16

1.5K 236 5
                                    

"Dew tau nggak? Tadi Kak Wooshin nge-gas gue banget anjir... Tangan gue dipegang di bioskop, kepalanya disandarin ke bahu gue huaaaa, guenya melting..." ujar Somi dengan nada senang sembari berbaring terlentang di atas kasur besar Daehwi sedangkan pemuda itu sedang berkutat di meja belajarnya, belajar matematika karena besok ada seleksi olimpiade tingkat sekolah yang ia ikuti.

"Deewww, kok nggak ngerespon sih..." protes Somi karena tidak mendengarkan pernyataan yang keluar dari mulut Daehwi.

Daehwi hanya menoleh sebentar dan menggumam sebagai balasannya.

"Dewiii~"

"Diem dulu deh Som" potong Daehwi tanpa menoleh.

"Kenapa sih??!"

"Ya ini gue lagi fokus belajar! Kalau lo ngomong mulu, gue kagak bisa fokuss!!" ujar Daehwi setengah membentak. Soni terkaget lalu segera bangkit turun dari kasur Daehwi.

"Ck, lo mah gausah belajar udah pinter! Lagian kenapa sih gegayaan segala? Kayak bukan lo, tau nggak!?"

"Ini buat olim dodol, gue tau diri makanya sekarang belajar!"

"Ya tapi kan elo udah biasa gini. Gue sering kali gangguin lo waktu belajar, lo nya fine-fine aja tuh.."

"Ya itu lo nyadar diri kalau lo itu ganggu gue!" sahut Daehwi.

"Gue ganggu ya? Gue pulang aja deh ka-"

Grep!

Daehwi menarik lengan Somi dan mendekap tubuh gadis itu erat. Tak lupa pula salah satu tangannya ia gunakan untuk mengelus surai lembut Somi.

"Maaf, lagi pusing soalnya gue. Itu rumus matematika kenapa gak bisa masuk-masuk ke otak gue sih..." ujar Daehwi.

"Ck, lo aneh deh.."

"Aneh gimana emangnya?" Daehwi tetap setia memeluk pinggang Somi dan mengelus pelan rambut gadis itu.

"Ya elo si rangking satu di sekolah tapi kok belajar matematika gak ada yang nyantol sih... Dah gitu milih ikutan seleksi olimpiade bidang studinya matematika" cibir Somi.

"Gue butuh tantangan Som, kalau pelajaran yang lain mah biasa aja bagi gue, makanya milih matematika" elak Daehwi.

"Ck, terus kenapa sampai peluk-peluk gini, coba?" tanya Somi heran.

"Gapapa sih, gue cuma bales perlakuan lo beberapa saat yang lalu. Lagian elonya juga enggak nolak tuh" ujar Daehwi tepat di dekat telinga Somi dan mengeratkan dekapannya.

Somi meringis mengingat bahwa beberapa saat yang lalu ia masuk begitu saja ke kamar Daehwi dan memeluk pemuda itu erat-erat karena saking senangnya.

Kemudian gadis itu memilih untuk membalas pelukan Daehwi dengan melingkarkan lengannya ke pinggang ramping sahabatnya itu. Hal ini sontak saja membuat pemuda yang ia peluk tersenyum lebar karena bahagia.

"Makasih ya, Dew.." lirih Somi.

"Buat?"

"Buat jadi sahabat yang selalau ada dalam hidup gue.." jawab Somi.

"Hmmmm," gumam Daehwi.

Daehwi lalu melepaskan pelukannya dan kembali menuju ke arah kasurnya.

"Kok dilepas?" tanya Somi.

"Ntar kebablasan" jawab Daehwi asal lalu memejamkan matanya sejenak. Tak berapa lama kemudian dia mengaduh karena mendapati sebuah tangan yang mencubit kecil pinggangnya.

"Kok gue dicubit sih?" protes Daehwi tak terima.

"Salah sendiri, mesum.." sungut Somi.

"Oooh, jadi gue mesum ya???" Daehwi membuka matanya dan mengeluarkan smirk nya.

Somi yang melihatnya pun segera berjalan mundur sedangkan Daehwi tetap tersenyum lalu bangkit dan berjalan mendekati Somi.

"Heh, lo mau ngapain?" Daehwi tetap tak menjawab dan berusaha mendekatkan tubuhnya pada Somi.

Kini punggung Somi telah membentur tembok sedangkan pemuda di hadapannya malah semakin mendekatkan diri pada dirinya.

"Wi, lo maju selangkah lagi, gue t-teriak ya?" ancam Somi dengan nada bicara panik.

Daehwi malah semakin maju dan mengabaikan ancaman Somi barusan.

"Wi, gu-"

"Elo teriak, gue cium.." anacam Daehwi dengan perlahan mendekatkan wajahnya pada Somi. Secara reflek gadis itu menutup bola matanya. Dan setelah beberapa menit terlalui, akhirnya terdengarlah suara tawa seorang Lee Daehwi yang pecah memenuhi ruangan kamar Daehwi tersebut.

"Ya ampun, lo lucu banget Som. Harusnya gue vidio-in ya tadi. Wajah lo merah sumpah, mana pake nutup mata lagi.. Hahahah, aduh perut gue.." Daehwi sampai memegangi perutnya yang kram akibat terlalu berlebihan saat tertawa.

"Lo nyebelin banget sih!!!!" Somi berjalan mendekati Daehwi lalu menjambak gemas rambut Daehwi sehingga membuat lelaki itu mendongak.

"Ah, ampun Som. Abis lo lucu, gue jadi ga tahan buat ngerjain"

"Rasain yah, nih! Nih!!" Somi mencubit kecil pinggang dan lengan Daehwi menggunakan tangannya yang satu lagi.

"Aw.. Som. Lo cubit gue cium loh ntar!!" ancam Daehwi yang membuat Somi semakin gencar menganiaya tubuhnya.

Lalu tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan Seokmin sedang bersedekap dada di sana.

Somi pun sontak melepaskan tangannya dan menjauhkan diri dari Daehwi sedangkan Daehwi sedang mengelus beberapa bagian tubuhnya yang baru saja Somi aniaya.

"Som.." ujar Seokmin.

"Kenapa??" tanya Somi sembari menatap lurus-lurus mata Seokmin.

"Lo agresif juga ya ternyata.." goda Seokmin yang menbuat Somi membulatkan matanya dan pipinya memerah seketika.

"Ah tauk deh, gue kesel! Serumah nggak ada yang bener, mending pulang!!!" Somi melangkah lebar-lebar dan dengan sengaja menyenggol keras bahu Seokmin yang sedang terkikik.

"Jangan lupa mimpiin adek gue ya, Som!!!" teriak Seokmin lalu terdengar pintu yang tertutup dengan keras.

"Gila lo, Bang" cibir Daehwi sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Halah lonya juga suka kan liat wajah dia pas lagi digodain gitu!?"

TTM | Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang