***
Keluarga Brooks dan Jansen begitu bergembira ketika mendengar berita itu langsung dari mulut justin,pagi itu keluarga Brooks dan Jansen berkumpul dirumah kediaman Callysta.
Kedua keluarga tersebut berencana mengadakan pesta kecil kecil sebagai tanda syukuran mereka,pesta yang hanya akan dihadiri oleh mereka saja.
“baiklah..bagaimana kalau besok malam kita mengadakan pesta BARBEQUE?“tanya pattie mengusulkan.
“hmm..boleh boleh good idea pattie”sahut Mrs.Jansen,wajahnya tampak berseri seri.
“aduh..mom kenapa harus mengadakan pesta segala?aku kan hanya hamil “Callysta mendesah pelan,ia menatap mohon ibunya.
“ini sebagai wujud rasa terima kasih kita terhadap tuhan yesus sayang”pattie berucap”kau keberatan dengan pesta ini ya?”tanyanya hati hati.
“ah tidak..aku hanya merasa ini terlalu berlebihan”Callysta menjawab sambil tersenyum palsu.”ini semua karnamu bieber!”celetuk Callysta didalam hati.
“ohh tidak usah berpikiran seperti itu :)”pattie tertawa sumringah”oke baiklah”ia menepuk tangannya satu kali dengan keras,semua orang yang berada diruangan itu terpana sesaat kemudian menatapnya menunggu kata yang akan keluar dari mulutnya”BARBEQUE PARTY TONIGHT!”
Semua orang disana bertepuk tangan tak jelas,tapi tidak dengan Callysta begitu pula justin,mereka berdua mendesah bersamaan,tatapan mata mereka bertemu.
“justin!”teriak Callysta geram.
“Callysta!”gerutu justin geram seolah mereka saling berbicara satu sama lain.***
Jeremie menaruh alat pemanggang untuk barbeque dihalaman belakang rumah kediaman keluarga jansen,sore itu tampak indah dengan sinar matahari senja,tak lama lagi matahari itu akan tenggelam dan digantikan dengan sang bulan serta teman temannya,para bintang.
Callysta mendesah berat,ia ingin ikut bekerja,setidaknya menyiapkan beberapa bahan untuk barbeque nanti malam,tapi itu semua hanya angan angan saja,ia tidak boleh melakukan apapun saat ini oleh kedua ibu rumah tangga itu,ia hanya bisa duduk termangu diatas kursi ayunan ditamannya,memandang kedua keluarganya yang tengah tertawa,menepis keringat,tersenyum,manyun,dan bermain air,ia mengeluh”ini overprotektiv”
“hai jazzy,jaxon kesinilah.. apa kalian tidak takut terjatuh nantinya?”tanya Callysta setengah berteriak.
Kedua anak kecil itu menoleh,senyum mereka mengembang lebar,mereka berlari menuju ayunan tempat Callysta duduk,Callysta terkekeh kecil melihat tingkah kedua malaikat kecil tersebut,saling dorong dorongan hanya untuk duduk disampingnya,ya karna memang kursi ayunan itu hanya cukup untuk diduduki 2 orang.
“hahaha sudah sudah tidak usah seperti itu,jaxon ayo duduk disini”Callysta memukul tempat duduk disampingnya,ia memperhatikan jaxon tersenyum penuh kemenangan terhadap jazzy kemudian duduk disampingnya.ia berpaling kearah jazzy,ia terkekeh kecil melihat tatapan mata jazzy yang nanar,detik berikutnya ia menggendong gadis kecil itu dan menaruhnya diatas pangkuannya kemudian memeluknya dari belakang,jazzy tersenyum penuh kemenangan menatap jaxon,ia merasa derajatnya lebih tinggi dari pada jaxon,kalau dipikir kedua malaikat kecil ini benar benar menggemaskan.
“Cally.. lapan aku bisa belmain cama adiku?”tanya jaxon dengan aksen balitanya.
Callysta terkekeh kecil”well..sekitar delapan bulan lagi sweety”
“delapan bulan,belapa lama itu?apa itu ketika aku sudah punya pacal?”tanya jazzy polos.
Callysta tertawa terbahak bahak,tubuh jazzy ikut terguncang karnanya”hahahaha tidak..tidak akan lama lagi sayang ”***
Malam itu benar benar indah,sang Bulan tengah bersinar terang ditemani dengan jutaan bintang yang mengelilinginya,tampaknya langit juga ikut berbahagia atas keluarga brooks dan jansen.
Zac menarik gitar disampingnya,kemulian mulai dimainkannya gitar tersebut.
Callysta menarik lalu menghembuskannya pelan,ia mulai membuka mulutnya kemudian bernyanyi dengan suara merdu miliknya.If time came to an end today
And we left too many things to say
