Author pov
Ona berjalan dengan kotak yang berisi kue tart ditangan kanannya. Ia berjalam bersama ana kearah toko sepatu berniat untuk membelikan attha sepatu yang pernah ia ceritakan pada adiknya ana."Kak kuenya taruhh di mobil dulu aja ya!! Kakak tunggu sini." Ucap ana mengambil alih kue yang berada ditangan ona dan membawanya kemobil.
Ona masuk kedalam toko sepatu yang terlihat dari luar jika sepatu yang dijual bukanlah sepatu emperan yang biasa dijual seribu nyosok.
Tiba tiba ana datang menyusulnya yang sedang celingukan melihat lihat sepatu sepatu lelaki yang sangat bagus ditoko ini.
"Attha suka sepatu yang gimana?" Tanya ona sambil mengambil salah satu sepatu pria berwarna coklat dan melihat ukurannya. "Kita beliin sepatu basket aja gimana?"
"Tapi kan dia udah mau lulus." Balas ona meletakan sepatu tadi dan berjalan pelang menyusuri lorong rak sepatu. "Kan bukan berarti dia ga boleh main basket lagi kak. Lagian kan sepatunya bisa dipakek buat ngapain kek"
"Iya juga sih, ehmm mba mba sepatu sport dimana ya?" Tanya ona pada petugas yang berdiri didekat pintu masuk. "Oh disebelah sana mbak yang ujung."
Ona mengangguk dan tersenyum lalu menarik tangan ana untuk berjalan kearah lorong yang ditunjukan oleh petugas itu.
Ia melihat lihat sepatu olahraga dengan harga yang tidak murah untuk seorang pelajar sepertinya. Tapi ona sudah meminta uang yang banya oleh kedua orang tuanya.
Dan ayahnya juga memberinya uang lebih karena ia merasa tak enak sudah meninggalkan anaknya selama hampir setahun.
"Yang ini aja kak, waktu itu abang pernah kesini dan tanya ke aku. Tapi katanya mahal kak." Ucap ana tiba tiba dengan tangan yang memegang sebuah sepatu berwarna biru tua yang benar benar terlihat elegant.
"Berapa? Coba tanya deh, bentarr ya." Balas ona sambil mengambil sepatu yang berada ditangan ana lalu membawanya kearah petugas.
"Mba yang ini berapa ya?" Tanya ona menunjukan sepatu itu. "Itu barang bagus mba, harganya agak mahal soalnya di indo cuma ada 10. Tapi ini kategori yang agak murah dibanding yang limited lain"
"Oh, berapa?"
Petugas itu membawa sepatunya pada seorang pria yang duduk dikasir dan bertanya. Hadeuhh.
"Harganya 16jt mba." Balas orang itu berhasil membuat ona melotot. Gilaa
Mending gua beliin dia motor. Batin ona.
"Oh yaudah yang itu aja mba ukuranya sama kayak itu ya." Ucap ona berdoa semoga attha mau menerimanya dan tidak marah padanya.
Petugas itupun membungkuskan sepatu yang seharga motor itu dan memberikannya pada ona setelah ia membayarnya.
Merekapun keluar dari toko itu dan menuju kemobil lalu kembali kerumah dan bersiap siap untuk kejutan nanti malam.
••••
Ona pov
"Aku latihan ya." Ucap attha sambil berjalan kearahku dengan kedua sepatu ditangannya. "Masih latihan?" Tanyaku malas.Aku masih tak mengalihkan pandanganku dari hpku. "Kan tandingnya masih ada satu lagi minggu depan."
"Yaudah." Aku menoleh kearahnya dengan senyum terpaksaku. "Jangan marah, jangan kangen, bye!!"
Aku memutar bola mataku malas sambil melihatnya yang sudah keluar rumah. Akupun kembali menatap layar handphoneku dan berniat memposting sesuatu di instagram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife in seventeen
Humor[tersedia di ebook.. link in bio] "Kalo lo berani ngelewatin bantal ini, gue jamin lo sunat dua kali." "Gue lewatin ah." •••••••• Mona Talitha, gadis yang harus menikah dengan Degattha Taffael karena alasan bisnis kedua orang tuanya di umurnya yang...