hanya ada suara tarikan nafas.
“maafkan aku,aku terlalu kasar denganmu tadi.. aku bukan suami yang baik”
Callysta menutup matanya untuk beberapa saat. Ia membalikan tubuhnya cepat dan menatap justin dengan sayu. “berjanjilah!”
“berjanjilah kau tak akan pernah melakukannya lagi..SEKALIPUN!!TAK AKAN PERNAH!!SELAMANYA!”ia merendahkan nada suaranya”berjanjilah justin”
Justin tersenyum lembut. “aku berjanji”Callysta mengangguk puas. Bagus bagus.ini yang dia suka.suami yang patuh. Sounds weird huh? ”tapi kau harus berjanji juga!”
Callysta mengernyit bingung. Berjanji?berjanji apa? Berjanji untuk tidak makan lagi? Berjanji untuk tidak kekanak kanakan lagi? Atau jangan jangan berjanji untuk…
ohh justin aku mohon jangan malam ini!
”berjanjilah kau tak akan pernah menyelingkuhiku!” oke.. sekarang Callysta tau kemana arah pembicaraan ini.
“sejak kapan aku berselingkuh huh?”
“sejak..sejak..”aduh bagaimana aku harus mengatakannya ya?”sejak ..”
“cepat katakan”tuntut Callysta yang mulai habis kesabaran.
“sejak rendy datang kedalam hidupku dan hidupmu!”justin mengatur nafasnya yang terasa turun naik tak karuan. Ternyata untuk mengakui hal tersebut harus membuat jantung berdisko beberapa detik. Shit. Callysta seperti Dj yang menguasai hatinya.
Callysta tersenyum miring. Detik berikutnya tawa khasnya meledak membahana. Perutnya terkocok hingga kesakitan.sakit sekali.baiklah, ia tak pernah mengira akan mempunyai sepossesive atau bisa dibilang sepencemburu ini.
“rendy..hmph hahahah hahha rendy… ren- bahahaha”
“what’s funny?”Tanya justin tak sabaran. Callysta menarik nafasnya. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan tapi tawanya tak bisa dihentikan. Suara ketukan pintu membuat suami istri itu menoleh. Seorang pria tampan yang sudah tak asing lagi masuk kedalam kamar Callysta dan justin tanpa ba bi bu be bo. Dia sudah biasa melakukan ini.
“rendy hahahahha”Callysta masih tertawa terbahak bahak” just… huohhouohahahahah he was think… we… we… wakakakwakawkakwa”
“we? We what Callysta?”rendy mengernyit bingung.oh dia tau! “kau berpikir kami ..??”
Justin tak menjawab. Callysta masih setia dengan tawanya yang sudah berlangsung lama. Sementara rendy hanya bingung.
Apa Callysta belum memberitau justin bahwa mereka… Satu nenek beda kakek.Rendy. Adalah. Sepupu.Callysta.
***
VOMENT?