21

1.5K 196 2
                                    

Malam itu Somi tengah menyapukan bedak di wajahnya dengan memandang cermin di kamarnya ketika Wonwoo meneriaki dirinya untuk segera turun.

"Deek! Ayo cepetan, lelet amat.." ujar Wonwoo dari ruang tamu di lantai bawah.

Somi menggerutu lirih, merapikan alat riasnya, lalu segera keluar dari kamar.

"Ck, lemot!" Wonwoo mengomel dengan wajah kesalnya sementara Somi sedang menuruni tangga dengan langkah cepat.

"Ketiduran.." jelas Somi singkat dengan cengiran khasnya.

"Ayok," ujar Wonwoo sembari melangkah menuju ke pintu utama diikuti oleh Somi di belakangnya.

Mereka cukup berjalan beberapa langkah dari rumah mereka, lalu keduanya membuka pagar rumah Daehwi.

Pada saat itulah, kakak beradik bermarga Jeon itu disambut dengan Daehwi yang sedang memicingkan mata dan menyedekapkan tangannya.

"Lama bener? Sekarang udah hampir pukul tujuh malam, lho.." sindir Daehwi.

"Nih, anak satu ngebo. Baru bangun dia," jelas Wonwoo sambil mengendikkan dagunya ke arah Somi.

Somi hanya memutar bola matanya malas, "Iya-iya maaf..." ucap Somi.

"Ya udah lah. Masuk.." Daehwi berjalan mendahului kakak beradik itu memasuki rumahnya.

Ketiganya berjalan langsung menuju ke arah taman belakang rumah Daehwi. Di sana tampaklah Seokmin dan kedua orang tua Daehwi yang sedang berbincang-bincang.

"Halo, Mama, Papa.." sapa Somi dan Wonwoo dengan senyum yang merekah di wajah keduanya. Mama dan Papa Daehwi pun menoleh dan ikut tersenyum. Mereka lalu berpelukan sesaat.

Ya, karena kebetulan dari dahulu kedua orang tua Somi serta Daehwi adalah sahabat, dan kediaman mereka juga berdekatan. Maka semenjak kecil pula Somi serta Wonwoo memanggil orang tua Daehwi dengan sebutan Papa serta Mama. Sedangkan Daehwi dan Seokmin juga memanggil kedua orangtua Somi dengan sebutan Ayah dan Bunda.

"Kalian sehat, kan? Orang tua kalian sedang dimana, sekarang?" tanya Mama sesaat setelah Somi serta Wonwoo duduk di tempatnya.

"Kami sehat kok, Ma. Ayah dan Bunda kebetulan lagi ada di Prancis sekarang. Jadi nggak bisa ikutan makan malam kali ini. Tadi aku telepon Bunda, katanya titip salam kangen buat Papa dan Mama.." sahut Wonwoo. Mama manggut-manggut mendengarnya.

"Kalau sekolah kalian? Baik-baik aja, kan?" kini giliran Papa yang bertanya.

"Sejauh ini sih masih lancar. Apalagi aku kan kalau nggak bisa suatu pelajaran tinggal tanya sama Daehwi, Pa.." Somi tersenyum.

"Halah, tapi kalau soal matematika kan si Daehwi bener-bener payah.." celetuk Seokmin.

"Yah, itu sih pengecualian.." lirih Somi namun dapat terdengar jelas oleh semua yang ada di meja melingkar itu. Sontak saja suara tawa keluar dari kelima orang yang ada, sedangkan satu orang lagi hanya mendengus kesal.

"Ck, iya-iya tau. Gue nggak bisa alias nol besar di bidang matematika. Nggak usah ngeledek.." sungut Daehwi.

"Yee, ngambekan.. Selaalu.." Somi terkekeh dan menggoda Daehwi dengan mencolek kecil bahunya.

"Ap-"

"Sudah, sekarang mulai makannya, yuk. Papa laper nih..." Papa menengahi tepat sebelum Daehwi yang hendak membalas perbuatan Somi dengan kata-katanya.

Somi pun menatap Papa dengan mata yang seolah berbicara terima kasih banyak, Pa.. Lalu dengan jahil dia menjulurkan lidah ke arah Daehwi yang masih menatap gadis itu dengan tajam.

Semuanya pun akhirnya memulai makannya dengan diselingi beberapa kali perbincangan ringan.

Somi banyak mendominasi saat berbicang dengan menceritakan berbagai kejadian-kejadian aib yang dialami Daehwi selama Mama dan Papa tak berada di rumah untuk perjalanan bisnis mereka. Dan semua itu selaku berakhir dengan dengusan keras-keras dari Daehwi.

Kemudian perbincangan itu terulang lagi dan lagi. Seolah-olah Somi tak pernah kehabisan cerita ketika membicarakan tentang aib Daehwi.

Tak terasa makanan mereka telah habis dan jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Keenam orang itu lalu beralih tempat menuju ruang keluarga dan meneruskan perbincangan tanpa henti itu sembari menonton film bersama dan memakan berbagai snack.

"Ahh, rasa-rasanya lo nggak pernah kehabisan cerita deh kalau lagi ngomongin tentang gue.." sungut Daehwi pada Somi yang sedang dikepang rambutnya oleh sang Mama.

Somi hanya terkekeh, "kan emang kehidupan lo tuh banyak aibnya yang harus gue ceritain ke Papa dan Mama. Kan seruu, mereka jadi tahu hoooaammm..." perkataan Somi terpotong karena rasa kantuk yang tiba-tiba menderanya sehingga tak sengaja menguap. Gadis itu menoleh ke arah timur dan mendapati jam dinding yang telah menujukkan pukul sepuluh malam.

"Eh, udah ngantuk? Mau bobo sini, gak?" tanya Mama sembari mengikat kepangan di rambut Somi dengan karet kecil.

"Nggak deh, Ma. Pulang aja ya, Somi. Bang, pulang kagak?" tanya Somi pada Wonwoo yang tengah asyik memainkan games di ponselnya, bertanding dangan Seokmin.

"Lo duluan gih, masih asyik ini.." ujar Wonwoo tanpa menoleh sedikit pun ke arah Somi.

Somi hanya mendengus lalu menoleh ke belakang, "ya udah, Somi pulang duluan ya, Pa, Ma..." pamit Somi.

"Eh, Daehwi anterin Somi ke rumahnya.."

"Ah elah, Pa. Rumah dia kan tinggal nyebrang doang napa harus dianterin, sih?" protes Daehwi.

"Iya, Pa. Gapapa kok, beneran. Somi bisa pulang sendiri, hooaammm"

"Nah, kan kamu udah ngantuk, sayang. Ntar kalau tiba-tiba jatuh tertidur kalau lagi di jalan gimana? Lagian nggak baik juga cewek keluar malem-malem..."

"Aissh, iya deh iya. Daehwi anterin, cepetan bangun lo..!" Daehwi menarik tangan Somi agar segera bangun dan menarik gadis itu melangkah keluar rumah.

Somi yang pada dasarnya telah mengantuk pun menurut saja dan membiarkan Daehwi mengantarnya, bahkan sampai ke depan pintu kamar Somi.

"Cepetan sikat gigi, trus tidur.." ujar Daehwi sembari mendorong Somi agar segera masuk ke kamarnya.

"Iya-iya, bawel.." cibir Somi.

Daehwi hanya tersenyum kecil lalu mengusak lembut poni Somi.

"Gue pulang, ya. Met malam. Mimpi indah, Som.." ujar Daehwi yang ditanggapi gumaman oleh Somi.

TBC

TTM | Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang