45. kecelakaan.

17K 900 43
                                    

Author pov
Pria itu menyeringai sesaat setelah melihat seseorang bermotor ninja yang sejak tadi ia ikuti. Ia mengerem mobilnya secara mendadak saat pria yang baru saja ia ikuti berhenti disebuah rumah yang terlihat sederhana tapi megah.

Attha, itulah pria yang diikuti seseorang berjas hitam itu. Attha menghentikan motor ninjanya dihalaman rumah istrinya itu. Ia sengaja berniat menolak surat perceraian yang diajukan oleh istrinya tersebut.

Sudah tiga hari ini ia berusaha menelpon ona dan juga menelpon kedua orang tuanya ona. Attha sudah menjelaskan semuanya pada deno ketika mereka tidak sengaja bertemu diminimarket kemarin. Deno mengerti dan paham betul jika ada kejujuran dibalik ucapan attha.

Ia sudah meminta tolong kepada ayah ona untuk menjelaskan semuanya kepada ona. Hanya saja ona tidak pernah mau keluar dari kamar dan tidak mau mendengar nama attha lagi ditelinganya.

Bahkan bundanya sudah beberapa kali menyuruhnya keluar kamar, semuanya tak boleh masuk kekamar kecuali bundanya. Rita merasa anaknya akan gila jika benar attha menyetujui perceraian itu.

Dihari pertama kalinya setelah empat hari tidak bertemu akhirnya atthapun memberanikan diri untuk bertemu dengan ona. Ia yakin bahwa semuanya sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Tinggal bagaimana cara ona menanggapi penjelasan attha.

Tok tokk tok..

"Assalamualikum.." ucapnya sambil mengetuk pintu kesekian kalinya. Ia tersenyum saat pintu itu dibuka dan menunjukan mertuanya yang menatapnya dengan tatapan berharap ia bisa membuat hidup ona kembali berwarna. "Ayokk masuk dulu."

Attha mengangguk dan langsung mengekori mertuanya itu, ia duduk disofa sambil sesekali melihat rumah yang tak asing baginya ini. Lamunannya mengenai rumah ini buyar seketika setelah melihat mondi yang melewatinya dengan tatapan tidak senang.

"Bang." Tegur attha sopan kepada kakak iparnya. Sang empunya panggilanpun hanya menatapnya datar seraya memutar bola mata malas. "Mau ngejelasin omong kosong?"

Attha tertegun mendengar ucapan mondi yang ia pikir akan mempercayainya. Pemikirannya tentang semua orang sudah mempercayainya salah. Tak semuanya, tidak bagi mondi. Ia tak percaya walau ayahnya sudah menjelaskan semuanya.

"Kalo lo bener sayang adek gue, kenapa selingkuh? Sama mantan lagii! Norak!" Ucapnya seraya berjalan kearah dapur. Attha menghela nafasnya dan memejamkan matanya sesaat membiarkan emosinya stabil. "Gue kesini mau jelasin semuanya bang."

"Gue bukan abang lo! Ga sudi punya adek ipar tukang selingkuh kayak lo."

"Bang gue ga seling—" tiba tiba rita datang dengan segelas teh yang berada diatas nampannya. Ia langsung menatap tajam kearah anak lelakinya dan langsung tersenyum kearah attha.

"Ini teh kamu nak." Ucap rita seraya meletakan segelah teh dimeja yang berada dihadapan menantunya itu. "Ehm bun, attha langsung kekamar ona aja ya."

Rita mengangguk membiarkan menantu dan anaknya menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia hanya berharap semua akan baik baik saja dan kembali seperti semula.

Attha berjalan kearah kamar yang tertempel kertas dengan gambaran yang sepertinya dibuat oleh anak kecil itu.

Ia mengetuk pintu kamar istrinya itu, membiarkan jantungnya berdegup kencang. Tak ada sahutan dari dalam sana. Attha mengetuk pintu itu lagi dengan ketukan yang lebih keras.

"Siapa?" Ucap seseorang didalam sana. Attha mengehela nafas mendengar suara seseorang yang sudah beberapa hari ini membuatnya hampir stres. "Ini aku na."

Hening. Itulah yang terjadi saat attha mengeluarkan suaranya, menunjukan bahwa yang baru saja mengetuk pintu kamarnya itu adalah dirinya.

"Ona, aku boleh masuk." Ucapnya pelan seraya memegang gagang pintu perlahan lahan. "NO!! PERGI DARI HIDUP GUE!!"

"Aku mau ngejelasin semuanya." Attha sedikit mendekatkan mulutnya dipintu kamar istrinya itu. "NGEJELASIN KALO LO MASIH SUKA SAMA MANTAN LO!! DAN NGASIH TAU FOTO LO PELUKAN SAMA MANTAN LO!!"

Benar saja, attha tertegun mendengar ucapan ona yang diiringi isakan itu. Foto?.

Flashback on
Ona menekan tombol button pada handphonenya setelah beberapa detik terdengar bunyi yang menandakan masuknya pesan.

Matanya membulat sempurna melihat foto seorang laki laki yang sedang memeluk wanita yang sedang menangis didekapannya. Ya, lelaki itu suaminya.
attha.

Air matanya mengalir melihat foto tersebut. Beberapa menit yang lalu em dan feby sudah membujuknya agar menyelesaikan masalahnya baik baik dan tidak melalui perceraian. Onapun terbujuk.

Tapi ia berhasil merubah pikirannya lagi setelah melihat foto itu.

Flashback off

"Pergii!! Hikss.. gue gamau denger penjelasan bullshut lo itu!! Hikss.. lo jahat.." teriak ona dari dalam kamarnya membuat attha panik, takut ona melakukan hal yang tak terduga.

"Bundaaaaaaaaa!! Bundaaaa!! Ada orang jahat bunda.. hiks hikss!!" Attha meneguk ludahnya sebelum rita datang dengan langkah paniknya.

"Nak, kamu pulang aja dulu ya. Biar bunda aja yang nenangin ona. Nanti bunda bantu jelasin lagi ya." Ucap rita memegang bahu attha dan atthapun dengan tidak senang hati ia meninggalkan rumah mertuanya itu.

Ia menghela nafasnya sambil berjalan dan memejamkan matanya. Tak sadar air matanya turun, ia sampai dipintu luar setelah berpamitan dengan mondi dan deno.

Ia melangkahkan kakinya mendekat kearah motor ninja yang ia pakai untuk menuju kesini tadi. Ia menggunakan helm yang biasa ia pakai, tapi kegiatan itu terhenti sesaat ketika ia melihat mobil yang tak asing dimatanya.

Mobil siapa?. Batin attha.

Pria yang duduk didalam mobil itu gelagapan saat sang incaran melihat kearahnya. Ia langsung menunduk menutupi tubuh tegapnya.

Attha mencebikkan bibirnya dan menggedikan bahunya tak peduli seraya naik keatas motor ninjanya.

Ia menarik gas motornya perlahan saat motor ninjanya itu sudah berada tepat dijalanan. Ia merasa curiga dengan mobil yang tak asing baginya tadi. Bagaimana bisa mobil itu berhenti saat ia berhenti dan ikut berjalan saat ia berjalan.

Pikiran burukpun menghantuinya, tapi ia tetap memasang wajah santainya dengan sesekali melihat kearah spion.

Beberapa menit attha berada dijalan dengan kecepatan rendah. Sekarang ia sudah berada dijalan yang sedikit luas dan juga agak sepi. Matanya terus melihat kespion menyelidiki siapa pemilik mobil itu.

Sialnya, kaca mobil itu gelap dan mempersulit attha untuk melihat siapa pengendara mobil itu. Attha mengerem motor ninjanya berniat mampir diwarung kopi yang tampak sepi.

Belum sempat ia memberhentikan motornya....

Braaakkkkkk..

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang tak tau secepat apa. Motor ninja yang terbilang berat itu terhempas kejalanan dan menghasilkan bunyi yang sangat keras ditempat sepi seperti itu.

Pria yang berada didalam mobil itu tersenyum puas melihat pantulan kaca yang menggambarkan attha yang sedang terkulai lemas dengan mata setengah terpejam diatas aspal. Pria itu mencoba menjalankan mobilnya. Tapi tetap saja tak bisa.

Ia terpaksa turun dari mobil itu dan langsung berlari secepat yang ia bisa.

Attha terkulai lemas diaspal dengan darah yang bercucuran dibalik helmnya. Seorang lelaki paruh baya datang dari sebuah warung kopi tadi. Ia terkejut melihat ada seseorang yang tergeletak lemas diaspal.

Ia langsung berteriak meminta tolong kepada siapapun orang yang berada disana.

Wife in seventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang