24

1.5K 211 26
                                    

"Gue lagi pingin sendiri, gue nggak bisa ngajak lo.."

Somi menelungkupkan kepalanya di meja, memikirkan berkali-kali perkataan Daehwi kemarin.

Karena Somi tahu, Daehwi tak pernah berkata hal-hal seperti itu. Daehwi selalu membutuhkannya, bahkan terlihat kalau Daehwi selalu berusaha agar Somi dapat bersamanya sepanjang waktu.

Ia merasa ada yang berbeda dengan sahabatnya, apalagi pada malam Senin kemarin. Daehwi tidak merecoki Somi untuk mengajarkan pelajaran matematika padanya atau sekedar menemani pemuda itu belajar.

Karena biasanya, saat Minggu sore Daehwi selalu datang ke rumah dan mengganggu dirinya saat belajar hanya demi pelajaran matematika esok hari.

Somi merasa kecewa karena pada sore setelah ia pulang dari rumah Daehwi, gadis itu bergegas belajar pelajaran esok hari untuk berjaga-jaga akan kedatangan Daehwi pada malam hari.

Padahal Somi pikir, ia tak terlalu pandai dalam mata pelajaran matematika, namun kalau dibandingkan dengan Daehwi, Somi memang sedikit unggul dalam menangkap materi dalam salah satu pelajaran eksakta itu.

Somi menghela nafas, lalu memejamkan mata sejenak.

"Som, ke kantin kuy?" Xiyeon membereskan peralatan sekolah dan memasukkan ke dalam tasnya.

"Nggak. Gue lagi mager," gumam Somi dengan kepala yang masih tertelungkup di meja. Matanya masih tetap terpejam erat.

"Kenapa lo Som? Tumben-tumbenan kagak mau ke kantin??" Naeun mengangkat wajah Somi agar dapat melihat wajah sahabat perempuannya dengan jelas.

Somi tersenyum kecut dan menepis pelan tangan Naeun, "gue nggak papa, cuma mager doang. Udah sono ke kantin..." Somi menggerakkan tangannya tampak seperti gerakan mengusir.

"Lo lagi ada masalah sama Dewi, ya?" tebak Xiyeon.

"Apasih? Apa hubungannya coba?" sewot Somi sembari memicingkan mata kepada Xiyeon.

"Udah sana ke kantin, ntar kalau udah bel pada nyalahin gue," sambung Somi.

"Ck, oke kita ke kantin sekarang. Mau nitip nggak?" decak Xiyeon.

"Nggak..." gumam Somi singkat lalu menopangkan kepalanya ke tangan dan menatap ke arah lain.

Naeun dan Xiyeon menghela nafas lalu bertatapan sebentar, "oke, kita ke kantin ya..." ujar Naeun yang ditanggapi anggukan kecil oleh Somi.

Kedua gadis itu kemudian berlalu dan keluar dari kelas. Bertepatan dengan itu Bae Jinyoung memasuki kelas. Dia langsung menuju bangkunya dan mengkerutkan dahi saat Somi masih duduk di tempatnya.

"Tumben nggak ke kantin?" tanya Jinyoung kepada teman sebangkunya tepat setelah ia duduk di kursi. Somi hanya melengos dan menelungkupkan wajahnya di meja yang membuat Jinyoung berdecak keras.

"Kalau ditanya itu jawab, bukan malah disodorin punggung kayak gini," omel Jinyoung sembari membereskan buku dan memasukkannya ke dalam tas.

"Lagi mager, males ke kantin.." balas Somi dengan suara yang lirih namun tetap dapat di dengar oleh Jinyoung.

"Nggak biasanya lo males ke kantin. Lo kan tukang makan..." komentar Jinyoung.

"Bukan urusan lo, lagian tiap manusia juga bisa berubah kali" balas Somi dengan nada sewot yang terdengar jelas di telinga Jinyoung.

"Lagi ada masalah sama Daehwi, ya?" tebak Jinyoung yang membuat Somi mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah sang ketua kelas.

Jinyoung yang tiba-tiba ditatap seperti itu menoleh dan mengernyit heran, "kenapa?" tanyanya singkat.

"Kenapa sih, tiap gue keliatan suntuk atau cuma sekedar mager, kalian pada mikirnya gue lagi ada masalah sama si Dewi itu? Padahal kan ya, itu sama sekali nggak ada hubungannya sama sekali. Ck, heran deh gue," tanya Somi panjang kali lebar dengan tangan yang ia sedekapkan di dada.

"Yaaaaa, kan gue cuma nanya doang... Nggak usah sewot-sewot amat. Nah, kalau orang sewot saat ditanya, berarti jawabannya iya kan?" tebak Jinyoung sekali lagi.

Somi mendengus keras-keras, "sok tau, ah" balas Somi.

"Cieee, ngambek. Berarti tebakan gue bener, kan?" tebak Jinyoung sekali lagi.

"Nggak, gue nggak ada masalah sama dia. Cuma ya gitu, entahlah.." ujar Somi.

"Gitu gimana? Gue nggak paham.."

"Kepo banget sih!!"

"Ya kali aja gue bisa bantu kalau emang ada sesuatu yang salah di antara kalian. Tapi gue rasa di antara kalian emang ada yang salah, deh.." ujar Jinyoung.

"Apa yang salah?" Somi menurunkan tangan dan ganti menopang dagunya menggunakan tangan.

"Ya lo cerita dulu,, baru gue kasih tahu.."

Somi menghela nafas, menatap teman sebangkunya dengan ragu-ragu.

"Kalau ragu-ragu mending nggak usah" ujar Jinyoung mengangkat bahunya.

"Guee... Gue ngerasa ada yang salah, ekspresi wajahnya tiba-tiba aneh, surem gitu, pokoknya itu setelah gue cerita kalau gue pacaran sama Kak Wooshin. Ter-"

"Lo pacaran??? Siapa tadi namanya? Wus-" potong Jinyoung.

"Kak Wooshin, temennya Bang Wonu..." jelas Somi.

"Jelas aja," decak Jinyoung.

"Jelas gimana?"

"Hmmh, lo pikir baik-baik deh. Daehwi itu selalu ada buat lo kan? Dia juga care banget sama lo, dia juga... Dia ngeliat lo sebagai wanita yang berharga, maksud gue, di luar konteks persahabatan menurut gue. Ah, gue rasa gue nggak berhak ngomong kayak gini ke lo. Mending lo pikirin sendiri aja"

Jinyoung hanya tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya sementara Somi hanya terdiam mendengar penjelasan dari Jinyoung.

"Lo laper nggak? Gue bawa roti lapis banyak," tanya Jinyoung menyodorkan kotak bekal miliknya ke depan Somi.

"Heh? Malah ngelamun, mau makan nggak?" tawar Jinyoung lagi.

Somi tersenyum lalu menggeleng lemah. Dia kembali menelungkupkan wajahnya sembari memikirkan perkataan Jinyoung.

Daehwi beneran suka sama gue?? Nggak, nggak mungkin. Dia pasti cuma nganggep gue sahabat doang.

TBC

TTM | Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang