Aku menatap nicole panik tetapi dia hanya diam dengan tatapan datarnya. Dari arah belakang kurasakan seseorang menepuk bahuku pelan.Aku terperanjat sesaat,tak lama kemudian senyumku mengembang”daddy..”
Dad membalas senyumanku,ia meyodorkan tangannya padaku,aku tertawa renyah,kugandeng tangannya,dan pintu gereja pun terbuka.
Kami melangkah pelan,Nicole tengah berjalan didepanku,yap right dia pengiring pengantin.
aku menoleh kesamping, memperhatikan wajah dad yang sudah tak setampan dulu lagi karna usianya yang menua,tampak garis keriput dahi dan bawah matanya. menandakan bahwa dia adalah lelaki terhebat bagiku dan keluargaku. mendadak suasana hatiku yang panik berkurang. Senyumku mengembang.
Ia membalas senyumanku,aku beralih menatap lurus kedepan tanpa ekspresi sama sekali, dan holy shit. pria dengan setelan tuxedo putih yang sedang berdiri di atas altar itu tengah melemparkan senyum mautnya untukku.
apa aku tak salah liat,di diaa…tersenyum kepadaku..? kill me.
Sesampai diaatas altar aku hanya diam didalam ketersimaan,sang pendeta telah mulai berkoak koak tak jelas,aku masih berkutat dengan pikiranku,justin tersenyum kepadaku? what the fuck. dia gila?
“and I promise my love to you”ujarku mengulang ucapan pendeta.
“I promise my love to you”ujar justin juga mengulang ucapan sang pendeta.
Aku masih sama dengan diriku seperti tadi,menatapnya tanpa ekspresi,sekarang aku tau dia tersenyum kepadaku karna itu terpaksa,ini semua hanya sandiwara,ini semua bohong,dia tak mencintaiku sama sekali,dia terpaksa tersenyum kepadaku,dia terpaksa menikahiku!
“cincinnya tolong..”ucap ibu pendeta pada Nicole.
Nicole terperanjat kecil,dengan segera ia menyodorkan kotak cincin ditangannya pada justin,justin tersenyum kecil,ia mengambil sebuah cincin lalu meraih tanganku,aku tersenyum kecil melihat cincin yang sudah terpasang seutuhnya di jari manisku,Nicole menyodorkan kotak cincin itu padaku,kuambil satu satunya cincin yang ada di kotak itu lalu memasangkannya di jari manis justin.
Aku mengadah menatapnya mendapati dirinya yang tersenyum kecil kepadaku. kali ini aku yakin, justin calon actor hebat.
“baiklah…kalau begitu pengantin telah resmi menjadi suami istri,pengantin boleh berciuman”tukas ibu pendeta dengan tenang.
Aku kembali menatapnya,mungkinkah dia mau melakukannya?
Aku menutup mataku tatkala hembusan nafasnya menerpa wajahku,dia benar benar akan menciumku?!
kecupan hangat kurasakan didaerah dahiku,hahaha benar ternyata dia tak akan mengecup bibirku,menikah denganku saja terpaksa,aku merasa seperti si itik buruk rupa yang kebetulan bisa memiliki seorang pangeran. tidak dengan hatinya.
Aku membuka mataku perlahan,mataku berair,hahaha aku menangis?
“kau menangis??”lirih justin bertanya kepadaku.
“tidak….”parauku menjawab pertanyaanya.*******
Pesta pernikahan telah selesai,pagi telah berganti malam,kini saatnya aku pulang kerumah dan beristirahat dengan tenang,hahaha aku tau kedengarannya seperti aku akan meninggalkan dunia ini,aku mau beristirahat..hari ini benar benar melelahkan.
Aku pulang menggunakan mobil justin,ya karna terpaksa,apa lagi..
didalam mobil ini hanya ada kami berdua,dan lebih hebatnya lagi kami tak ada mengeluarkan sepatah katapun sejak tadi,ia menepikan mobilnya didepan rumahnya lalu keluar dari dalam mobilnya,ia membukakan pintu untukku,heh baik sekali,kali ini sandiwara atau benar benar berniat membukakan pintun untuku?
“mom pattie belum sampai justin?”tanyaku dari belakang punggungnya.
“kurasa belum..mungkin mereka masih berada di rumahmu”
Aku menaiki tangga rumahnya satu persatu,sedikit susah mungkin karna gaun ini terlalu berat..
kuangkat gaun ini agar tak menghalangi jalanku,dan yah agak mendingan.
Ia membuka pintu kamar yang di cat biru laut tak jauh didepanku,tubuhnya telah masuk sepenuhnya kedalam kamar itu,aku mengikutinya,dan WOW. kamar ini begitu besar dan mewah,ini kamarnya??
“ini kamarku”ucap justin seolah olah menjawab pertanyaan dikepalaku.
“ooohh kamarmu bagus..”
“thanks”jawabnya sambil tersenyum kecil,kalau yang ini aku yakin dia tersenyum karna pujianku bukan sandiwara.
“jadi..kamarku yang mana??”tanyaku tersenyum penuh harap kearahnya.
“tentu saja yang ini..”jawabnya tenang.
“apa??kita tidur satu kamar??”tanyaku sedikit histeris.
“ya tentu saja..kau ini kenapa…”
aku menatapnya tak percaya,aku dan dia tidur satu kamar??
“jadi kau mau tidur dikamar yang berbeda??”tanyanya,aku mengangguk cepat.
“kalau begitu kau siap siap diinstrogasi oleh mom dan dad nanti malam”ia berjalan menuju kasurnya lalu berbaring diatasnya.
“maksudmu??”tanyaku dengan dahi yang berkerut.
“ck..”dia membuka matanya”mereka akan curiga,kita kan pengantin baru,sangat bodoh jika kita tidur dikamar yang berbeda..”
Aku tersenyum kecut,ini membuatku muak.-tbc-
@BizzleOlShop @PutriSoulina