Say goodbye
Dalam sebulan, Risa dan Zaid sudah resmi bercerai. Keinginan yang kuat dari Risa untuk bercerai dan Zaid yang tidak berminat untuk mempertahankan hubungan, membuat urusan perceraian lebih mudah. Apalagi tidak ada harta gono gini yang harus diurus. Mama dan papa kaget dan sempat memarahi Risa karena bercerai dengan Zaid. Untuk apa terburu-buru menikah kalau pada akhirnya akan bercerai. Apalagi hubungan pernikahan mereka hanya empat bulan. Hanya Bapak dan Ibu yang belum tahu. Zaid berjanji akan menjaga rahasia ini minimal sampai adiknya menikah."Sekarang jadi seneng bawa minum sendiri, Bang?" tanya Nina saat menyerahkan sebuah dokumen kepada Zaid untuk ditandatangani.
"Hmm?" Zaid melirik tumbler yang sekarang selalu dibawanya dan membuat Nina berkata seperti itu. Satu-satunya peninggalan Risa dalam hidupnya. "Begitulah."
"Officially Duda Keren sekarang ya Bang?" Nina bertanya lagi.
"Apa katamu lah Nin," Zaid menanggapi dengan malas-malasan. "Satria nanti ke sini setelah jam makan siang. Full week dia stand by karena jadwal ngajarnya kosong. Sementara gue mungkin akan jarang ditemukan."
"Oke, Bang,"
"Gue pergi dulu," Zaid mengambil jaket yang tersampir di tempat duduk dan tidak lupa tumbler yang membuatnya selalu dekat dengan Risa. Keluar kantor lalu pergi entah kemana.
***
"Aku sakit, Ris,"Risa pikir matanya rusak atau ia terlalu sibuk berhalusinasi.
"Yun, coba deh bacain ini. Gue salah baca atau gimana ya?" Risa menghampiri Yuni, salah satu anggota timnya yang duduk paling dekat dari ruangan Risa.
"Apa, Mbak?" Yuni menunduk kea rah ponsel Risa lalu membaca. "'Aku sakit, Ris' dari Zaid Sudharma,"
"Oh emang gak salah baca," Risa bergumam. "Ya sudah. Terima kasih,"
Yuni melihat atasannya seperti orang linglung dan langsung masuk kembali ke ruangannya. Risa, sementara itu, memilih mengabaikan pesan dari si mantan suami dan melanjutkan bekerja.
"I can't get off of my bed," Pesan lainnya dari Zaid muncul di ponsel Risa.
Risa masih mengabaikan pesan dari Zaid. Khawatir itu hanya trik Zaid agar bisa berhubungan lagi dengannya. Sampai akhirnya Risa akan pulang dari kantor menuju Kalibata, Zaid mengiriminya pesan lagi.
"Kepalaku pusing dan badanku panas," begitu pesan Zaid lainnya.
Risa menghela nafas. Ini adalah kondisi yang super menyebalkan. Selama Risa mengenal Zaid, Zaid belum pernah sakit. Kenapa sekarang ketika mereka resmi bercerai, Zaid sakit dan meilih memberi tahu dirinya?
Tanpa banyak bicara Risa langsung memesan ojek untuk menuju apartemen Zaid.
***
Ting tong.Zaid yang berusaha memejamkan mata sambil meringkuk di balik selimut samar-samar mendengar suara bel. Apa ia berhalusinasi?
Ting tong.
"Oke. Ini nyata," Zaid bergumam. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Zaid turun dari tempat tidur dan berjalan pelan ke luar kamar.
Ting tong.
"Yaaa," ujar suara serak Zaid.
Zaid membuka rantai pengunci dan menekan tombol. Pintu apartemen terbuka dan menampakkan Risa yang berdiri jengkel.
"Ris," Zaid tersenyum.
"Mas Zaid beneran sakit?" Risa masuk dan menyentuh kening Zaid.
"Keliatannya gimana?" tanya Zaid pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Liars - Trilogi Zaid Risa 1 - END (WATTPAD)
ChickLitZaid adalah seorang public figure yang cukup dikenal di ibukota. Sedangkan Risa hanyalah karyawan swasta biasa yang lama kelamaan jatuh cinta kepada sosok Zaid. Zaid yang mulanya terasa begitu jauh namun lama kelamaan dekat dengan dirinya layaknya s...