Pengakuan.

885 117 3
                                    

Sepanjang malam.

Mereka berdua benar-benar terjebak dalam mobil tanpa bisa melakukan apapun, punggung Rose ingin patah rasanya karena terus saja duduk, ditambah lagi hujan diluar sana belum redah juga. Lengkap sudah.

Malam, hujan dan terjebak didalam mobil, adakah kesialan yang lebih sial dibandingkan ini? Jika dipikir-pikir lagi, dari awal Mark tidak pernah merencanakan akan membawa Rose sampai ke tempat ini, hari ini dia tak ada rencana akan membawa Rose seperti seorang penculik, hanya saja sebuah kebetulan bertemu dengan Rose di basement kantor…lalu dengan paksa membawanya kesini.

Dan disinilah mereka berakhir….. di dermaga yang sudah 2 kali terhantam ombak.

“ahhhhhhAAAAHHH” Rose berteriak lagi, ombak yang tinggi menghantam mobil mereka yang sejak tadi terparkir di dermaga “ahsss kenapa harus memarkirkann mobilmu disini? Kita terlalu dekat dengan laut” protes Rose.

Mark menoleh keluar jendela, kapal yang akan mengangkut mereka ke pulau seberang belum tiba juga “sepertinya kita harus menunggu lebih lama lagi”

“bisakah kau parkir di tempat lain saja?” Rose masih saja terdengar protes.

Mark mendengus kesal “baiklah-baiklah…” ujarnya mengalah.

Kesialan yang lain terjadi secara bersamaan, ketika Mark hendak menyalakan mesin mobilnya, mesin mobilnya mendadak terdengar sangat tua, tak punya tenaga untuk hidup, hanya menciptakan suara sekarat dari mesin dan lampu depan mobil yang menyala lalu mati, Mark mencoba menghidupkannya sekali lagi, tapi mobilnya benar-benar tak ingin bekerjasama.

“mogok?” ujarnya tak percaya “bagaimana bisa?”

Rose menoleh dengan mata melotot “apa yang kau katakan? Cepat nyalakan mobilnya dan cari tempat parkir dan jauh dari hantaman ombak…..!!”

Mark menjadi begitu panik setelah sadar bahwa mobilnya sudah tak ingin hidup lagi, lalu dengan keras langsung memukul strinya dengan penuh emosi “SIAALLLL….., KENAPA KAU HARUS MATI SEKARANG?” umpatnya.

“jangan bilang kalau kita akan terjebak disini” tanya Rose gugup.

“sepertinya begitu” balas Mark dengan wajah lemah.

“HYAAAA…..apa kau tidak bisa melakukan sesuatu? Cepat lakukan sesuatu!!!” Rose semakin panik, jika ombak itu terus menghantam mobil maka bisa dipastikan besok pagi mereka akan berakhir didasar laut, tanpa nyawa, mati dimakan ikan.

Mark menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu mencari sesuatu di jok belakang…tak ada barang apapun yang ada dalam mobilnya, Mark masih berpikir keras untuk melakukan sesuatu, tapi ide yang muncul dari kepalanya adalah mereka harus keluar dari mobil ini secepatnya, dia yakin kalau kapal dari pulau sebelah tidak akan menjemputnya karena cuaca buruk.

Mark membuka jasnya lalu memberikannya pada Rose “pakai itu!!”

Rose meraihnya dengan wajah bingung.

Mark mengangguk “tutupi kepalamu…!! Kita harus keluar dari sini sebelum cuaca semakin buruk” jelasnya keluar dari mobil lebih dulu.

Suara hujan dan angin kencang terdengar jelas ketika Mark berada diluar, gelombang juga terlihat sangat menakutkan, dan ditambah lagi tempat ini benar-benar gelap, dia berjalan ke sisi mobil yang lain dan menunggui Rose keluar dari mobil, setelah itu mereka berlari meninggalkan dermaga mencari tempat berlindung dan setidaknya tempat yang hangat.

Tapi apa yang mereka lihat? Tak ada apapun, tak ada rumah dan tak ada tempat yang bisa ditempati untuk berteduh.

Mark menyalakan senter yang tadi dia ambil di dasbor mobil sambil berjalan menyusuri jalanan panjang “tadi sore aku melihat ada penginapan beberapa meter diseblah sana, malam ini kita harus berlindung disana sebelum hujan semakin deras…” ujar Mark sedikit berteriak untuk mengalahkan suara hujan, dia bahkan sudah basah kuyup sekarang.

A Story Of Why I Love You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang