kebiasaan...

805 147 11
                                    

Author POV

Karena tidak konsentrasi mengerjakan tugas sekolah, telinga Mark penuh dengan cacian Rose yang sudah mulai kesal dengan sifat Mark yang semakin menyebalkan setiap hari, Mark semakin betah membuat Rose marah, hobbynya yang ingin membuat Rose marah semakin menjadi-jadi.

Malam ini, Mark lagi-lagi nongkrong di kamar Rose, tiap kali mereka mengerjakan tugas, pasti mereka berdua akan memilih mengerjakan tugas mereka di kamar Rose, alasannya adalah Rose betah mengerjakan tugasnya di kamarnya sendiri, dan Mark tentu saja harus mengikuti kemauan Rose karena perempuan ini yang akan mengajarinya, entah kenapa Rose tak mau ke kamar Mark, begitupun dengan Mark yang jelas tak ingin berbagi kamar.

"sebenarnya kau ini bodoh atau bagaimana? Kenapa menghitung jarak matahari ke bumi kau tidak bisa?" teriak Rose membanting pulpen yang ada di tangannya, kesabarannya sudah habis, dia sudah tidak sanggup berurusan lagi dengan Mark.

Dan Mark dengan santainya menjawab "jangan menyalahkanku!! kalau Aku tak bisa menjawab artinya kau yang bodoh menjelaskannya padaku" ujarnya menyalahkan Rose.

Rose benar-benar naik darah "aku menjelaskannya lebih dari 5 kali dan kau belum paham juga?" ujarnya tidak percaya.

Mark ikutan memasang wajah kesal juga "ahssssss, memangnya siapa yang bisa menghitung jarak matahari ke bumi?? Kau percaya kalau ada orang kurang kerjaan berjalan dari matahari ke bumi hanya untuk mengukur jaraknya?? Sebenarnya siapa yang bodoh disini???" umpatnya.

Bukan apa-apa, Mark paham logika dan hukum fisika, dia bisa mengerjakan tugas itu meskipun tanpa bantuan Rose, hanya saja akhir-akhir ini dia punya hobby aneh, membuat Rose marah adalah hal yang menyenangkan, setidaknya ada hiburan di rumah, depresinya sedikit hilang gara-gara terlalu lama terkurung disini.

Sekali lagi Rose menjelaskan semua rumus-rumus itu ke Mark dengan penuh kesabaran, dia mengulangnya berkali-kali sampai Mark benar-benar paham, tapi tiba-tiba ponsel milik Mark berdering keras, membuat sang pemilik maupun Rose ikut melirik ke sumber suara, Rose berhenti menjelaskan rumus-rumus itu setelah matanya tidak sengaja membaca nama penelpon di layar monitor milik Mark 'Shana' ujarnya dalam hati.

Mark meraih ponselnya yang berada diatas meja belajar, dahinya mengkerut memperlihatkan beberapa lipatan dan dia jelas sedang bergumam. 'Shana?" ujarnya berbisik, intonasinya seperti tak percaya.

Setelah sekian lama perrmpuan itu menelpon, bukankah ini juga mulai terasa aneh?

"aku keluar dulu!" ujar Mark melangkah meninggalkan Rose dengan ekspresi wajah kebingungan dan terus memandang ke layar ponselnya.

Mark mengangkat panggilan itu, dia diam tak ingin memulai percakapan lebij dulu, menunggu seseorang dari seberang telpon berbicara duluan, dari awal Mark sudah mengatakan bahwa mereka sudah tak ada urusan lagi, tapi juga sedikit penasaran kenapa Shana tiba-tiba menelponnya, artinya perempuan ini masih ada urusan dengannya.

"Mark?" ujar Shana memastikan bahwa yang mengangkat panggilan itu adalah Mark.

"iya ini aku" jawab Mark pendek, tak berselerah sama sekali.

Terdengar tawa ringan dari balik telpon "bagaimana kabarmu?" ujarnya kemudian.

"baik, sekarang aku sibuk belajar untuk persiapan ujian" jawabnya masih dengan intonasi datar.

"kau berubah" sahut Shana tak percaya mendengar bahwa Mark sedang sibuk belajar.

"yah begitulah, aku betah disini, tak ada alasan untuk bolos sekolah"

"baguslah"

Mereka terdiam beberapa saat, tak ada tema pembicaraan yang bagus untuk dibicarakan, atau memang tak ada alasan walau hanya sekedar berbasa-basi.

A Story Of Why I Love You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang