9. Addiction Kisses

14.7K 1.1K 29
                                    

Liliane mengerjap, lalu menggeliat dengan luwes. Benar-benar nyenyak tidurnya. Kasur yang empuk, selimut yang lembut dan kamar yang hangat. Liliane seolah tak ingin bangun.

Liliane meraba sisi lain tempat tidurnya. Kosong. Suaminya mungkin sudah bangun terlebih dahulu. Liliane pun bangkit. Apa yang akan Liliane lakukan pagi ini? Tentu saja bukan berjualan bunga lagi. Sejak kedatangan Liliane di mansion Hamsford, William Huntley telah memintanya untuk berhenti berdagang.

William Huntley...dengan mengingat namanya saja dada Liliane menghangat. Liliane memegangi kedua pipinya yang terasa panas.

Semalam pria itu benar-benar menjaganya, tidak menyakitinya seperti sebelumnya. William hanya memeluk Liliane membuat jantung Liliane melompat-lompat. Awalnya Liliane tak dapat tidur karena cemas dan gugup. Tapi sebuah ciuman yang didaratkan sang suami di puncak kepalanya berhasil membawa Liliane ke alam mimpi.

Selalu...selalu saja ciuman di kening sang earl mampu menenangkannya, sedangkan ciuman sang earl di bibirnya pernah membuat Liliane hilang kendali. Gawat. Ini tidak boleh terjadi, pikir Liliane. Ciuman itu tidak boleh sampai jadi candunya.

Tok...tok...tok...

Sebuah ketukan membuyarkan lamunannya. Pelayan itu masuk setelah Liliane mengizinkannya.

"Saatnya anda mandi dan bersiap-siap, my lady. His lordship menunggu anda untuk sarapan."

Liliane mengangguk dan membiarkan Carlotte membantunya mandi dan berdandan. Sebelumnya Liliane merasa canggung ada orang lain membantunya mandi dan berdandan. Tapi Liliane adalah orang yang cepat beradaptasi sehingga dengan cepat membiasakan diri dengan segala bantuan dari para pelayan. Kristy pastilah akan sangat iri bila Liliane menceritakan semuanya.

Pagi ini Liliane memakai gaun pagi berwarna hijau pucat dengan renda dan pita berwarna krem. Rambutnya dijalin menjadi sebuah kepangan lalu disanggul. Liliane jadi tampak sangat segar.

Di meja makan William telah menunggu Liliane. Pria itu duduk di ujung meja. Albert segera menarik kursi di sebelah kanan tuannya untuk sang countess.

Seperti biasa berbagai makanan lezat melimpah ruah diatas meja.

"Liliane, Aku berpikir bahwa kau harus belajar menjadi seorang lady dan countess yang baik mulai besok. Aku akan mendatangkan seorang governess untuk mengajarimu." Tiba-tiba William berucap diantara keheningan mereka.

Hampir saja Liliane tersedak Scrambel egg-nya. Liliane segera meminum beberapa teguk air putih.

"Bukankah saya hanya akan menjadi istri anda selama kurang lebih setahun my Lord?" Liliane mengingatkan.

"Benar. Tapi menurutku tidak ada salahnya kau belajar. Aku yakin kau akan belajar dengan cepat. Lagi pula dengan belajar kau tidak akan merasa bosan berada di sini."

Benar juga. Sejak tinggal di mansion Hamsford beberapa hari lalu Liliane sering dilanda kebosanan. Satu-satunya kegiatannya hanyalah berjalan-jalan di taman hamsford yang penuh dengan bermacam-macam bunga. Sedangkan sisa waktu yang lain ia gunakan untuk melamun dan mendengus bosan.

"Baiklah my lord. Saya akan belajar."

"Satu lagi. Tolong panggil nama depanku saja. Dan jangan menggunakan bahasa yang terlalu formal. Bukankah kita saat ini adalah suami istri?"

"I-iya." Liliane gugup. "William..." lirihnya.

William tersenyum. "Begitu lebih baik."

William mengelap mulutnya dengar serbet setelah acara makannya selesai, Liliane mengikuti perilaku suaminya.

Be His Countess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang