Separated
"Mas Leandro?" sapa Risa sambil tersenyum."Eh," Leandro berbalik. "Risa ya?"
"Iya. Apa kabar, Mas?" Risa tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Baik. Lagi mau ketemu Zaid ya?" sapa Leandro. Dia menunggu Risa untuk masuk ke dalam lift dan mereka naik bersama-sama.
"Iya," Risa tersenyum. Hari ini ia datang ke kantor PTV pagi-pagi sekali di akhir pecan untuk melihat Zaid siaran. Setelah itu mereka akan bersama-sama ke rumah orang tua Risa di Bogor. Zaid sudah berangkat lebih dulu. "Mbak Driana apa kabar?"
"Parah. Morning sick-nya parah," Leandro menggeleng.
"Oh Mbak Driana lagi hamil?" Risa berseru senang.
"Begitulah," Leandro tersenyum. Baru kali ini Risa melihat Leandro tersenyum. Dimana biasanya Leandro hanya memasang wajah datar. Dia benar-benar bahagia akan menjadi seorang ayah.
Lift sudah sampai ke lantai 30 dan pintunya terbuka.
"Silakan, Risa," Leandro mempersilakan.
Risa mengangguk dan berjalan ke luar.
"Sudah tahu tempat siaran Zaid?" tanya Leandro.
"Sudah. Tapi aku masih bingung mau menunggunya dimana," Risa meringis.
"Kamu bisa menunggu di ruang tunggu. Saya antar,"
Leandro menemani Risa menuju sebuah ruang dekat studio. Ruangan ini bisa melihat ke dalam studio namun dari studio tidak bisa melihat ke dalam.
"Driana juga biasa menunggu disini kalau saya ada siaran LIVE. Nanti kabari saja Zaidnya kalau kamu menunggu disini," ujar Leandro begitu Risa duduk.
"Siap, Mas. Terima kasih banyak ya,"
"Saya tinggal ya Risa," Leandro mengangguk.
"Iya. Salam untuk Mbak Driana," seru Risa.
Selepas Leandro pergi, Risa duduk dengan nyaman. Ia memperhatikan seisi studio. Kru mulai mempersiapkan LIVE untuk segmen berikutnya. Ya Risa memang datang di tengah-tengah waktu siaran. Sehingga acara sudah berjalan separuh ketika Risa sampai.
Ia memandangi Zaid yang mulai membawakan acara. Senyum Zaid yang selalu Risa sukai kali ini terpasang begitu lebar. Reflex membuat Risa tersenyum juga. Namun senyumnya mendadak hilang ketika bintang tamu hari itu muncul.
Boy Villandra.
Risa terkejut karena Boy yang jadi bintang tamu pagi ini. Zaid tidak bilang apa-apa. Lagipula, untuk apa bilang?
Risa bersandar di kursinya. Mendadak merasa sesak. Dia memperhatikan bagaimana Boy dan Zaid berinteraksi sebagai presenter dan bintang tamu. Hal yang menyesakkan terjadi berikutnya. Ketika Zaid memandang Boy dengan tatapan yang sering Risa liat antara dua orang yang sedang jatuh cinta. Bagaimana Driana dan Leandro sering menatap. Bagaimana Bapak dan Ibu saling menatap. Bagaimana Mama dan Papa saling menatap. Bagaimana Risa memandang Zaid. Bagaimana Boy dan Zaid saling menatap.
***
"Mas," Risa menyapa setelah Zaid selesai siaran."Hei. Kamu sudah datang? Sudah lama?" Zaid menyapa Risa dengan wajah terkejut tapi tetap terlihat senang.
"Sudah. Aku tunggu di ruangan situ," Risa menunjuk ke belakang.
"Sebentar ya aku ganti baju dan evaluasi dulu. Setelah itu kita berangkat," ujar Zaid. "Ngomong-ngomong. Kamu mau kukenalkan kepada Boy?"
Dalam hati Risa berkata bahwa ia sudah mengenal Boy lebih dulu. Namun Risa memilih untuk mengangguk saja.
Zaid menggiringnya bertemu Boy yang sedang melepaskan berbagai alat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Liars - Trilogi Zaid Risa 1 - END (WATTPAD)
ChickLitZaid adalah seorang public figure yang cukup dikenal di ibukota. Sedangkan Risa hanyalah karyawan swasta biasa yang lama kelamaan jatuh cinta kepada sosok Zaid. Zaid yang mulanya terasa begitu jauh namun lama kelamaan dekat dengan dirinya layaknya s...