Meminta Maaf....

624 115 2
                                    

"kenapa membiarkan Rose tidur di kamarku?" Mark masih protes bahkan setelah dia mendengar penjelasan ibu dan neneknya yang menyuruh Rose tidur di kamar itu.

Rose sejak tadi masih duduk diantara orangtua Mark, dia ketakutan gara-gara otaknya memikirkan hal yang aneh-aneh, entahlah dia bermimpi atau tidak, tapi sedikit samar-samar dia bisa merasakan tangan seseorang meraba-raba pinggangnya sampai keatas pinggang ketika tadi dia tertidur, apa dia bermimpi? Atau....... Jelas dia tak ingin menuduh Mark tanpa bukti, bisa-bisa dia dituduh punya otak mesum.

Tapi kenapa semuanya terasa sangat nyata? Apa tadi ketika tidur, Mark benar-benar menyentuhnya atau...... Ahhhhhh Rose benar-benar akan gila karena tidak bisa mengingat apapun dengan jelas.

Mark kembali melempar tatapan sinis kearah Rose "hyaa lain kali pakai kamar tamu, aku tidak suka jika ada orang lain yang tidur dalam kamarku"

Neneknya mendengus kesal memandang Mark yang terus saja protes tentang kejadian yang menimpanya pagi ini "ayooolah Mark, ini bukan masalah serius, kenapa kau masih mempermasalahkannya? Tohh tak terjadi apapun"

Mark mendecih kesal semakin tak suka dengan suasana ini "tak terjadi apapun? Yang benar saja... Aku bahkan memeluknya ketika tidur, sulit dipercaya" ujarnya masih saja sangat kesal.

Tuan dan nyonya Raymond sampai melotot mendengar Mark mengatakan itu, begitupula dengan kakek dan neneknya, bahkan Rose pun sampai kaget katika Mark jujur mengatakan bahwa dia memeluknya ketika tidur, artinya semalam dia memang tidak sedang bermimpi.

"kau merabah tubuhku?" ujar Rose tak percaya, dia bahkan berdiri dari sofa dan menatap Mark dengan penuh amarah.

Mark yang memang sejak tadi berdiri hanya berkacak pinggang menatap ke arah Rose "kau pikir aku sengaja menyentuhmu? Itu karena aku tak tahu kalau kau tidur di kamarku" nadanya masih saja terdengar tinggi, dia benar-benar marah.

Nyonya Alexandra ikutan berdiri dan memeluk Rose, menyuruhnya untuk berhenti berteriak.

Tuan Raymond bahkan sudah menatap sinis Mark sejak tadi, tak suka jika putranya itu berbicara dengan nada tinggi pada seorang perempuan "meminta maaflah pada Rose!"

"aku? Dia yang tidur dalam kamarku, kenapa aku yang harus meminta maaf?" ujarnya tak terima.

Rose sudah sangat frustasi berada di tengah-tengah keluarga ini, dia ingin segerah pergi dari sini, bahkan dengan masih memakai piyama, Rose berlari menaiki lantai dua, dia kembali masuk ke kamar Mark untuk mengganti bajunya.

"Rose pasti sangat marah" ujar neneknya dengan suara nyaring.

Nyonya Raymond bahkan memukul punggung Mark karena saking kesalnya "ahhssss, kenapa kau seperti ini? Kau harus meminta maaf padanya!"

"biar bagaimana pun tetap kau yang salah" tambah kakeknya juga.

Mark benar-benar tak terima jika dia yang disalahkan atas kejadian ini, tapi dengan ekspresi terpaksa, akhirnya dia menuruti kemauan nenek dan ibunya yang terus saja mendorong Mark agar menyusul Rose ke lantai atas, dia harus meminta maaf, sungguh menyebalkan.

Tiba di lantai dua, Mark bahkan tidak mengetuk pintu itu, dia hanya bersandar diluar pintu sambil menunggui Rose keluar dari kamar, sampai akhirnya suara pintu yang terbuka membuat Mark mengganti posisinya dan berdiri tepat di depan pintu.

Rose muncul dengan wajah jengkel, semakin jengkel ketika mendapati Mark berdiri di depannya.

Mereka hanya saling lempar pandang, kali ini Mark mengaku salah "baiklah aku meminta maaf karena telah menyentuhmu, itu tidak disengaja, aku benar-benar tak sengaja melakukannya"

A Story Of Why I Love You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang