Hukuman (2)

1K 190 8
                                    

Mark sudah mengganti seragam sekolahnya dengan kaos oblong biru dan celana hitam selutut.

Ketika hendak keluar pintu kamar, dia bertemu dengan Rose yang berhenti di anak tangga terakhir, rupanya perempuan itu ingin masuk ke dalam kamarnya tapi dihadang oleh Mark ditangga.

"temanmu sudah pulang?" tanya Mark ketus menatap lurus Rose yang sekarang berdiri di bawahnya.

Rose tak menghiraukan, dia hanya mencoba menghindar, tapi ketika dia ingin melangkah ke kanan dan ke kiri, Mark justru melakukan hal yang sama, membuatnya semakin tak bisah lewat.

Mata Rose menatap Mark kesal.

"heolmoni dan haraboji sedang tak ada di rumah, untuk apa kau mengajak teman-temanmu makan siang disini?" Intonasi Mark semakin dingin.

"apanya yang salah kalau aku mengajak mereka?" ujar Rose juga ketus.

"aku tidak suka jika kau mengajak teman-temanmu yang ribut itu berkunjung kesini"

"itu urusanmu" umpat Rose, dia sedikit berbisik tapi Mark jelas bisa mendengarnya, jarak mereka hanya dipisahkan oleh satu anak tangga.

"apa? Bicara apa kau barusan?"

Rose masih berusaha untuk lolos dari hadapan Mark, tapi tidak bisa, Mark terlalu lincah menutup jalan.

"bisa kau tidak menghalangi jalan? Aku mau ke kamarku" teriak Rose yang mulai gerah karena masih menggunakan seragam sekolah.

"ya sudah, kalau kau mau ke kamarmu kenapa minta izin padaku?" Mark semakin menjaili Rose, menyuruhnya ke kamar tapi tidak memberikan jalan.

Rose semakin mendengus kesal, dia akan memukul orang yang ada di depannya ini jika orang itu belum juga membiarkannya lewat.

"jangan menghalangi jalanku"

Mark sedikit membungkuk untuk mensejajarkan tinggi mereka "lewati aku kalau kau bisa" ujarnya sinis.

Rose membulatkan matanya "tidak sopan" umpatnya kemudian.

"kurang ajar"

Mereka sama-sama mengumpat dan bergumam tidak jelas, Mark benar-benar tidak percaya kenapa bisa ada perempuan menyebalkan seperti Rose tersesat di rumah ini.

Karena terlalu malas menatap wajah Rose yang sepertinya minta disetrika itu, akhirnya Mark mengalah dan memberikan jalan, dia malas untuk bermain-main siang ini, tujuannya keluar kamar adalah ingin menuju dapur, dia haus, lama-lama berurusan dengan Rose membuatnya semakin tambah dehidrasih.

Setelah Mark membuka jalan untuknya, Rosepun dengan cepat berlari menaiki tangga dan memasuki kamar kemudian membanting pintunya dengan kasar, sedangkan Mark, dia hanya berjalan menuruni tangga tidak peduli.

Mark mengambil sebotol air mineral ketika tiba di dapur, meneguknya dengan cepat dan memasukkan botol itu lagi kedalam kulkas, Setelah kembali ke kamarnya, dia memutuskan untuk tidur siang, sudah bertahun-tahun dia lupa bagaimana rasanya tidur siang, hari ini benar-benar sesuatu, Mark kelelahan.

Entah karena waktu berjalan cepat atau lambat, Mark mengerjap, dunia mimpi berubah menjadi terasa nyata, telinganya mendadak berfungsi ketika matanya saja masih betah di dunia mimpi, Mark terbangun dan sadar bahwa hari sudah gelap, dia berjalan menyalakan lampu kamarnya dan mendengar suara bising dari seberang ruangan, sangat-sangat bising hingga dia merasa sangat terganggu, mimpi indahnya berubah jadi mimpi buruk ketika dia bangun.

Mark membuka pintu kamarnya dan menutup telinga ketika suara bising itu semakin terdengar jelas, entah aliran musik apa ini? Mark menutup telinganya sambil teriak-teriak.

A Story Of Why I Love You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang