Somi menggeletakkan kepalanya di bangku meja. Kelasnya terasa sunyi karena semua sudah berada di lapangan indoor untuk berolahraga.
"Sakit lo?" tanya seseorang yang baru saja memasuki kelasnya. Somi terlunjak, tak menyangka orang itu akan kesini.
"Cuma anget, pusing, sama pilek..." jelas Somi lalu meletakkan kepalanya lagi di meja. Membelakangi siswa laki-laki itu.
Laki-laki itu bergerak dan menarik kursi dan meja untuk mendekat ke arah Somi. Punggung tangan kanannya pun reflek menempel di kening gadis berponi itu.
"Ck, ini bukan anget lagi. Badan lo panas Som. Nggak mau ke UKS aja?" Mark Lee, lelaki itu mengalihkan punggung tangannya ke leher Somi yang memiliki suhu yang sama dengan keningnya.
Somi menggeleng, lalu matanya menutup.
"Atau pulang aja? Gue anterin pulang" tawar Mark lagi.
"Nggak ada orang di rumah. Udah, mending kakak balik ke kelas aja sana. Biarin gue tidur, pusing nih..." gerutu Somi.
"Ya gabisa. Apalagi lo mantan gue, masa gue biarin sakit kayak gini?" jelas Mark.
Ya terus kalau mantan emangnya kenapa?!? Somi bersungut dalam hati.
"Kak, beneran pusing nih. Apalagi kalau kakak ngomel-ngomel ngga jelas kayak gini... Mending keluar aja deh, daripada ntar kak Yeri nyamperin gue lagi.."
"Yeri bukan pacar gue lagi" Mark malah ikutan menggeletakkan kepalanya menghadap ke arah Somi.
"Kak, please. Gue ini la-"
"GIMME SOMEEEE, SOMIIII, gue denger-denger lo lagi sakit..." ujar seseorang yang membuat Somi menghela nafas lega.
Siapa lagi kalau bukan Lee Daehwi, sahabat terbaiknya. Dapat Somi lihat Mark kini menghela nafas lalu berdiri.
"Ya udah gue balik ke kelas, kalau ada apa-apa telpon gue aja.." dapat Somi rasakan Mark sempat mengelus rambutnya pelan sebelum beranjak pergi.
"Titip Somi ya," ujar Mark pelan sambil menepuk bahu Daehwi.
"Tanpa lo suruh," jawab Daehwi dengan nada ceria seperti biasa, Somi dapat mendengar decakan Mark dan kekehan Daehwi.
Setelah Mark pergi, kini Daehwi berada di depannya. Meletakkan punggung tangannya ke dahi dan leher Somi.
"Panas nih, ke UKS aja?" tawar Daehwi.
"Lo nggak ke kelas? Bolos?" Somi malah balik bertanya membuat Daehwi menghela nafas.
"Lagi jamkos, gue tadi udah ke lapangan indoor mau nyamperin, kata Xiyeon lo di kelas gegara sakit.. Ya udah gue kesini." jelas Daehwi sembari membuka bungkusan roti yang sengaja ia bawa, lalu menyerahkannya ke Somi.
Somi mengambil roti itu lalu mengucapkan terima kasih dengan lirih. Daehwi yang melihat Somi memakan roti dengan lahap hanya terkekeh.
"Tadi Mark nggak ngapa-ngapain lo kan?"
"Ngapa-ngapain gimana anjir, ini sekolah"
"Ck, lo tau maksud gue apa..."
"Nggak, tapi untung lo dateng. Coba kalau enggak" sungut Somi.
"Hahah, emang kenapa kalau gue nggak dateng?" tawa Daehwi.
"Nggak tau, lagi nggak mau aja ketemu sama dia, enek"
"Yeee, gitu-gitu dulu lo pernah suka, sampe jadian lagi.." cibir Daehwi.
"Khilaf" jawab Somi singkat membuat Daehwi berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Somi yang kini telah menyelesaikan rotinya lalu menyerahkan bungkus itu kepada Daehwi. Daehwi dengan sukarela menerima lalu memberikan minuman dan menatap ke arah Somi.
"Yok, ke UKS.."
"Nggak ah, mager gerak guenya" tolak Somi, sembari kembali menutup matanya setelah minum.
"Eh-eh, lo mau ngapain??" panik Somi ketika Daehwi tiba-tiba melingkarkan jaket yang ia pakai ke pinggang Somi.
"Lo kalau nggak dipaksa kayak gini nggak bakalan mau ke UKS. Mending gue gendong aja..," jelas Daehwi.
"Emang lo kuat ngangkat gue?" Somi meragukan kekuatan Daehwi.
"Nantangin? Udah diem. Untung ya UKS ada persis di sebelah kelas lo" jelas Daehwi sembari meringis.
"Lo mau piggy back atau yang ala-ala pengantin gitu??" tanya Daehwi.
"Nggak, mending gue jalan sendiri daripada ntar nyungsep.." Somi berdiri namun tak lama kembali terduduk karena pusing tiba-tiba menguasai kepalanya.
"Udah gue bilang juga a-"
"Piggy back aja," sahut Somi daripada lelaki di depannya ini mengomel dirinya.
Daehwi terkekeh, lalu berjongkok membelakangi Somi. Awalnya Somi ragu, namun gadis itu menghela nafas lalu melingkarkan tangannya ke leher Daehwi. Daehwi mengangkat tubuhnya, membuat Somi semakin mengeratkan punggung tangannya ke leher Daehwi.
"Adaw....lo jangan cekek gue gini dong, gue masih mau hidup he" protes Daehwi.
"Ck, bilang aja gue berat. Udah gue turun, dipapah aja gapapa. Masih bisa jalan ini" decak Somi.
"Yees ngambek, nggak usah turun. Percaya sama gue, tubuh lo seringan kapas.." gerutu Daehwi.
"Bohong" cibir Somi.
"Som, beneran ini lo cekek gue. Longgarin dikit, kek," pinta Daehwi sembari menepuk pelan tangan Somi.
"Iya-iya maaf,," Somi melonggarkan kedua tangannya. Lalu Daehwi mulai berjalan.
"Gue beneran ringan ya?" tanya Somi yang dibalas deheman halus Daehwi. Somi lalu menenggelamkan kepalanya ke arah bahu Daehwi.
"Dew..."
"Ya?"
"Lo wangi ya, ternyata??" Somi mengusel-uselkan kepalanya.
"Eh anjir, gue emang wangi dari dulu. Jangan ngusel-usel ah. Geli nih.." protes Daehwi yang membuat Somi terkekeh.
Mau double up nggak buat hari ini?
Komen dulu dong, gimana chapter ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/113423513-288-k974571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TTM | Lee Daehwi
FanficSebuah cerita remaja dengan tokoh utama seorang laki-laki bernama Lee Daehwi bersama dengan seorang perempuan dengan nama Jeon Somi. Keduanya terlibat dalam sebuah hubungan persahabatan yang sangat erat. Harusnya sama sekali tak ada rasa lain yang t...