8. The Wedding Without Love

14K 1.1K 21
                                    

Sejatinya sebuah pernikahan adalah sebuah ikatan yang suci. Suatu ritual agung yang didambakan oleh setiap insan yang saling mencinta. Pernikahan seharusnya berjalan tanpa keterpaksaan, baik bagi salah satu pihak ataupun keduanya. Lalu apa jadinya jika sebuah pernikahan dilakukan karena terdesak keadaan?

§§§

Liliane Green gugup. Sangat gugup. Dalam hitungan jam namanya akan berubah menjadi Liliane Huntley, walaupun hanya untuk waktu setahun.

"Kau beruntung Lily..." puji Kristen Smith yang sedang menunggu Liliane selesai dirias, sedangkan Kristy yang bertugas menjadi braidesmaid sudah terlebih dulu dirias.

Liliane mengernyit. Menoleh sebentar pada Kristy yang sedang duduk di ranjang.

"Apa maksudmu?"

"Kau beruntung Lily, karena akan memiliki semua ini. Kau akan menjadi nyonya disini. Dan kau sekarang adalah seorang lady terhormat, seorang countess!" celoteh Kristy antusias.

"Pernikahan belum berlangsung Kristy. Aku masih belum bergelar. Dan kuingatkan kau, semua ini milik Lord Hamsford, karena aku hanya akan menjadi istrinya sampai anakku berumur 6 bulan."

"Lalu kau akan menyerahkan anak itu padanya?"

"Ya. Hanya jika yang kulahirkan bayi lelaki. Dia akan menjadi pewaris Hamsford." jelas Liliane.

"Lalu apa keuntungan yang akan kau dapat? Kurasa kau bisa minta apa pun dari Lord itu sebagai imbalan telah melahirkan pewaris."

"Kuharap bayiku perempuan agar aku bisa membawanya bersamaku."

"Kau tidak akan dapat apa-apa jika kau melahirkan bayi perempuan, Lily." Kristy mencibir, menaikkan sebelah alisnya.

"Aku tidak menginginkan apapun darinya, Kristy. Aku hanya ingin kehidupanku berjalan normal seperti dulu." Liliane memberi tatapan tegas pada mata safir di sampingnya.

"Jadi kau memilih menjadi pedagang bunga miskin daripada menjadi Ratu di rumah ini. Lihatlah dirimu yang sekarang Lily...kau...kau mengagumkan. Tak pernah aku melihat Lady yang secantik dirimu."

"Terima kasih Kristy. Tapi aku sadar tempatku bukanlah disini. Apapun yang terjadi aku akan tetap pergi setahun lagi."

"Bagaimana kalau kau mencintainya, atau sebaliknya?"

Liliane kembali menatap Kristy tajam. Kadang-kadang sahabatnya ini memang bermulut tajam dan suka berterus terang. Liliane mengisyaratkan kepada kedua pelayan Hamsford untuk pergi karena pekerjaan mereka telah selesai.

"Kristy, tidak ada cinta di antara kami. Itu tidak akan terjadi." tegas Liliane.

"Gadis bodoh! Jika aku jadi kau, aku akan membuatnya jatuh cinta padaku. Aku akan hidup nyaman sampai mati."

Liliane menggelengkan kepala. Dia berjalan ke dekat jendela. "Suatu hari ambisimu itu yang akan membuatmu celaka."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Be His Countess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang