Kini Somi sedang bersama Daehwi dan Mark di salah satu kafe untuk berdiskusi dan membahas mengenai apa saja makanan dan jajanan yang akan mereka pesan untuk acara Dies Natalies sekolah. Selain itu mereka juga berbicara mengenai berbagai kesiapan lainnya dari kegiatan Dies Natalies.
Disaat diskusi mereka baru saja berakhir dan kini ketiganya hanya makan dan berbincang santai, tiba-tiba ponsel Mark berbunyi, "bentar ya, gue angkat telpon dulu" ujar Mark kemudian berjalan menjauh setelah mendapat anggukan dari Somi dan Daehwi.
Situasi menjadi canggung, keduanya -baik Somi maupun Daehwi- malah berpura-pura bermain ponsel masing-masing dengan arah duduk yang saling berhadapan, namun tatapan mereka sama-sama menunduk -terpaku pada layar segi-empat berukuran sekitar 4 inchi.
Hal ini tak berlangsung lama karena Mark yang baru saja kembali berdeham memecahkan situasi sunyi dan awkward itu.
"Ehm," deham Mark membuat atensi keduanya teralihkan -dari ponsel menajdi menatap kakak seniornya.
"Maaf ya, gue cuma bisa sampai sekarang. Udah selesai kan semuanya tadi? Apa-apa yang perlu dibahas? Gue disuruh ngantar nyokap buat belanja soalnya..." lapor Mark dengan cengiran khasnya dan tangan yang reflek menggaruk tengkuk.
"Ah, udah selesai semua. Iya gapapa, anterin aja nyokap lo Kak.." sahut Daehwi.
"Lo pulang sama Daehwi bisa kan, Som..?" tanya Mark sembari menatap lurus gadis yang sedag menyeruput jus jambu miliknya itu, karena memang tadi Somi dijemput oleh Mark untuk berangkat bersama menuju kafe ini.
"Ah, i-iya Kak.." ucap Somi sembari mengangguk kikuk.
"Ya udah, duluan" ujar Mark lalu kembali berjalan keluar dari kafe.
"Tadi lo berangkatnya kesini bareng sama dia?" tanya Daehwi mencoba basa-basi.
"Hmm" gumam Somi sembari mengangguk kecil menanggapi pertanyaan Daehwi.
"laki lo, kemana?" ujar Daehwi dengan nada bertanya.
Somi terdiam, memilih untuk tak menjawab pertanyaan dari sahabat lelakinya yang tepat ada di hadapan mata.
"Som? Kok muka lo jadi kusut gitu? Kenapa? Ada masalah?" tanya Daehwi.
Somi tetap diam, membuat geraman kesal dari Daehwi terdengar samar-samar oleh telinga Somi.
"Som, jawab dong. Kita sahabat bukan, sih? Cerita, mungkin gue bisa bantu.." desak Daehwi dengan tangan yang terjulur untuk menggoyang-goyangkan bahu Somi kencang.
"Gue udah putus sama dia, Dew.." jelas Somi lirih.
"Putus? What? Secepat itu? Siapa yang mutusin? Kenapa?" nada bicara Daehwi meninggi kata demi kata.
"Gue yang mutusin," ucap Somi yang kini terlihat sedang menahan air matanya agar tidak menetes. Daehwi yang melihatnya hanya menghela nafas kecil.
Namun Somi nampaknya tak berhasil menahan air matanya, dan kini menetes satu demi persatu.
"Heh, kok lo jadi cengeng gini, ayo pulang, ke rumah gue dulu,," ajak Daehwi lalu segera menarik tangan Somi setelah meletakkan beberapa lembar uang kertas ke atas meja bundar yang mereka tempati.
***
Kini Somi sedang meringkuk di pelukan Daehwi di atas kasur pemuda itu. (cuma pelukan loh ini, ga lebih)
Daehwi mengelus pelan rambut Somi dan membiarkan isakan kecil gadis itu teredam oleh dadanya dan akhirnya air mata Somi membasahi baju bagian depan Daehwi.
"Jadi dia lebih milih buat ngejagain si Tata itu daripada bertahan sama lo Som?" ujar Daehwi dengan nada bertanya yang khas.
"Diem ah, malah diperjelas lagi. Bukannya ngehibur malah ngejek kayak gini, ngeselin.." rajuk Somi sembari menjauhkan tubuhnya namun dengan kedua tangan yang memukuli Daehwi tak beraturan.
"Ya kan gue cuma nanya. Sans ae lah, cowok di dunia bukan cuma dia doang kali, Som.." ucap Daehwi sembari menangkis beberapa pukulan yang dilayangkan Somi.
"Iya sih, tapi..."
"Udah jangan mewek lagi, kasihan baju gue basah terus nih.." cibir Daehwi yang dibalas tatapan sengit oleh Somi.
"Mau nangis lagi, kagak?" tanya Daehwi.
"Lo gimana sih? Tadi katanya ga boleh nangis lagi. Dasar plin-plan!"
"Ya udah lah, B aja" ujar Daehwi sembari berdiri dan melangkah menuju ke lemari dan mengambil sebuah kaos lengan panjang dan dengan santainya membuka kaos yang ia kenakan lalu berganti di hadapan Somi.
"Lo apa-apaan sih? ABS aja kagak punya pake sok-sok an ganti di depan gue" ejek Somi.
"Suka-suka gue. Ini kamar gue, kok.." sahut Daehwi sembari melemparkan kaos basahnya ke arah keranjang tumpukan baju kotor.
"Ck, malesin... Tapi makasih ya Dewi sayangggg, gue jadi udah lega nih kalau cerita sama lo. Gue balik rumah dulu, ya?" Somi melangkah menuju pintu kamar.
"Eh bentar, Som.."
"Apalagi?"
"Ntar malam siapin kotak P3K dan senyuman buat gue, ya? Jangan lupa pagar lo sama pintu rumah jangan dikunci dulu sebelum gue kesana"
"Hah?"
Yha, itu si Daehwi mau ngapain, guys??
KAMU SEDANG MEMBACA
TTM | Lee Daehwi
FanfictionSebuah cerita remaja dengan tokoh utama seorang laki-laki bernama Lee Daehwi bersama dengan seorang perempuan dengan nama Jeon Somi. Keduanya terlibat dalam sebuah hubungan persahabatan yang sangat erat. Harusnya sama sekali tak ada rasa lain yang t...