35

1.4K 196 20
                                    

Maaf dan terima kasih buat semua yang telah menunggu kelanjutan cerita ini.

Somi mendengus kesal sembari sesekali menengok ke arah jam tangannya dan rumah Daehwi secara bergantian. Gadis itu duduk di kursi teras rumah sembari meminum coklat panasnya.

"Ck, lama banget sih. Katanya mau nebengin tapi kok rumahnya masih ditutup rapat kayak gitu..." gerutu Somi.

Gadis itu lalu masuk ke dalam rumah dan mengambil ponselnya yang tergeletak di meja ruang tamu. Layar ponsel miliknya saat itu kebetulan menampilkan id call Daehwi. Dengan cepat Somi menerima panggilan itu dan menghela nafas dalam-dalam.

"LO DIMANA SIH??? GUE UDAH NUNGGUIN LAMA TAUK!!! ACARANYA KEBURU DIMULAI NTAR, MANA NTAR KAK MARK KAN NGGAK BISA BANTUIN KITA!!!!! CEPETAN KESINI!!!" omel Somi.

"Loh, Som lo belum berangkat? Aduh maaf gue lupa. Tadi gue nebengin Kyla, maaf ya So-"

Tuut... Tuuut..

Somi mematikan panggilan dan berjalan mencak-mencak ke arah kamar Wonwoo dan mengetuknya beringas.

"Bang Wonuuuu, bangun. Anterin gue ke sekolah sekarang tolong...." ujar Somi.

...

"Bang Wonuuuu"

...

"BAAANGGGG!!!"

...

"APA SIH? BERISIK TAU NGGAK?" Wonwoo membuka pintu kamarnya.

"Anterin gue ke sekolah sekarang..." pinta Somi.

"Lah, sekolah lo? Kok nggak pake seragam? Terus si Dewi kemana? Tumben nggak nebengin lo..." Wonwoo menatap ke arah Somi yang saat ini memang memakai baju lapangan berwarna ungu tua dengan motif garis putih pada beberapa bagian.

"Lo banyak tanya. Anterin gue ke sekolah dong pliss... Ini acaranya mau dimulai dan gue jadi panitianya..." rengek Somi.

"Ck, Dewi kemana sih?" Wonwoo masih mengucek matanya malas.

"Tenggelem di laut. Udah ayo anterin gue..." Somi merengut dan mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Ck, iya deh iyaa... Bentar gue cuci muka sama ganti baju dulu. Tungguin di luar," ucap Wonwoo.

"Cepet loooh, ini hampir jam 6 ini, gue belum koordin-"

"Iya Somi sayang... Udah tunggu di teras sono.." Wonwoo mendorong punggung adik perempuannya agar berbalik dan menjauh dari kamarnya. Pemuda itu lalu menutup pintu kamar dengan pelan sementara Somi berjalan menuju ke teras sembari mengetikkan sesuatu pada layar ponsel miliknya.

To : DaehwiLee
Urusin aja Kyla. Gue bs brgkt sndiri.

Send

Somi lalu menunggu di kursi teras rumahnya dan menunggu Wonwoo.

"Kuy, jangan cemberut mulu... Gue anterin pake motor aja, ya? Sedannya lagi habis bensinnya," Wonwoo menyodorkan helm pada Somi.

Somi mengambil helm dari tangan Wonwoo lalu mengikuti kakaknya menuju ke arah parkiran.

"Udah sarapan belum lo?" tanya Wonwoo ketika keduanya sudah ada di atas motor.

"Cuman minum coklat panas aja tadi," jawab Somi singkat.

"Ck, kebiasaan, padahal bi Minah kan udah siapin sarapan di meja makan. Kita cari makan dulu," omel Wonwoo lalu melajukan motornya.

"Ah, jangan. Langsung aja ke sekolah. Gue udah telat ini" larang Somi.

"Tapi ntar maag lo kambuh gimana? Trus katanya lo jadi panitia, kan? Ntar capek terus tumbang. Mending makan dulu, ntar gue ijinin ke ketua pelaksananya deh.."

"Gue bakalan makan nanti di kantin. Dan gue nggak punya riwayat penyakit maag, kak.." jelas Somi malas.

"Ya tapi kan bi-"

"Udah, sekarang ke sekolah aja. Nggak usah mampir kemana-mana..." Somi menepuk dua kali bahu tegap Wonwoo.

Dan akhirnya mereka sampai di depan sekolah dengan Somi menenteng kresek berisi sarapan bubur ayam yang sempat Wonwoo belikan di jalan.

"Semangat nugasnya. Jangan lupa dimakan tuh, pokoknya lo harus sempetin buat sarapan. Ohya, ntar mau gue jemput?" Wonwoo mengelus pelan rambut Somi.

"Ntar gue kabarin deh Kak. Dan jangan berantakin rambut gue. Udah gue ke RO, udah telat, makasih. Babaiii" Somi berlari menuju ke ruang osis meninggalkan Wonwoo yang menggeleng-geleng kecil.

...

"Hai, sorry gue telat... Loh?" Somi melongo melihat ruangan OSIS yang hanya ada satu manusia di sana.

"Semuanya udah mencar dan nugas di posnya masing-masing. Btw, maaf ya... Tadi gue bener-bener lupa," Daehwi menggaruk tengkuknya yang tak gatal sementara Somi berdecak malas dan melangkah keluar dari ruang OSIS.

Ia lalu melangkah cepat menuju ke arah aula dan menatap beberapa panitia yang hilir mudik mengatur agar acara dapat dimulai sebagaimana mestinya.

Somi melirik ke arah jam tangannya. Masih pukul setengah tujuh, sementara ia akan mulai bertugas untuk bagian konsumsi pukul setengah sebelas siang.

Ia akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju ke arah kantin tanpa mempedulikan Daehwi yang berjalan sejajar dengannya sembari terus mengucapkan kata maaf.

Setibanya di kantin, Somi memilih untuk duduk di pojok dan mulai membuka bungkusan bubur ayam lalu memakannya perlahan.

"Som maafin dong.."

".."

"Lo belum sarapan? Ck, kebiasaan banget deh. Untung lo nggak punya maag.." omel Daehwi.

...

"Som, gue tau gue salah. Tapi jangan diemin gue kayak gini dong... Ntar kita kan juga harus koordinasi soal konsumsi.."

Somi menghela nafas lalu menatap Daehwi lekat-lekat. Membuat pemuda itu kelabakan dan salah tingkah.

"Urusin aja diri lo sendiri. Dan gue udah cukup dewasa untuk nggak mencampurkan urusan pribadi dalam tugas. Gue profesional. Sekarang mending lo pergi bantuin panitia lain, gue mau sarapan dulu.."

"Nggak, gue maunya temenin lo sampai makanan lo habis..."

"Terserah." Somi melajutkan makannya dalam diam sementara Daehwi menemaninya dengan ponsel yang berada di genggaman tangan, memainkan game dan sesekali melirik ke arah gadis manis di sebelahnya.

Dua chapter lagi ending kok...

Ayo vote, yang mau happy ending komen disini...

Yang mau sad ending (twist) komen disini...

TTM | Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang